Diduga Hadiri Pesta Piala Dunia, Presiden Palestina Tuai Kecaman
Abbas telah menjadi presiden sejak Mei 2005. Sejak itu, ia berkali-kali membatalkan pemilu. Pembatalan terakhir terjadi pada Mei 2021. Sampai sekarang, belum jelas kapan Palestina akan menggelar pemilu.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
DOHA, MINGGU — Presiden Palestina Mahmoud Abbas banyak menerima kecaman. Sebab, ia bersama sejumlah pejabat Palestina dan keluarga dituding menghadiri pembukaan Piala Dunia di Doha, Qatar, Minggu (20/11/2022).
Qatar News Agency (QNA) melaporkan, Abbas dan rombongannya tiba di Doha pada Sabtu (19/11/2022). QNA menampikan foto Abbas bersama Fahd bin Faisal Al Thani, anggota keluarga kerajaan sekaligus pejabat Qatar.
Selain Abbas, dilaporkan pula kehadiran Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati di Doha. Mikati juga disambut Al Thani di Bandara Hamad. Seperti Abbas, Mikati disebut akan menghadiri pembukaan Piala Dunia 2022 di Doha.
Informasi keberangkatan Abbas dan rombongan merebak sejak Senin (14/11). Kala itu, akun-akun media sosial yang terlacak berbasis di Gaza dan sebagian lagi di Tepi Barat menyebar salinan dokumen terkait lawatan tersebut. Dokumen itu berasal dari Kantor Kepresidenan Palestina dan Kedutaan Besar Palestina di Doha.
Di salah satu dokumen tercantum pemesan kamar untuk 16-26 November 2022. Total pesanan bernilai 79.478 dollar Amerika Serikat (AS). Selain kamar, ada pengeluaran untuk uang saku, tiket, hingga belanja oleh-oleh senilai 87.000 dollar AS.
Di dokumen lain tercantum anggota rombongan adalah Abbas, istri, anak, dan cucunya. Ada pula sejumlah menteri dan pejabat militer Palestina. Ajudan para pejabat itu juga dimasukkan dalam dokumen tersebut.
Akun-akun yang terafiliasi dengan Hamas, pengendali Gaza, mengecam lawatan itu. Apalagi, lawatan itu dilakukan kala tekanan oleh Israel kepada warga Palestina terus meningkat. Warga menilai perjalanan itu tidak pantas dilakukan para pejabat Palestina.
Sebagian akun juga mempersoalkan ketiadaan pemilu di Palestina sejak 2006. Tanpa pemilu, tidak ada pergantian pemerintahan.
Abbas telah menjadi presiden sejak Mei 2005. Sejak itu, ia berkali-kali membatalkan pemilu. Pembatalan terakhir terjadi pada Mei 2021. Sampai sekarang, belum jelas kapan Palestina akan menggelar pemilu.
Oleh karena itu, menyikapi pemilu Israel pada November 2022, warga Palestina menyebut Israel lebih beruntung. Sebab, warga Israel masih punya saluran untuk menunjukkan pilihan politiknya.
Sementara warga Palestina sudah 1,5 dekade tidak bisa menggunakan hak pilih. Sebagian warga Palestina menuding Abbas takut kalah dari Hamas. Untuk itu, pemilu terus ditunda.
Kini, seperti wilayahnya, pemerintahan Palestina terbelah. Gaza dikendalikan Hamas, Tepi Barat dikontrol pemerintah nasional Palestina. Qatar berhubungan baik dengan kedua faksi itu.
Doha disebut mengirimkan hingga 480 juta dollar AS per tahun ke Hamas. Sejumlah kelompok lain di Palestina juga menerima bantuan dari Doha.
Hamas memakai subsidi itu antara lain untuk mengimpor bahan bakar dari Mesir lalu menjualnya ke warga Gaza. Sebagian lagi dipakai Hamas untuk aneka tunjangan ke warga dan gaji para pejabat Hamas yang mengelola Gaza. Hamas juga dilaporkan kerap memberikan bantuan kepada warga Palestina di Tepi Barat. (AP/REUTERS)