Teknologi Reaktor Modular Nuklir Skala Kecil untuk Stabilitas Ekonomi Daerah Terpencil
SMRs dapat ditempatkan di lokasi yang tidak cocok untuk pembangkit listrik tenaga nuklir yang lebih besar. Dengan sifatnya yang modular, konstruksi reaktor ini dapat dikembangkan dengan sistem rakitan.
Oleh
Budiawan Sidik, dari Sochi, Rusia
·3 menit baca
KOMPAS/BUDIAWAN SIDIK
Direktur Umum Rosatom Alexey Laikhachev membuka forum Atomexpo XII di Park of Science and Art Federal Territory Sirius di kota Sochi, wilayah Krasnodar, Rusia, 21 November 2022.
Reaktor modular nuklir skala kecil atau small modullar reactor menjadi alternatif solusi untuk suplai energi listrik di daerah-daerah terisolasi. Reaktor daya yang kurang dari 300 megawatt ini dapat digunakan sebagai sarana pembangkit energi untuk menjaga stabilitas kemajuan ekonomi daerah, terutama daerah-daerah terpencil.
Dalam forum Atomexpo XII 2022 yang digelar di Park of Science and Art Federal Territory Sirius di kota Sochi, wilayah Krasnodar, Rusia, teknologi small modullar reactor (SMRs) menjadi salah satu topik paparan yang mendapat perhatian penting. Forum yang bertema ”Nuclear Spring: creating a sustainable future” tersebut menghadirkan sejumlah pakar dalam sesi diskusi bertema ”Big Opportunities fo SMRs” pada Selasa (22/11/2022).
Di antaranya Kiril Kamarov, Deputi I Direktur Jenderal Pengembangan Perusahaan dan Bisnis Internasional Rosatom; Mikhail Chudakov, Wakil Direktur Umum dan Ketua Departemen Energi Nuklir Badan Energi Atom Internasional (IAEA); Roman Kopin, Gubernur Daerah Otonomi Chukotka; dan Georgy Fotin, pengusaha di sektor mineral pertambangan.
Dalam paparannya, Kamarov menyampaikan, teknologi SMRs sangat relevan sebagai alternatif solusi mengatasi krisis energi, terutama di daerah terpencil dan daerah pertambangan yang jauh dari masyarakat. Dengan stabilitas pasokan energi, perencanaan perekonomian menjadi lebih baik. Hal senada disampaikan Chudakov, SMRs ini sangat layak dikembangkan di daerah-daerah terisolasi dan daerah kepulauan. Apalagi dengan adanya teknologi floating SMRs Nuclear Power Plant (NPP),mobilitas pembangkit energi ini menjadi sangat tinggi karena dapat terapung dan dibawa ke berbagai tempat.
Manfaat teknologi SMRs telah dirasakan oleh sejumlah wilayah di Rusia. Kopin menyampaikan,SMRs menolong mengatasi banyak masalah. Ada sejumlah wilayah di area kerjanya yang hanya dapat mengirim energi (fosil atau BBM) sekali dalam setahun. Itu pun hanya saat musim panas. Dia mengakui, teknologi SMRs itu sebagai sarana yang tepat untuk mendorong kepastian industrialisasi dan kemajuan perekonomian di daerahnya.
Meskipun demikian, pengembangan keandalan SMRs tetap memerlukan kerjasama dengan sejumlah pihak di lapangan. Fotin menyatakan,kendala utama dalam pengembangan teknologi SMRs adalah biaya yang mahal saat konstruksi sehingga memerlukan kolaborasi banyak pihak agar beban biayanya dapat lebih ringan.
Teknologi SMRs
KOMPAS/ BUDIAWAN SIDIK
Direktur Umum Rosatom Alexey Laikhachev membuka forum Atomexpo XII di Park of Science and Art Federal Territory Sirius di Kota Sochi, wilayah Krasnodar, Rusia, pada 21 November 2022.
Berdasarkan informasi dari laman IAEA, SMRs adalah reaktor nuklir canggih yang memiliki kapasitas daya hingga 300 MW per unit. SMRs dapat di tempatkan dilokasi yang tidak cocok untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang lebih besar. Dengan sifatnya yang modular,konstruksi reaktor ini dapat dikembangkan dengan sistem rakitan, yaknidiproduksi dipabrik, diangkut ke lokasi, dan dirakit untuk pemasangannya.
Dengan desain berupa blok-blok modular,SMRs relatif menghemat biaya konstruksi dan juga waktu pemasangan jauh lebih singkat daripada PLTN berkapasitas besar. Selain itu, SMRs dapat digunakan secara bertahap untuk menyesuaikan dengan peningkatan permintaan energi di daerah bersangkutan.
Keunggulan lain yang dimiliki SMRs adalah waktu yang diperlukan untuk pengisian bahan bakar nuklir lebih jarang. Umumnya, penggantian bahan bakar nuklirnya setiap 3-7 tahun,jauh lebih jarang dibandingkan dengan pembangkit daya nuklir konvensional yang berkisar 1-2 tahun. Bahkan, kini ada teknologi SMRs yang dirancang dapat beroperasi hingga 30 tahun tanpa pengisian bahan bakar.
Teknologi SMRs terapung pertama di dunia dikembangkan oleh institusi di Rusia dan mulai beroperasi komersial pada Mei 2020 dengan kapasitas produksi hingga 35 MW. Negara lain yang kini tengah mengembangkan SMRs, di antaranya, adalah Argentina, Kanada, China, Rusia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Secara keseluruhan, saat ini ada lebih dari 70 desain SMRs komersial yang sedang dikembangkan di seluruh dunia dengan berbagai output dan aplikasi yang berbeda-beda. Di antaranya untuk produksi listrik, sistem energi hibrida, pemanas, desalinisasi air, dan uap untuk aplikasi industri.