Pandemi Covid-19 memperlihatkan bahwa dunia rentan dan tidak siap menghadapinya. Oleh karena itu, ketahanan komunitas dunia harus diperkuat untuk menghadapi pandemi. G20 sepakat membentuk dana pandemi.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS – Dana Pandemi secara resmi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo secara virtual di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Dana ini diharapkan dapat memperkuat dunia agar lebih baik menghadapi pandemi di masa depan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pandemi Covid-19 telah membuktikan bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi dan dunia pun ternyata tidak memiliki arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelola pandemi. Karena itu, ketahanan komunitas internasional harus diperkuat untuk menghadapi pandemi.
“Perihal pembiayaan dibutuhkan sebesar 31,1 miliar dollar AS setiap tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan, persiapan, dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang. Untuk itu, G20 telah sepakat untuk membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan, persiapan, dan respons terhadap pandemi,” katanya.
Jokowi mengatakan, ketahanan kesehatan global harus diperkuat dalam menghadapi pandemi. Presidensi G20 Indonesia pun mendorong agar arsitektur kesehatan global bisa semakin baik. Dengan begitu, sistem ketahanan global bisa lebih andal dalam menghadapi krisis serta lebih inklusif dan berkeadilan.
“Pandemi tidak boleh lagi memakan banyak korban. Pandemi juga tidak boleh lagi meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global,” ucapnya.
Ia menuturkan, dalam jangka pendek dunia harus punya kepastian pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi. Selain itu, ekosistem kesehatan yang sinergis lintas negara juga perlu dibangun dengan optimal.
Selain dukungan dana, Jokowi menambahkan, semua pihak juga diajak untuk berkontribusi untuk mendukung inisiatif lainnya, seperti pembentukan platform koordinasi penanganan darurat kesehatan, berbagi data genomik internasional untuk mendukung pemantauan patogen, pengembangan jaringan digial secara global, sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional, serta pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pembentukan Dana Pandemi menjadi bukti bahwa Presidensi G20 Indonesia mampu memberikan hasil konkret. Negara-negara G20 pun diajak untuk semakin berperan untuk mempersiapkan dunia terhadap ancaman pandemi selanjutnya.
Saat ini sudah ada 20 negara donor, baik negara anggota G20 dan negara non anggota G20 yang telah berkomitmen dalam dana pandemi. Itu meliputi, Komisi Eropa, Amerika Serikat, Italia, China, Indonesia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Spanyol, Singapura, Norwegia, Selandia Baru, India, dan Afrika Selatan.
Selain itu ada tiga lembaga filantropi internasional yang turut berkomitmen, yakni Rockefeller Foundation, Bill and Melinda Gates Foundation, dan Wellcome Trust. Dari komitmen tersebut setidaknya telah terkumpul sekitar 1,4 miliar dollar AS. Indonesia berkomitmen sebesar 50 juta dollar AS.
“Ini adalah awal yang baik agar kita bisa lebih siap dalam menghadapi pandemi di masa depan,” kata Sri.