Tanpa air dan gas, mesin pemanas tidak mungkin bekerja. Selama musim salju, suhu bisa turun di bawah minus lima derajat celsius. Karena itu, perangkat pemanas menjadi kebutuhan mutlak.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
KYIV, SENIN Pemerintah Ukraina menginstruksikan evakuasi warga dari Kherson dan Mykolaiv. Kehancuran jaringan infrastruktur dan serangan Rusia jadi alasan evakuasi.
Wakil Ketua DPR Kherson Yuriy Sobolevsky mengatakan, serangan Rusia kembali terjadi pada Senin (21/11/2022). ”Kami terpaksa lari lagi dari Kherson. Ada beberapa korban akibat serangan ini,” ujarnya sebagaimana dikutip Pravda.
Otoritas Kherson belum bisa memastikan korban akibat serangan terbaru itu. Hal yang jelas, Sobolevsky mengonfirmasi informasi warga kota itu harus mengungsi.
Padahal, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertandang ke Kherson pada Senin pekan lalu. Lawatan itu untuk merayakan penarikan pasukan Rusia dari kota tersebut. Zelenskyy menyebut Ukraina meraih kemenangan penting karena bisa mengendalikan lagi Kherson.
Namun, ternyata karena situasi mutakhir, kota itu tak layak dihuni. Pemimpin salah satu distrik di Kherson, Mykhailo Lynetskiy, mengatakan, Kherson mustahil didiami banyak orang selama musim salju. Jaringan pasokan listrik, air, dan gas rusak serta tidak bisa melayani mayoritas warga. ”Sebagai orang yang lahir dan besar di Kherson, saya menganjurkan orang mengungsi selama musim dingin,” ujarnya.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengakui, kondisi di Kherson dan Mykolaiv amat berat. Oleh karena itu, warga kedua kota tersebut diimbau mengevakuasi diri mulai pekan ini. ”Warga bisa memutuskan akan evakuasi atau tidak. Transportasi akan disediakan ke tempat-tempat aman selama musim dingin,” ujarnya kepada Ukrinform.
Sejak Agustus, Vereshchuk telah menyinggung potensi perintah evakuasi dari daerah tertentu selama musim dingin. Sebab, Pemerintah Ukraina tidak tahu apakah di daerah tertentu akan tersedia pemanas memadai selama musim dingin.
Seperti disinggung Sobolevsky dan Lynetskiy, kerusakan aneka infrastruktur sipil menjadi alasan imbauan evakuasi dikeluarkan. Jaringan distribusi gas, listrik, dan air tidak berfungsi karena hancur selama perang.
Kondisi itu akan membuat warga kesulitan bertahan menghadapi musim dingin. Pekan lalu, salju mulai turun di Ukraina. Selama musim salju, suhu bisa turun di bawah minus lima derajat celsius. Karena itu, perangkat pemanas menjadi kebutuhan mutlak.
Sebelum perang, warga bisa mengandalkan pemanas dengan memanfaatkan gas. Sebagian lagi menggunakan mesin pemanas dan selimut hangat. Sebagian besar sistem pemanas ruangan bekerja dengan menyalurkan uap air yang proses perebusannya menggunakan gas. Tanpa air dan gas, mesin pemanas tidak mungkin bekerja.
Wakil Penguasa Darurat Militer Kherson Yaroslav Yanushevych mengatakan, 80 ton bantuan sudah dikirimkan organisasi amal ke Kherson. Paket itu terdiri dari selimut dan baju hangat, perangkat pembersih, air minum dalam kemasan, hingga mesin pembangkit listrik. Kementerian Kesehatan Ukraina mengoordinasi pengiriman bantuan itu ke Kherson.
Bantuan untuk Ukraina mengalir dari berbagai pihak. Pemerintah Estonia mengirimkan 27 bus untuk membantu proses evakuasi dari sejumlah kota di Ukraina. ”Bantuan untuk Ukraina bukan hanya senjata. Perlu bantuan kemanusiaan,” kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu.
Estonia juga akan mengirimkan 13 mesin pembangkit untuk Ukraina. Sebab, banyak pembangkit Ukraina rusak. Pembangkit itu sumbangan warga Estonia. Menurut rencana, pembangkit akan dikirimkan ke sekolah-sekolah dan pusat penampungan pengungsi. Dengan demikian, listrik bisa dipasok selama jaringan distribusi diperbaiki.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, kerusakan infrastruktur meluas. Sejauh ini, separuh jaringan distribusi listrik Ukraina hancur. Akibatnya, lebih dari 10 juta warga Ukraina tidak mendapat pasokan listrik.
Di Kyiv, penyalaan listrik bergilir terpaksa dilakukan selama beberapa hari ke depan. Pemadaman juga meluas di berbagai provinsi lain di Ukraina. Perusahaan pengelola pembangkit dan jaringan distribusi listrik sudah berusaha secepat mungkin memperbaiki kerusakan dan segera memasok listrik ke warga. Sayangnya, tidak semua pembangkit dan jaringan distribusi bisa segera diperbaiki.
Di beberapa lokasi, perbaikan sudah dimulai. Di beberapa tempat lain, petugas masih harus membersihkan puing akibat ledakan. Sementara di sejumlah lokasi malah belum ada kegiatan sama sekali. Sebab, tidak ada peralatan untuk membersihkan puing apalagi memulai proses perbaikan.
”Bahkan, ada lokasi harus menunggu pembersihan sisa peledak,” ujar Direktur DTEK Dmytro Sakharuk sebagaimana dikutip media Ukraina, Pravda. DTEK merupakan pengelola terbesar pembangkit listrik Ukraina. Sementara Ukrenergo mengendalikan seluruh jaringan distribusi listrik di Ukraina. (AFP/REUTERS/RAZ)