Aktivitas Bisnis di AS dan Zona Euro Menurun, Sinyal Ancaman Resesi
Resesi kemungkinan akan terjadi, tetapi data terakhir memberikan indikasi bahwa resesi kemungkinan tidak separah yang dikhawatirkan sebelumnya.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·4 menit baca
WASHINGTON, KAMIS – Aktivitas bisnis di Amerika Serikat menurun berturut-turut dalam lima bulan terakhir. Penurunan serupa juga terjadi pada perekonomian zona euro. Hal itu merupakan sinyal bahwa resesi kemungkinan terjadi. Akan tetapi, sejauh ini belum bisa dipastikan apakah resesi akan parah atau ringan.
Penurunan aktivitas bisnis di AS berlangsung hingga November 2022. Ini penurunan berturut-turut selama lima bulan terakhir. Indeks pesanan-pesanan barang pada November anjlok ke level terendah pada November 2022 atau terburuk dalam 2,5 tahun terakhir.
Lembaga pemeringkat S&P Global, Rabu (23/11/2022), menyebutkan bahwa gabungan indeks output PMI di AS (U.S. Composite PMI Output Index), pelacak aktivitas di sektor manufaktur dan jasa di AS, turun ke level 46,3 pada November dari 48,2 pada Oktober.
PMI adalah singkatan dari purchasing manager’s index. Indeks PMI yang berada di bawah angka 50 menandakan kontraksi pada aktivitas bisnis swasta.
Aktivitas bisnis merosot setelah rentetan kebijakan pengetatan moneter oleh Bank Sentral AS dengan tujuan menekan inflasi. Tingkat inflasi Oktober mencapai 7,7 persen, telah turun dari level tertinggi 9,1 persen pada Juni 2022.
Indeks pesanan berang-barang pada November anjlok ke level 46,4 dari 49,2 pada Oktober 2022. Penurunan indeks pesanan barang pada November tersebut merupakan yang terendah sejak Mei 2020. Jika tidak memperhitungkan efek pandemi, penurunan indeks pesanan barang pada November itu merupakan yang terburuk sejak 2009.
“Perusahaan-perusahaan melaporkan penurunan pesanan. Hal itu terjadi karena kenaikan biaya hidup warga, ketatnya kondisi keuangan--khususnya akibat naiknya suku bunga pinjaman–-dan lemahnya permintaan di sektor perumahan, demikian juga ekspor,” kata Chris Williamson, ekonom yang mendalami sektor bisnis di S&P Global Market Intelligence.
Tekanan harga menurun
Meski ada penurunan aktivitas bisnis, data-data tersebut sekaligus memperlihatkan harapan tentang penurunan inflasi. Survei memperlihatkan, indeks biaya-biaya input turun ke level 65,7 pada November ini dari 67 pada Oktober 2022. Indeks pada November itu merupakan yang terendah sejak Desember 2020. Penurunan indeks biaya input tersebut sekaligus menandakan berkurangnya hambatan pada pasokan global.
Para pebisnis masih menaikkan harga produk, tetapi dengan tingkat kenaikan terendah dalam dua tahun terakhir. Hal ini dilakukan karena permintaan menurun, bahkan beberapa perusahaan menawarkan diskon untuk menarik pelanggan. Penurunan besaran harga atau tekanan harga sesuai dengan perkembangan inflasi pada Oktober yang menurun dari bulan-bulan sebelumnya.
Indeks dari sektor manufaktur juga menurun pada November menjadi 47,6 atau terendah sejak Mei 2020. Indeks serupa pada Oktober masih mencapai 50,4. Pesanan baru dari sektor manufaktur melemah, tetapi tekanan kenaikan harga di sektor tersebut juga terus mereda.
Peredaan tekanan harga terjadi karena pabrik-pabrik kini mulai merasakan kelancaran pasokan barang, dengan tingkat kinerja terbaik para pemasok sejak Oktober 2019. Waktu tunggu pesanan input kini menjadi lebih singkat. Akan tetapi, hal itu juga bisa disebabkan karena berkurangnya permintaan input.
Harga input rata-rata masih naik, tetapi dengan tingkat kenaikan paling rendah dalam dua tahun terakhir. Hanya saja pabrik-pabrik masih menghadapi tantangan dalam perekrutan tenaga kerja terampil. Ini menunjukkan penurunan pada tekanan inflasi masih akan bertahap karena pergerakan upah tetap kaku.
Indeks PMI sektor jasa di AS juga turun menjadi 46,1 pada November dari 47,8 pada bulan Oktober. Bisnis jasa juga melaporkan lemahnya permintaan sekaligus menurunkan biaya input di sektor tersebut.
Pola serupa
Aktivitas bisnis di zona euro, pengguna mata uang tunggal euro, juga turun. Indeks PMI di zona euro naik menjadi 47,8 pada November dari 47,3 pada Oktober. Akan tetapi, indeks PMI zona euro tersebut tetap berada di bawah angka 50, yang berarti kontraksi tetap terjadi dan sudah berlangsung berturut-turut selama lima bulan terakhir.
“Indeks terbaru PMI zona euro itu merupakan yang terendah sejak 2012, jika tidak memperhitungkan era lockdown pada masa pandemi Covid-19,” demikian S&P Global.
Sektor manufaktur mengalami penurunan aktivitas terbesar. Output pabrik turun berturut-turut selama enam bulan terakhir, meski tingkat penurunan lebih rendah. Sektor jasa juga menunjukkan penurunan aktivitas secara berturut-turut dalam empat bulan terakhir.
Indeks PMI November di zona euro juga memberi sejumlah harapan, kata Williamson. Tingkat penurunan mereda pada November dibandingkan dengan Oktober. Hal itu disebabkan gangguan pada pasokan barang mereda dan kekhawatiran tentang pasokan energi tidak terwujud. Tekanan harga-harga juga mereda, pertanda tekanan inflasi mereda.
Indeks di sektor manufaktur dan jasa zona euro masih dalam tekanan. “Resesi kemungkinan akan terjadi, tetapi data terakhir memberikan indikasi bahwa resesi kemungkinan tidak separah yang dikhawatirkan sebelumnya,” kata Williamson. (REUTERS)