Dibuat Arab Saudi, Dirayakan Emir Qatar, Dua Gol Itu Menyatukan Dunia Arab
Tak perlu seruan politik dari para pemimpinnya, bangsa Arab bisa bersatu melalui sepak bola. Kemenangan Arab Saudi atas Argentina pada laga Piala Dunia 2022 menyatukan jazirah Arab yang selama ini kerap tercerai berai.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·5 menit baca
Seluruh dunia Arab menyatu dalam napas kegembiraan dan ekstase kemenangan, Selasa (22/11/2022). Pemicunya, bukan konferensi tingkat tinggi atau pertemuan para pemimpin Arab, melainkan dua gol pemain Arab Saudi, Saleh Al-Shehri dan Salem Al-Dawsari, yang menumbangkan Argentina 2-1 pada Piala Dunia 2022 di Lusail, Qatar.
Hari itu, 22 November 2022, akan dikenang selamanya sebagai hari bersejarah. Bukan saja di Arab Saudi, melainkan juga di seluruh jazirah Arab. Sangat jarang kawasan yang terus-menerus dilanda konflik dan—hingga hari ini—pertempuran di sana-sini dapat bersatu dalam pesta kemenangan.
Dari Suriah dan Jordania hingga Gaza dan Qatar, tuan rumah Piala Dunia pertama kali di Timur Tengah, penggemar sepak bola merasakan kegembiraan atas kemenangan Arab Saudi. Di kota Amman, Jordania, puluhan warga Arab Saudi dan Jordania merayakan kemenangan itu di jalan-jalan. Mereka mengibarkan bendera Arab Saudi dan memasangnya di mobil yang mereka kendarai sambil ramai-ramai membunyikan klakson.
Di Idlib, Suriah, yang masih diliputi perang, warga berkumpul di kafe-kafe menonton siaran laga itu. Idlib adalah salah satu kantung basis kelompok oposisi. Sekitar satu dekade ini, kota itu dilanda pertempuran sengit antara pasukan oposisi dukungan beberapa negara di kawasan dan pasukan Pemerintah Suriah.
Tontonan Piala Dunia memberikan sedikit hiburan di tengah rentetan serangan udara dan kemiskinan. Warga Idlib bersorak-sorai penuh kegembiraan saat peluit akhir laga berbunyi. ”Kami memimpikan masa depan Arab yang lebih baik. Pendongkrak moral ini mengingatkan kami, tidak ada yang mustahil,” ujar Ahmad Al-Absi, warga Idlib, kepada kantor berita Associated Press (AP).
Menurut dia, kemenangan Arab Saudi merupakan dorongan moral yang dibutuhkan Suriah dan warga Arab di seluruh Timur Tengah, meski harus dibayar dengan kekalahan tim Argentina favorit mereka. ”Ini bukti bahwa kami punya orang-orang bertalenta yang mampu mencapai banyak hal di panggung dunia,” tambah Absi.
Hal serupa terlihat di Gaza. Ada sentuhan elemen politik dalam kegembiraan mereka. ”Mereka (Arab Saudi) mendukung kami secara politis dan sosial. Perayaan ini semacam balas jasa pada mereka,” kata Abu Khalil, warga Gaza.
Ucapan selamat dari Houthi
Bahkan, kelompok Houthi di Yaman—musuh Arab Saudi yang menggempur mereka sejak 2015—pun menyampaikan ucapan selamat kepada Riyadh. ”Beribu ucapan selamat atas kemenangan tim nasional Saudi atas tim Argentina. Kemenangan ini menempatkan kembali sepak bola Arab dalam peta,” ujar Daifallah al-Shami, anggota Biro Politik Houthi dan juru bicara Kementerian Informasi di Sana’a, lewat Twitter, seperti dikutip laman Middle East Eye.
Ucapan senada disampaikan Abdul-Qader al-Mortada, Ketua Komite Urusan Tawanan Houthi. ”Kami berharap, tim-tim Arab yang tampil memetik kemenangan serupa,” cuitnya di Twitter. Belakangan, cuitan Shami dan Mortada itu dihapus dari akun masing-masing. Harian The New York Times juga melaporkan adanya perayaan di kalangan warga Houthi atas kemenangan Arab Saudi itu.
Kemenangan ini menempatkan kembali sepak bola Arab dalam peta.
Warganet di jazirah Arab meramaikan jagat media sosial Twitter dengan tagar ”Teluk kami adalah satu”, sambil memajang foto Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani. Unggahan lainnya adalah potongan klip video wawancara dengan kiper Arab Saudi, Mohammed Al-Owais, yang mengatakan, ”Hari ini, sebagai bangsa Arab, kita bermain di tanah kita dan di hadapan para pendukung kita. Ini memberikan keuntungan atas lawan-lawan kita, siapa pun mereka.”
Di Mesir, sebuah laman berita terkemuka mengirim surat elektronik berita kepada para pelanggannya dengan judul ”Bagus ya, Arab Saudi”. Di Uni Emirat Arab, penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, mencuit pesan ucapan selamat pada tim ”Alap-alap” Arab Saudi. Ia menyebut hasil itu merupakan ”kemenangan yang pantas diterima”.
Bahkan, seolah tak mau ketinggalan dalam eforia tersebut, Perdana Menteri Pakistan Mohammed Shehbaz Sharif juga mengekspresikan kegembiraannya. ”Arab Saudi telah menorehkan sejarah hari ini dengan menyajikan kejutan terbesar di Piala Dunia saat melawan Argentina,” kata Sharif, seperti dikutip Saudi Gazette.
”Ucapan selamat dari lubuk hati terdalam untuk Pangeran Mohammed bin Salman. Kami ikut merasakan kegembiraan bersama saudara-saudara kami, Arab Saudi, atas kemenangan besar ini,” lanjut Sharif.
Hari libur nasional
Di Arab Saudi, kegembiraan itu tentu tak terwakili oleh kata-kata. Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud sampai menetapkan hari Rabu (23/11), sehari setelah kemenangan bersejarah itu, sebagai hari libur nasional agar warga di negaranya bisa merayakan kegembiraan. Kantor-kantor pemerintah, sekolah-sekolah, perusahaan-perusahaan swasta, hingga Bursa Efek Arab Saudi libur semua.
Kepala Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi, Turki Al-Sheikh, mengumumkan keputusan menggratiskan bagi Arab Saudi untuk masuk ke tempat-tempat wisata, seperti Winter Wonderland dan Boulevard World.
Kegembiraan itu tak hanya dirasakan warga dan penggemar sepak bola. Pengelola dua masjid suci di Mekkah dan Madinah ikut merayakannya melalui akun media resminya di Twitter, Haramain Sharifain, dengan mengunggah cuitan gambar bendera Arab Saudi dan gambar hati warna hijau.
Momen kegembiraan tersebut dimanfaatkan oleh banyak figur publik dan tokoh agama di negara itu untuk memuji kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), pemimpin de facto Arab Saudi saat ini. Dua hari sebelum laga, MBS terbang ke Doha, Qatar, memenuhi undangan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani untuk menghadiri upacara pembukaan Piala Dunia.
Saat Saleh al-Shehri dan Salem al-Dawsari mencetak dua gol kemenangan Arab Saudi, MBS sudah pulang ke negaranya. Ia menonton laga itu melalui siaran televisi. Melalui foto-foto di Instagram milik saudaranya, Pangeran Saud, yang disiarkan laman Al-Arabiya, MBS tampak mengungkapkan kegembiraan dengan berpelukan dengan saudara-saudaranya, antara lain, yakni Pangeran Saud dan Pangeran Abdul Aziz, yang menjabat Menteri Energi Arab Saudi.
Sebelum para pemain Arab Saudi bertolak ke Qatar, MBS tidak menetapkan target muluk-muluk. Ia hanya meminta mereka ”tampil rileks dan menikmati Piala Dunia”.
Laga itu justru disaksikan langsung oleh Sheikh Tamim, Emir Qatar. Dalam potongan video yang viral, Emir Qatar mengalungkan bendera Arab Saudi di bahunya. Pemandangan seperti itu benar-benar tak terbayangkan lima tahun lalu saat Arab Saudi bersama Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik serta memblokade Qatar.
”Pemandangan euforia melanda saat Arab dan Timur Tengah bersatu merayakan kemenangan Saudi,” tulis Saudi Gazette, koran berbahasa Inggris di Arab Saudi.
Kementerian Olahraga Arab Saudi melalui pernyataan tertulis menyebutkan, MBS telah memerintahkan seluruh kementerian dan badan pemerintahan Arab Saudi ”untuk memberikan dukungan atau fasilitas tambahan yang diminta Qatar” dalam menggelar hajatan Piala Dunia. Pada Oktober lalu, menteri pariwisata Arab Saudi kepada kantor berita AFP mengungkapkan, Arab Saudi menyediakan 240 penerbangan per pekan ke Qatar, melonjak berkali-kali lipat dari enam penerbangan setiap pekan.
Riyadh juga melonggarkan perjalanan darat antar-kedua negara guna memberi kemudahan bagi puluhan ribu penggemar sepak bola Arab Saudi dalam menonton langsung laga-laga Piala Dunia di Qatar selama satu bulan ke depan. Melalui sepak bola, batas-batas teritorial negara bisa menjadi nisbi.
Sepak bola—bukan politik—mampu menyatukan seluruh jazirah Arab. Jika ingin bangsa Arab bersatu, negara-negara di kawasan itu semestinya membangun dan memperkuat fondasi sepak bola agar bisa mencetak kemenangan sebanyak mungkin di panggung dunia. Yalla.... (AP)