AS Perlihatkan B-21 Raider, Pengebom Siluman yang Diklaim Tak Tertandingi
Dengan B-21 Raider, AS akan bisa menyerang target apa pun, di mana pun, dan kapan pun, di lokasi rumit sekali pun. Menhan AS Lloyd Austin sesumbar, sistem pertahanan tercanggih akan kesulitan mendeteksi B-21.
Oleh
KRIS MADA
·6 menit baca
PALMDALE, SABTU — Untuk pertama kali sejak 1988, Amerika Serikat kembali mengungkap keberadaan pesawat pengebom siluman baru. Dikembangkan Northrop Grumman untuk Angkatan Udara AS, pesawat B-21 Raider disebut lebih canggih dibandingkan jet tempur F-35, mampu membawa senjata-senjata nuklir dan konvensional, serta dirancang bisa terbang tanpa awak.
Salah satu purwarupa B-21 Raider diungkap pertama kali kepada khalayak umum pada Jumat (2/12/2022) malam waktu California atau Sabtu (3/12/2022) pagi WIB. Diiringi lagu kebangsaan AS, purwarupa perdana itu ditunjukkan di salah satu pusat pengembangan Northrop Grumman di Palmdale, California, AS. Northrop Grumman membuat total enam purwarupa.
B-21 Rayder merupakan bagian dari upaya Departemen Pertahanan AS atau Pentagon memodernisasi tiga serangkai pilar nuklir, yang juga mencakup rudal-rudal balistik nuklir yang diluncurkan silo dan hulu ledak yang ditembakkan dari kapan selam. Washington bergeser dari operasi kontra-terorisme dalam beberapa dekade terakhir ke arah upaya menangkal modernisasi militer China yang berkembang pesat.
Laporan tahunan Pentagon pekan ini menyebutkan, China diproyeksikan akan memiliki 1.500 senjata nuklir pada tahun 2023. ”Negeri Tirai Bambu” itu juga mencatat keunggulan dalam persenjataan hipersonik, perang siber, dan kapabilitas luar angkasa. Semua itu, demikian laporan Pentagon tersebut, ”menghadirkan tantangan paling signifikan dan sistemik terhadap keamanan nasional AS serta sistem internasional yang bebas dan terbuka”.
”Kami butuh pengebom baru untuk abad ke-21 yang memungkinkan kami menghadapi ancaman-ancaman yang jauh lebih kompleks, seperti ancaman-ancaman yang kami khawatirkan suatu hari bakal muncul dari China, Rusia,” ujar Deborah Lee James, Sekretaris Angkatan Udara AS saat kontrak Raider diumumkan pada 2015.
Northrop memenangi kontrak tersebut setelah menyisihkan pesaingnya, termasuk Boeing Co dan Lockheed Martin Corp. Perusahaan pembuat mesin, seperti Pratt & Whitney, Collins Aerospace, GKN Aerospace, BAE Systems, dan Spirit Aerosystems, adalah termasuk lebih dari 400 penyuplai bahan dari 40 negara. Lebih dari 8.000 pekerja dari Northrop Grumman, para mitra industri, dan Angkatan Udara AS terlibat dalam pembuatan B-21 Raider.
Dilaporkan laman Defense One dan Defense News, Angkatan Udara (AU) AS disebut berancang-ancang membeli hingga 100 unit B-21 Raider. Pembelian ini akan dilakukan secara bertahap untuk pesawat yang belum diketahui harga satuannya itu. Uji perdana B-21 Raider dijadwalkan pada pertengahan tahun 2023.
AU AS sebelumnya memperkirakan harga per unit B-21 Raider sebesar 550 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,4 triliun dengan nilai mata uang dollar tahun 2010. Jika dikonversi pada saat ini, prakiraan harga B-21 Raider mencapai 753 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,5 triliun per unit.
Tak tertandingi
Dalam anggaran Departemen Pertahanan AS ada permintaan 19,1 miliar dollar AS untuk B-21 untuk periode 2023-2027. Pada anggaran 2023 antara lain ada permintaan hampir 2 miliar dollar AS untuk program B-21 Raider.
AU AS menyiapkan sejumlah pangkalan udara (lanud) sebagai markas pesawat itu. Lanud Ellsworth di Dakota Selatan akan jadi markas pertama. Hangar B-21 sudah mulai dibangun di lanud itu. AU AS juga menyiapkan Lanud Whiteman di Missouri dan Lanud Dyess di Texas sebagai calon pangkalan tambahan untuk B-21.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyebut proyek itu sebagai bukti keunggulan inovasi AS. Proyek itu juga bukti komitmen Dephan AS memajukan kemampuan penggentar AS untuk mencegah serangan. ”Penggentaran adalah inti strategi pertahanan nasional AS,” ujarnya.
Ia menyatakan, tak ada pesawat pengebom jarak jauh lainnya yang mampu menandingi efisiensi B-21. Kemampuannya terbang jarak jauh memungkinkan pesawat pengebom itu bisa ditempatkan di pangkalan udara di AS dan terbang ke mana pun ke seluruh dunia.
”Sistem pertahanan udara paling canggih pun akan kesulitan mendeteksi B-21 di udara,” ujar Austin.
Kepala Staf AU AS Jenderal Charles Brown menyebut, AS akan bisa menyerang target apa pun, di mana pun, dan kapan pun dengan B-21 Raider. Di lokasi rumit sekali pun, AS akan bisa melancarkan serangan jarak jauh dan tepat sasaran dengan pesawat itu. ”Pesawat ini memberikan memberikan keunggulan,” ujarnya.
Northrop Grumman menyebut B-21 Raider sebagai pesawat generasi keenam. Dengan demikian, B-21 Raider berpotensi lebih canggih dari jet tempur F-35 yang kini disebut sebagai pesawat perang tercanggih. B-21 Raider menjadi generasi baru pesawat pengebom AS yang dilengkapi teknologi siluman dan pengolah informasi tempur terbaru.
AS akan bisa menyerang target apa pun, di mana pun, dan kapan pun dengan B-21 Raider.
AU AS dan Northrop Grumman berencana melakukan uji terbang perdana pada 2023. Salah satu dari enam purwarupa B-21 Raider akan diterbangkan dari pabrik Palmdale ke Pangkalan Udara Edwards. Sama-sama berada di California, kedua lokasi itu berjarak 30 kilometer. Walakin, waktu pasti uji terbang perdana belum diketahui.
Digital
Presiden Northrop Grumman Aeronautics Systems Tom Jones mengatakan, uji terbang membuat purwarupa mendekati bentuk akhir pesawat yang akan diproduksi. Uji itu akan mempercepat proses pembuatan.
Kini, pesawat itu sedang melakoni serangkaian uji di lokasi pembuatannya. Sebagian ujian langsung pada purwarupa, sebagian dalam bentuk simulasi komputer.
Jones mengatakan, simulasi berperan penting dalam pengembangan pesawat itu. Teknologi itu bisa memangkas risiko dan waktu untuk berbagai tahapan proses produksi. Lewat simulasi yang menggunakan teknologi rekayasa digital, tim pengembang bisa menemukan potensi masalah dan segera mencari solusinya.
”Hasilnya amat mendekati uji dunia nyata. Uji kalibrasi beban pada Mei lalu sangat mendekati hasil simulasi digital sebelumnya,” kata Jones.
AU AS dan Northrop Grumman juga menguji hubungan pesawat dengan pusat komputasi di darat. Alih-alih memasang komputer berkapasitas lebih besar di pesawat, dan karenanya pasti lebih mahal, B-21 Raider dilengkapi dengan perangkat komunikasi dengan pusat komputasi di darat. Dengan demikian, berbagai simulasi lebih kompleks dalam beragam situasi tempur bisa dilakukan lewat pusat kendali operasi di darat.
Hal itu akan membuat keputusan serangan lebih sesuai dengan kondisi lapangan. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan B-21 dikembangkan menjadi pesawat nirawak.
Pengembangan dan perawatan B-21 Raider juga akan berbeda dibandingkan banyak pesawat tempur lain. Pesawat lain, misalnya F-16, menampilkan versi berbeda antara blok terbaru dan blok lebih lama. Sebab, F-16 dan banyak pesawat lain dikembangkan dengan sistem tertutup.
Sebaliknya, B-21 Raider dikembangkan dengan sistem terbuka. Dengan demikian, peningkatan di masa depan tetap bisa dilakukan pada pesawat lama. Terobosan itu disebut akan menghemat biaya perawatan dan pengembangan sekaligus melebarkan kemungkinan pengembangan.
Pilihan sistem tersebut membuat B-21 tetap bisa dimutakhirkan dan relevan dengan potensi ancaman masa depan.
Rahasia
Sampai saat purwarupa perdana diungkap kepada khalayak, hanya keluarga besar Northrop Grumman Aeronautics Systems yang mengetahui perincian pesawat itu. Pejabat dan pegawai Northrop Grumman di luar Northrop Grumman Aeronautics Systems sekali pun tidak tahu perinciannya. Demikian pula mayoritas pejabat Dephan dan militer AS. ”Bahkan, saya tidak bisa menceritakan ini kepada keluarga selama 30 tahun,” kata Jones.
Ia ingat makan malam pertama keluarganya selepas mengetahui kontrak pembuatan B-21 tiga dekade lalu. Kala itu, ia terpaksa tidak banyak berbicara gara-gara khawatir tidak sengaja mengungkap proyek rahasia tersebut.
Informasi seputar B-21 dijaga ketat untuk memastikan lawan-lawan AS tidak bisa mengantisipasi pesawat tersebut. Dengan berbagai teknologinya, Jones yakin pesawat itu akan sulit ditangkal lawan dalam beberapa tahun mendatang.
Para pejabat Northrop Grumman selalu menolak mengungkap pesawat itu. Sementara para pejabat Dephan dan militer AS hanya bisa mengetahui perkiraan bentuk pesawat itu dari gambar yang dikirimkan Northrop Grumman. (AP/AFP/REUTERS/SAM)