Sebanyak 80 persen komoditas dunia disalurkan melalui moda perkapalan. Akan tetapi, kapal-kapal itu sudah banyak yang lanjut usia dan menyebabkan polusi.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
GENEVA, SELASA — Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pentingnya industri perkapalan global untuk meremajakan kapal mereka. Usia rata-rata kapal-kapal pengangkut adalah 22 tahun, yang termasuk uzur di sektor tersebut. Akibatnya, kapal menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar global.
Hal itu dikemukakan menjelang peluncuran laporan Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) di Geneva, Swiss, Selasa (29/11/2022). Industri perkapalan adalah bisnis yang sangat penting karena 80 persen komoditas di dunia disebarluaskan melalui jalur laut dan sungai.
”Emisi dari angkutan perkapalan laut meningkat sebanyak 4,7 persen untuk periode 2020 hingga 2021. Angka ini besar sekali,” kata Direktur UNCTAD Rebeca Grynspan.
Ia menjelaskan, usia rata-rata kapal saat ini 22 tahun. Artinya, kapal-kapal itu dibuat sebelum ada teknologi rendah emisi untuk angkutan besar. Hal ini menjadikan mesin kapal sebagai pembuat gas buang yang lebih besar dibandingkan angkutan udara ataupun darat untuk ukuran per unit.
Grynspan mengakui, imbauan untuk peremajaan kapal ini datang di saat-saat yang sulit. Perang Rusia-Ukraina yang belum diketahui akhirnya telah menjerumuskan dunia ke dalam krisis energi. Harga bahan bakar fosil meningkat sehingga perusahaan-perusahaan perkapalan sedang berjibaku agar bisnis mereka tidak bangkrut.
”Beban ini tentu tidak boleh ditanggung oleh pengusaha kapal sendirian. Pemerintah hingga masyarakat turut serta bertanggung jawab. Pemerintah dengan membuat kebijakan investasi di sektor perkapalan berkelanjutan. Pelabuhan-pelabuhan dan dermaga juga harus dibenahi agar menyokong ketersediaan energi terbarukan,” tuturnya.
Data UNCTAD menyebutkan, industri perkapalan dunia mengalami penurunan 3,8 persen sepanjang masa pandemi Covid-19. Pada tahun 2022, terjadi kenaikan 3,2 persen. Memang belum bisa menutupi kehilangan selama pandemi, tetapi ini dianggap sebagai awal yang baik untuk kebangkitan kembali perkapalan. Apalagi, rantai pasok global mulai berjalan kembali meski tertatih-tatih.
Eropa, negara dengan industri perkapalan maju, juga berusaha keluar dari tekanan. Uni Eropa bersama Amerika Serikat, Jepang, dan Australia hendak memberlakukan sanksi ekonomi terbaru kepada Rusia karena tidak kunjung selesai menginvasi Ukraina. Mereka ingin menerapkan pembatasan harga minyak dari Rusia.
Sejauh ini, UE menawarkan harga 65 dollar AS per barel. Polandia menolak karena dianggap kurang menghajar perekonomian Rusia. Sebaliknya, Yunani menginginkan pembatasan jangan melebihi 70 dollar AS karena negara itu sangat bergantung pada industri perkapalan yang memakai minyak Rusia.
Publikasi khusus industri perkapalan, Hellenistic Shipping News, dalam artikel pada 4 Februari 2022 menjelaskan, perusahaan perkapalan umumnya memakai kapal selama 25-30 tahun sebelum dipensiunkan. Di atas usia itu, kapal tidak hanya berkarat, tetapi juga berbahaya untuk dipakai mengarungi samudra.
Menurut publikasi tersebut, umumnya kapal-kapal pensiun itu kemudian dibongkar dan dijual sebagai besi tua. Proses ini pun bermasalah karena banyak dilakukan di dermaga-dermaga yang tidak menerapkan aturan keselamatan berstandar internasional.
Oleh sebab itu, salah satu usulan dari himpunan pengusaha perkapalan ialah tidak memensiunkan kapal tua, tetapi merestrukturisasinya. Harus ada pengembangan metode mengganti mesin seluruhnya atau sebagian dengan mesin terbaru. Ini mencakup mesin beremisi rendah. Badan kapal juga bisa diperbaiki apabila ada kerusakan. Ongkosnya diperkirakan lebih murah daripada membeli kapal baru. Akan tetapi, gagasan ini masih diperdebatkan di kalangan pengusaha.
Beberapa permasalahan yang dikemukakan dalam publikasi itu adalah mesin listrik belum memiliki tenaga yang cukup untuk pelayaran jarak jauh. Harga mesin listrik juga lebih mahal dibandingkan mesin berbahan bakar fosil. Norwegia, misalnya, sudah memakai kapal-kapal bertenaga listrik untuk pelayaran jarak dekat. Kebetulan, negara itu memperoleh listrik juga dari sumber terbarukan, yaitu tenaga angin dan ombak laut.
”Kita patut mempertimbangkannya. Kapal-kapal terbaru atau mesin kapal terbaru ini harganya sangat mahal, tetapi berkemampuan mengurangi emisi hingga 95 persen. Ke depan, biaya operasional diperkirakan bisa menurun hingga 80 persen,” kata Roland Petersons, Direktur Norman Logistics, perusahaan perkapalan dari Latvia. (AFP)