Delegasi KTT G20 bersama-sama menyemai mangrove di Tahura Ngurah Rai, Bali. Sebuah langkah bersama untuk menjaga Bumi dan seisinya.
Oleh
DAHLIA IRAWATI, COKORDA YUDISTIRA M PUTRA, FERGANATA INDRA RIATMOKO
·2 menit baca
Embusan angin dari Waduk Muara Nusa Dua menggerakkan pucuk pohon bakau yang berjajar teratur di Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (10/11/2022). Warna hijau pepohonan mangrove kontras dengan anjungan berbentuk melingkar yang tersambung dengan jembatan yang sebagian berwarna coklat menyerupai kayu.
Hutan mangrove di tengah-tengah riuhnya pembangunan Bali Selatan seakan menjadi oase. Hijauan lebat yang membentang di pesisir Denpasar sampai Badung itu ibarat sabuk hijau yang membentengi daratan.
Eksotisme di tengah terik mentari Bali itulah yang mungkin menggerakkan hati Presiden Joko Widodo untuk memilih lokasi tersebut sebagai salah satu lokasi penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20. Di situlah para pemimpin negara anggota G20 menyemai bibit mangrove. Itu pun dipastikan dengan Jokowi beberapa kali meninjau hutan tersebut.
Menjelang KTT G20, kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai dibenahi. Mendekati puncak KTT G20, taman yang juga menjadi lokasi kunjungan wisata, ditutup sementara sampai penyelenggaraan KTT G20 usai. Setelah dibenahi dan dirapikan, Tahura Ngurah Rai siap dikunjungi para pimpinan negara anggota G20. ”Tahura Ngurah Rai sudah cantik,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tahura Ngurah Rai I Ketut Subandi, Jumat (11/11/2022).
Subandi menambahkan, Tahura Ngurah Rai menjadi tempat yang akan dicatat sejarah terkait penyelenggaraan KTT G20. Sebab, di lokasi itu Presiden Joko Widodo bersama sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan akan bersama-sama menanam bibit mangrove. ”Ini menjadi simbol yang mendunia,” katanya.
Luas kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai di wilayah Denpasar dan Badung mencapai 1.373,5 hektar. Di sana hidup lebih dari 25 jenis mangrove, termasuk 17 jenis mangrove sejati. Misalnya, jenis api-api (Avicennia), bakau (Rhizopora), dan pedada atau prapat (Sonneratia).
Tahura Ngurah Rai juga dikenal dengan sebutan Prapat Benoa Suwung lantaran jenis Sonneratia yang umum ditemukan di hutan bakau tersebut. Kawasan ini berada di pusat pariwisata di Bali, yakni Sanur, Kuta, dan Nusa Dua.
Presiden Jokowi seusai mengunjungi kawasan mangrove itu pada Juni 2022 mengatakan, rehabilitasi hutan mangrove merupakan salah satu bentuk konkret pemerintah dalam memperbaiki lingkungan. ”Kita tahu hutan mangrove bisa menyerap karbon empat kali lipat dibandingkan hutan hujan tropis biasa,” kata Presiden sebagaimana diunggap pada laman Instagram.
Jokowi mengatakan, pemerintah terus berupaya merehabilitasi dan membangun pusat mangrove dunia di beberapa provinsi. Hal itu disebut sebagai salah satu komitmen Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Selama kurun waktu 2019-2022, menurut Jokowi, Indonesia sudah menanam dan merehabilitasi 140.000 hektar lahan mangrove. Sampai akhir tahun 2024, setidaknya 600.000 hektar hutan mangrove ditargetkan sudah terehabilitasi.