Twitter Segera Terapkan Klasifikasi Akun Terverifikasi dengan Tiga Warna
Twitter akan mengelompokkan akun-akun terverifikasi melalui warna, yaitu emas, abu-abu, dan biru, yang akan diluncurkan pekan depan. Meski kebijakannya banyak dikritik, Musk dan Twitter jalan terus.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
NEW YORK, SABTU — Pengelompokan akun-akun terverifikasi Twitter akan meluncur ke publik pekan depan. Akun terverifikasi, yang sebelumnya hanya diwakili dengan satu warna, akan terkelompok menjadi beberapa warna.
”Semua akun terverifikasi akan diotentifikasi secara manual sebelum cek diaktifkan,” kata Musk, Jumat (25/11/2022). Dia menambahkan, otentifikasi itu mungkin bagi sebagian orang akan menyakitkan, tetapi langkah tersebut diperlukan. Menurut rencana, kebijakan terbaru itu akan diluncurkan ke publik pekan depan.
Versi anyar akun-akun terverifikasi akan lebih berwarna dibandingkan sebelummya yang hanya menggunakan biru sebagai warna utama. Nantinya, akun-akun akan terbagi dalam beberapa kelompok. Akun entitas bisnis terverifikasi akan menggunakan warna emas. Akun pemerintah terverifikasi menggunakan warna abu-abu. Sementara akun individu yang mau membayar layanan premium (Twitter Blue) akan mendapatkan tanda terverifikasi centang biru.
Saat mengambil alih Twitter dengan ongkos sekitar 44 miliar dollar Amerika Serikat, Musk dan manajemen baru platform media sosial itu sudah merencanakan untuk merombak sejumlah aturan. Tanda centang biru yang semula diberikan secara cuma-cuma pada entitas bisnis, politisi, hingga para aktivis dan selebritas akan diubah menjadi bagian dari layanan berbayar.
Musk menyebut kebijakan manajemen lama sebagai sistem tuan (pemilik lahan atau tanah) dan petani (penggarap lahan). Baginya, ini sebuah kebijakan yang sangat feodal dan dia ingin membongkar kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat mutakhir.
Akan tetapi, kebijakan baru yang mewajibkan pengguna membayar 8 dollar AS atau sekitar Rp 125.000 (kurs 1 dollar AS = Rp 15.673) pun tidak sepenuhnya memastikan bahwa pemilik akun adalah orang atau entitas yang sebenarnya. Beberapa akun palsu entitas bisnis dan politisi masih saja ada.
Akun palsu mengatasnamakan Eli Lilly & Co, Nintendo, Lockheed Martin, hingga Musk serta beberapa politisi AS bermunculan dengan hanya membayar sejumlah uang yang ditetapkan manajemen. Hal ini dibuktikan sendiri oleh seorang jurnalis media AS, The Washington Post. Akibatnya, Twitter menangguhkan kebijakan tersebut.
Twitter memiliki hampir 238 juta pengguna di seluruh dunia. Dikutip dari laman media Inggris, The Guardian, angka pengguna mengalami kenaikan lebih dari 12 juta akun setelah Musk mengakuisisi Twitter. Lebih dari 400.000 akun Twitter saat ini memiliki tanda centang biru, yang menandainya sebagai sumber otentik.
Pengampunan
Tidak hanya mengeluarkan keputusan soal layanan berbayar bagi akun-akun terverifikasi, sehari sebelumnya, manajemen anyar Twitter di bawah Musk mulai membebaskan akun-akun lama yang bermasalah. Pengampunan ini diberikan setelah Musk melakukan jajak pendapat daring di akunnya.
Hasil jajak pendapat daring yang dia lakukan memperlihatkan dukungan yang luas agar akun-akun yang terlibat dalam spam atau disinformasi dan misinformasi diberi pengampunan. Sebanyak 72 persen mendukung kebijakan amnesti itu.
Akan tetapi, jajak pendapat daring di akun Musk itu sendiri dinilai tidak ilmiah dan bisa disusupi oleh akun-akun bot. Akan tetapi, Musk telah mengetuk palu, membebaskan akun-akun bermasalah, termasuk akun mantan Presiden AS Donald Trump. Musk membela diri dengan menyebut keputusannya adalah keputusan rakyat.
”Orang-orang telah berbicara. Amnesti dimulai minggu depan. Vox Populi, Vox Dei,” cuit Musk, Kamis (24/11/2022). Frasa Latin, Vox Populi Vox Dei, memiliki arti ”suara rakyat, suara Tuhan”.
Zach Meyers, peneliti senior Center for European Reform, mengatakan pemberian amnesti yang didasari pada jajak pendapat yang tidak ilmiah dan tercemar metodologinya adalah tindakan yang sewenang-wenang. Tindakan itu dinilai bertentangan dengan Undang-Undang Layanan Digital, undang-undang Uni Eropa baru yang akan mulai berlaku ke platform daring terbesar pada pertengahan 2023.
Aturan itu sendiri bertujuan melindungi pengguna internet dari konten ilegal dan mengurangi penyebaran konten berbahaya namun legal. Menurut Meyers, dalam tindakan moderasi konten inilah platform media sosial besar berperan sangat penting, terutama untuk konsisten menegakkan aturan.
”Apabila Musk tidak dengan segera mengubah pendekatannya, dari pendekatan ’bergerak cepat dan hancurkan sesuatu’ ke gaya manajemen yang lebih bijaksana, dia bisa berbenturan dengan regulator Brussels dan London,” kata Meyers.
Sejumlah pejabat Uni Eropa (UE) turun ke media sosial untuk mengangkat kekhawatiran mereka. Laporan sebuah komite eksekutif UE yang terbit Kamis menemukan bahwa Twitter membutuhkan waktu lebih lama untuk meninjau konten kebencian dan menghapusnya. Tindakan yang diambil di tahun ini lebih sedikit dibandingkan pada 2021.
Laporan tersebut didasarkan pada data yang dikumpulkan selama musim semi, sebelum Twitter diakuisisi Musk. Ini sebagai bagian dari evaluasi tahunan kepatuhan platform online tentang disinformasi. Laporan menyebut jumlah penilaian Twitter merosot tajam hingga 82 persen.
Jumlahnya diyakini makin menurun. Sejak mengambil alih, Musk telah memecat lebih dari separuh dari 7.500 karyawan Twitter, yang sebagian bertanggung jawab atas moderasi konten. Banyak karyawan lain telah mengundurkan diri, termasuk kepala kepercayaan dan keamanan perusahaan.
Vera Jourova, Wakil Presiden Komisi Eropa yang menangani persoalan nilai dan transparansi, melalui akun Twitter-nya menyatakan keprihatinannya atas kabar pemecatan staf perusahaan itu di wilayah Eropa. Hal ini merujuk pada berita bahwa ”sejumlah besar” staf Twitter Eropa dipecat.
”Jika Anda ingin mendeteksi dan mengambil tindakan terhadap #disinformasi & propaganda secara efektif, ini membutuhkan sumber daya,” kata Jourova. (AP)