Moskwa-Kyiv Bahas Pertukaran Tawanan dan Ekspor Pupuk
Rusia dan Ukraina berunding di Abu Dhabi. Ukraina meminta pertukaran tahanan perang. Rusia minta ekspor amonia dibuka kembali.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
AZ
Foto yang dirilis Biro Pers Kementerian Pertahanan Rusia per Jumat (4/11/2022) ini menunjukkan sekelompok tentara Rusia berdiri setelah pertukaran tawanan perang di Donetsk. Menurut Kementerian Pertahanan, terdapat 107 tentara Rusia yang sebelumnya menjadi tawanan perang Ukraina yang dikembalikan ke Rusia. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)
ABU DHABI, KAMIS - Rusia dan Ukraina, melalui mediasi Uni Emirat Arab, berunding soal pertukaran tawanan perang. Kedua pihak juga membicarakan tuntutan Rusia agar ekspor amonia ke Asia dan Afrika lewat jaringan pipa di Ukraina bisa kembali dilakukan.
Perundingan berlangsung di Abu Dhabi, 17 November 2022. Reuters yang mendapatkan kabar itu dari sumber eksklusif yang tak disebutkan identitasnya menurunkan beritanya pada Kamis (24/11/2022).
“Kita harus melakukan segala upaya untuk memungkinkan terjadinya gencatan senjata dan perundingan damai. Pertukaran tahanan ini salah satu tahapnnya,” kata Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Uni Emirat Arab UEA) Lana Nusseibeh, dikutip oleh kantor berita WAM, Kamis.
Kita harus melakukan segala upaya untuk memungkinkan terjadinya gencatan senjata dan perundingan damai. Pertukaran tahanan ini salah satu tahapnnya.
Sampai dengan Kamis malam pukul 22.00 WIB, belum ada informasi tentang hasil perundingan. Hanya ada informasi terpisah dari Denis Pushilin, administrator Donetsk dukungan Moskwa, yang menyatakan bahwa akan ada pertukaran tahanan perang antara Rusia dan Ukraina, masing-masing 50 orang.
Namun tidak disebutkan dalam pesan Telegram tersebut, apakah kebijakan ini merupakan hasil perundingan di Abu Dhabi atau perundingan lainnya.
Proses pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina sudah pernah terjadi sebelumnya. Saat itu, pertukaran terjadi berkat keterlibatan Arab Saudi. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan, berdasarkan data per 29 Oktober 2022, Rusia telah mengembalikan 1.031 tahanan perang yang merupakan warga negara Ukraina.
AZ
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan menggelar pertemuan bilateral di St. Petersburg, Russia, Selasa (11/110/2022). (Pavel Bednyakov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Dalam perundingan di Abu Dhabi, hadir perwakilan Rusia dan Ukraina. Namun tak ada perwakilan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). PBB adalah pihak yang mendorong Rusia dan Ukraina bersepakat soal ekspor agrikultur dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam pada Juli 2022.
Kesepakatan itu berakhir pada awal November 2022. Rusia telah setuju memperpanjang kesepakatan tersebut selama 120 hari, terhitung sejak 18 November 2022. Kesepakatan itu lebih mengakomodasi kepentingan Ukraina.
Zelenskyy pada September menyatakan, pihaknya hanya mau menyepakati permintaan Rusia tersebut jika Moskwa menyerahkan tahanan perang dari Ukraina.
Sementara permintaan Rusia agar hambatan ekspor amonia melalui jaringan pipa di Ukraina ke Laut Hitam belum disepakati waktu itu. Amonia adalah bahan baku pupuk yang banyak dibutuhkan berbagai negara di Asia dan Afrika.
Zelenskyy pada September menyatakan, pihaknya hanya mau menyepakati permintaan Rusia tersebut jika Moskwa menyerahkan tahanan perang dari Ukraina. Gagasan ini awalnya ditolak Kremlin. Jika dilihat dari tarik menarik kepentingan tersebut, perundingan di Abu Dhabi bisa diartikan sebagai wadah untuk menegosiasikan hal-hal yang masih belum disepakati itu.
EL
Sebuah truk pengangkut menurunkan gandum di lumbung pangan di Zghurivka, Ukraina, 9 Agustus 2022. Perwakilan Rusia dan Perserikatan Bangsa-bangsa menggelar pembicaraan di Swiss, Jumat (11/11.2022), guna memperpanjang kesepakatan gandum yang memberi jaminan keberlangsungan ekspor gandum Ukraina serta ekspor pangan dan pupuk Rusia. (AP Photo/Efrem Lukatsky, File)
Ekspor amonia dari Rusia selama ini dilakukan melalui jaringan pipa di Ukraina hingga ke Laut Hitam. Jaringan pipa itu didesain untuk memompa 2,5 juta ton gas amonia per tahun dari wilayah Volga di Rusia ke pelabuhan Laut Hitam di wilayah Ukraina, Pivdennyi, dekat Odesa.
Selanjutnya, gas diangkut dengan kapal ke pasar internasional. Ekspor mandek sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022.
Sekretaris Jenderal United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Rebeca Grynspan, pekan lalu, menyatakan, pihaknya optimistis Rusia dan Ukraina akan mencapai kesepakatan soal ekspor amonia. Namun Grynspan yang memimpin perundingan pupuk tidak memberikan penjelasan detailnya.
Eropa belum mencapai kesepakatan mengenai batas harga minyak Rusia.
Sementara Rusia dan Ukraina mendiskusikan pertukaran tahanan, di Eropa belum tercapai kesepakatan mengenai batas harga minyak Rusia. Pembatasan harga minyak Rusia merupakan skema yang diinisiasi Amerika Serikat (AS) dalam melancarkan perang ekonomi melawan Rusia.
Skema ini diperluas ke Uni Eropa (UE), G7, dan Australia. UE sedianya akan menerapkan skema itu sebagai bagian dari sanksi kepada Rusia per 5 Desember. Oleh sebab itu, UE harus mencapai kesepakatan dalam beberapa hari ke depan.
Ide skema ini ada dua. Pertama, mengurangi pendapatan Rusia dari minyak sehingga Moskwa tidak bisa membiayai invasi ke Ukraina yang sudah berlangsung sejak 24 Februari 2022. Menurut Kementerian Keuangan Rusia, 42 persen pendapatan domestik bruto negara tersebut pada 2022 berasal dari minyak. Pada 2021, kontribusinya 36 persen.
Kedua, produksi minyak Rusia diharapkan tetap bisa berjalan normal. Sebab, harga akan ditetapkan di bawah harga pasar tetapi memberikan margin tipis. Bagi Barat, skema ini bisa menjadi justifikasi untuk terus membeli minyak Rusia tanpa perlu merasa bersalah.
Harga minyak dunia jenis Brent sekarang adalah 85 dollar AS per barel. Untuk sementara, pembahasan UE, G7, dan Australia mematok minyak Rusia seharga 65 dollar AS per barel.
Rusia tidak akan menjual minyak ke negara-negara yang menerapkan pembatasan harga. Moskwa hanya akan menjual ke negara-negara Asia dan Afrika.
Akan tetapi sejauh ini, Eropa terbelah. Polandia menolak harga tersebut karena menurut mereka kurang keras dan tidak memberi efek jera kepada Rusia. Sebaliknya, Yunani menekankan agar harga jangan sampai melewati 70 dollar AS per barrel. Industri perkapalan Yunani sangat tergantung pada minyak Rusia.
Sejumlah pakar ekonomi global justru mengkhawatirkan skema itu akan mengakibatkan kelangkaan minyak. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak sudah menyatakan, Rusia tidak akan menjual minyak ke negara-negara yang menerapkan pembatasan harga. Moskwa hanya akan menjual ke negara-negara Asia dan Afrika.
Alexei Gromov dari lembaga penelitian Institut Energi dan Keuangan Moskwa, berpendapat, skenario terburuk adalah Rusia memangkas produksi minyak hingga tersisa 1 juta barel per hari. Jumlah ini cukup untuk negara-negara yang membeli minyak Rusia tanpa mengikuti sanksi Barat. Apabila itu terjadi, akan ada kelangkaan minyak dan ujung-ujungnya harga minyak dunia justru akan meroket. (AP/REUTERS/DNE)