Presiden Jokowi Dorong Percepatan Negosiasi Perdagangan
Presiden Joko Widodo melangsungkan pertemuan bilateral dengan PM Jepang Fumio Kishida dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen secara berturutan. Kerja sama ekonomi dibahas dalam pertemuan-pertemuan itu.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mendorong percepatan negosiasi penguatan kerja sama ekonomi perdagangan Indonesia dengan Jepang maupun Uni Eropa. Presiden juga meminta dukungan pada pembangunan infrastruktur Indonesia.
Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berlangsung pukul 12.35, Senin (14/11/2022), tak lama setelah pertemuan bilateral Presiden Jokowi-Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dalam pertemuan yang dilangsungkan di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, hadir pula Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Selain menyampaikan terima kasih atas dukungan pada presidensi G20 Indonesia, Presiden Jokowi mengajak PM Kishida bersama-sama menyukseskan KTT G20 agar menghasilkan deklarasi bersama.
”Harapan dunia sangat besar terhadap G20 sebagai katalis pemulihan global. Kesuksesan G20 merupakan collective responsibility dari seluruh negara G20,” tutur Presiden Jokowi.
Terkait kerja sama ekonomi dengan Jepang, Presiden Jokowi mendorong penyelesaian persetujuan kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA). ”Kinerja kerja sama ekonomi kita cukup baik. Saya yakin kinerja ini akan dapat lebih baik jika kita dapat menyelesaikan IJEPA segera,” ujar Presiden Jokowi.
Pembangunan infrastruktur juga dibahas Presiden Jokowi dengan PM Kishida. Presiden mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman kelanjutan MRT fase 1 hari ini dan kerja sama studi MRT fase 3 akhir Oktober lalu. Presiden juga meminta dukungan PM Kishida supaya proyek MRT ini bisa selesai tepat waktu.
Kerja sama di kawasan juga diperbincangkan dalam pertemuan bilateral tersebut. Presiden Jokowi mengatakan, keketuaan ASEAN oleh Indonesia bertepatan dengan peringatan 50 tahun ASEAN-Jepang. Presiden menggarisbawahi pentingnya untuk terus menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan dan membangun industri hijau di kawasan.
”Saya mendorong implementasi konkret sinergi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dengan Free and Open Indo-Pacific (FOIP). Tahun depan, Indonesia juga akan mendorong engagement negara Pasifik dengan ASEAN. Indonesia juga ingin mengajak Jepang mempererat kerja sama dengan negara-negara di Pasifik,” tambah Presiden Jokowi.
PM Kishida menyampaikan kegembiraannya bisa hadir di KTT G20 Bali serta menyatakan akan selalu mendukung Presidensi G20 Indonesia. Dia juga mengatakan ingin terus bekerja sama dengan Indonesia dalam menangani isu-isu kawasan dan isu-isu global.
”Saya ingin terus bekerja sama dengan Indonesia dalam menangani isu-isu di kawasan dan isu global, termasuk upaya-upaya dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” katanya.
PM Kishida juga menambahkan, tahun 2023 akan menjadi tahun istimewa dalam hubungan Indonesia-Jepang. Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang akan memasuki masa 65 tahun. Indonesia menjadi Ketua ASEAN, sedangkan Jepang menjadi ketua negara-negara G7. Masa ini juga bertepatan dengan 50 tahun persahabatan ASEAN Jepang. Dia pun meyakini hubungan strategis Indonesia-Jepang akan semakin kuat.
UE-CEPA
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, pukul 13.10 di lokasi yang sama.
Presiden Jokowi mendorong kemajuan signifikan pada perundingan kerja sama Indonesia-Uni Eropa melalui persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dalam pertemuan tersebut. ”Perundingan ke-12 sudah dijadwalkan di akhir 2022. Saya berharap perundingan akan mengalami kemajuan, termasuk untuk isu pengadaan barang pemerintah, UKM, dan pajak ekspor,” kata Presiden Jokowi.
Sebagai Ketua ASEAN di tahun 2023, Presiden Jokowi juga menginginkan kerja sama ASEAN dan Uni Eropa makin meningkat. Salah satu fokus keketuaan Indonesia, menurut Presiden, adalah mengisi kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik.
Sementara itu, terkait G20, Presiden Jokowi juga meminta Komisi Eropa dan G7 untuk dapat memberi dukungan dan fleksibilitas agar KTT G20 bisa menghasilkan deklarasi. ”Saya ingin hasil kerja konkret G20 yang ditunggu dunia tetap dapat dihasilkan. Sekali lagi, dukungan Yang Mulia akan sangat dihargai,” ujar Presiden.
Von der Leyen mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20 yang terus berupaya merumuskan solusi bersama terhadap krisis global. Indonesia disebut sebagai mitra tepercaya dalam berbagai isu strategis, termasuk energi terbarukan dan keamanan pangan.