Presiden Jokowi: Pembahasan Deklarasi KTT G20 Perlu Fleksibilitas
Presiden Jokowi memastikan KTT G20 menghasilkan deklarasi. Presiden mengutarakan hal itu dalam pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara yang telah hadir di Bali.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo bertemu secara bilateral dengan para pemimpin negara mitra untuk menyampaikan apresiasi atas dukungan pada Presidensi G20 Indonesia dan pembahasan deklarasi KTT G20 sepanjang Senin (14/11/2022) siang sampai sore.
Secara berturut-turut mulai pukul 11.30 di The Apurva Kempinski Bali, Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Dukungan mereka dinilai penting dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.
”Presiden Joe Biden, terima kasih atas dukungan Amerika Serikat untuk Presidensi G20 Indonesia. Saya mengharap fleksibilitas Amerika Serikat dalam pembahasan deklarasi,” tutur Presiden Jokowi dalam keterangan pers secara daring, Senin malam.
Dengan Von der Leyen, Presiden Jokowi mendorong realisasi kerja sama transisi energi, termasuk rencana investasi European Investment Bank di Indonesia.
Dalam pertemuan bilateral dengan Erdogan, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi kepada Turki yang terus berkontribusi agar G20 tetap dapat bekerja. ”Terima kasih atas kehadirannya di KTT G20. Bagi Indonesia, G20 harus dapat menghasilkan kerja sama konkret,” katanya.
Sebagai dua pemimpin dunia yang sama-sama menaruh perhatian kepada upaya penyelesaian konflik Rusia-Ukraina, kedua presiden bertukar pikiran mengenai apa yang dapat dilakukan bersama untuk mencari solusi damai. Keduanya juga berupaya mencari jalan guna mencegah dampak negatifnya secara global, khususnya terhadap keamanan pangan dan energi.
Terkait hubungan bilateral Indonesia-Turki, Presiden Jokowi mendorong kedua negara terus memperkuat kerja sama kedua negara, termasuk membuka akses pasar untuk produk-produk pertanian Indonesia dan kolaborasi industri pertahanan Indonesia-Turki. Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) juga diharap segera diselesaikan.
Dalam pertemuan bilateral dengan Albanese, Presiden Jokowi mengapresiasi kehadiran dan dukungan Australia untuk Presidensi G20 Indonesia. Presiden menyampaikan, kesuksesan G20 merupakan tanggung jawab bersama seluruh negara G20. ”KTT harus menghasilkan hasil dokumen yang bermanfaat,” kata Presiden dalam keterangan pers.
Terkait hubungan bilateral Indonesia-Australia, Presiden Jokowi mengapresiasi nilai perdagangan barang kedua negara yang mencapai 12,64 miliar dollar AS pada tahun 2021 atau naik 76,84 persen. Untuk mengoptimalkan kerja sama perdagangan, implementasi kerja sama kemitraan ekonomi komprehensif (IA-CEPA) perlu dimaksimalkan. Dengan demikian, pemulihan ekonomi bisa dipercepat.
Presiden Jokowi menyinggung pula kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik, termasuk melalui implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik. ”Di bawah keketuaan Indonesia, tahun depan saya undang Australia berpartisipasi pada Indo-Pacific Infrastructure Forum,” tambahnya.
Adapun Albanese menyampaikan kegembiraannya berada di Indonesia kembali. Dia berkunjung ke Indonesia Juni lalu. Saat itu, Presiden Jokowi bahkan mengajak Albanese bersepeda menggunakan sepeda bambu ke Kebun Raya Bogor. ”Terima kasih, senang bertemu kedua kalinya dengan Anda,” ujarnya. (INA)