Gara-gara Anjing dari Korut, Presiden dan Mantan Presiden Korsel "Berantem"
Anjing-anjing kenegaraan Korsel terancam luntang-lantung karena masalah hak asuh. Mantan Presiden Moon Jae-in dan Presiden Yoon Suk Yeol "berantem" soal perawatan anjing-anjing pemberian Pemimpin Korut Kim Jong Un itu.

Seoul
Malangnya nasib Gomi, Songgang, dan anak-anak mereka. Masa depan mereka belum diketahui akan dirawat oleh siapa setelah tuannya, Presiden Korea Selatan 2017-2022 Moon Jae-in, lengser dari jabatannya.
Gomi dan Songgang adalah dua ekor anjing jenis pungsan, salah satu hewan nasional Korea Utara. Pada tahun September 2018, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiahkan Gomi dan Songgang kepada Presiden Moon Jae In setelah kedua kepala negara itu bertemu di perbatasan Panmunjom.
Setelah pindah kewarganegaraan ke Korea Selatan, Gomi dan Songgang memberi enam ekor "cucu" kepada Moon dan istrinya. Anjing-anjing yang dulu sering menghiasi akun media sosial resmi Moon ini kemudian menghadapi ketidakpastian nasib.
Lihat juga video : Zorik, Anjing Pemersatu Etnis
Delapan ekor anjing pungsan berwarna putih ini dikategorikan sebagai aset negara. Setelah Moon dikalahkan dalam pemilihan presiden oleh Yoon Suk Yeol pada Mei 2022, berdasarkan aturan, keluarga anjing tersebut harus dialihkan kepemilikannya kepada presiden yang baru.
Namun, Moon membawa Gomi dan Songgang dan salah satu keturunan mereka saat ia meninggalkan kantor kepresidenan. Hal ini dimungkinkan setelah ada perubahan Undang-Undang bahwa pemberian untuk presiden boleh dikelola di luar Badan Arsip Kepresidenan jika pemberian itu berupa hewan atau tanaman.
Pada Senin (7/11/2022), kantor Moon memutuskan bahwa dirinya tidak mampu lagi merawat tiga anjing tersebut. Alasannya, Pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol tidak mau memberikan dana untuk membeli makanan dan biaya perawatan untuk anjing-anjing tersebut,
Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel, anjing-anjing itu dikembalikan ke pemerintah, Selasa. Adapun dua induk anjing, yang dulu dikirimkan Kim, tengah dirawat di rumah sakit hewan di kota Daegu.
Baca juga : Anjing dan Keistimewaan ”Cintanya”
Akan tetapi, seperti dilansir dari surat kabar Chosun Ilbo, Moon mengungkapkan bahwa kantor kepresidenan Yoon belum memberi tanggapan mengenai pengambilalihan pengasuhan Gomi, Songgang, dan anak-anak mereka. Melalui pernyataan yang dirilis melalui Facebook, kantor Moon menuding kantor Yoon "entah kenapa" memblokir usulan Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan untuk mengucurkan dana pemerintah guna biaya perawatan anjing-anjing tersebut.
"Kami sebenarnya tidak keberatan merawat Gomi dan Songgang karena keluarga kami sangat menyayangi mereka," kata Moon.

Foto yang diberikan pada Oktober 2018 oleh Gedung Biru Istana Kepresidenan Korea Selatan ini memperlihatkan Presiden Korsel Moon Jae-in menyentuh anjing pungsan putih dari Korea Utara bernama Gomi di Seoul, Korea Selatan.
Akan tetapi, jika pengasuhan tetap dijalankan oleh Moon, ia berhak mendapat subsidi sebesar 2,5 juta won atau Rp 28,4 juta per bulan. Biaya ini termasuk 500.000 won (sekitar Rp 5,6 juta) untuk makanan anjing dan perawatannya serta 2 juta won (Rp 22,7 juta) untuk mengupah pekerja-pekerja yang merawat anjing-anjing tersebut.
Hal itu dikonfirmasi Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan. Kementerian mengaku telah menganggarkan dana tersebut. Namun, usulan itu terganjal selama beberapa bulan. Penyebabnya, ada penolakan yang tak dirinci di kalangan internal Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan serta Kementerian Perundang-undangan Pemerintah.
"Kelihatannya, tidak seperti Badan Arsip Kepresidenan dan Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan, kantor kepresidenan punya pandangan negatif tentang pemberian kepercayaan untuk merawat anjing-anjing pungsan kepada mantan Presiden Moon," demikian pernyataan kantor Moon.
Jika memang demikian, lanjut pernyataan itu, pemerintahan Yoon mestinya "santai" saja untuk mengakhiri pemberian kepercayaan tersebut. "Tentu ada kekecewaan dan penyesalan karena hewan-hewan itu tumbuh seolah sudah melekat (pada Moon). Tapi, tidak akan ada penolakan jika pemberian kepercayaan merawat (anjing-anjing) itu diakhiri," ujar kantor Moon.
Baca juga : Boji, Teman Spesial bagi Para Komuter di Istanbul
Menanggapi hal tersebut, kantor Presiden Moon balik menuding Moon seraya menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melarang Moon untuk terus merawat anjing-anjing dari Korut tersebut. Mengenai anggaran perawatan anjing-anjing itu, pembahasannya masih terus berlangsung.
Bukannya menunggu persetujuan legislatif terkait anggaran subsidi tersebut, lanjut kantor Presiden Yoon, "Ini sepenuhnya keputusan mantan Presiden Moon Jae-in untuk mengembalikan anjing-anjing pungsan ke Badan Arsip Kepresidenan."
Melihat mantan presiden dan presiden "berantem" gara-gara anjing dari Korut, warga pun tak ketinggalan melontarkan kritik. Menurut mereka, seperti disampaikan secara daring, anjing-anjing tersebut diperlakukan seperti properti.
Apakah perselisihan gara-gara anjing dari Korut itu ada kaitan dengan cara pandang dan pendekatan yang kontras antara era Moon dan kepemimpinan Yoon saat ini? Hal ini belum jelas. Atau, mungkin terlalu jauh mengaitkan dua hal tersebut.
Meski demikian, saat menjabat satu periode sebagai presiden Korsel, Moon berupaya keras menjalin dialog dan mencoba lebih akrab berhubungan dengan Korut. Moon bertemu Kim tiga kali pada tahun 2018. Ia juga melobi serius untuk membantu pertemuan Kim dengan Presiden AS Donald Trump.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjalan bersama melewati garis demarkasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan setelah pertemuan singkat mereka di Panmunjom, Minggu (30/6/2019).
Namun, upaya diplomasi Moon dalam berhubungan dengan Korut tak membuahkan hasil. Kekuatan nuklir Korut tetap tak bisa dilucuti meski sudah diiming-imingi dengan penghentian sanksi-sanksi utama pada negara itu. Bahkan, belakangan Korut tampak menjadi-jadi dengan ancaman nuklirnya dan semakin intens menembakkan rudal-rudal balistiknya.
Berbeda dari Moon, Yoon lebih keras menghadapi Korut. Saat berkampanye dulu, Yoon yang berasal dari partai berhaluan konservatif mengritik Moon terlalu lunak terhadap Pyongyang. Belum lama ini, saat Korut menembakkan rudal-rudal mendekati wilayah Korsel, Yoon memerintahkan militernya untuk menembakkan rudal balasan.
Lantas, bagaimana dengan nasib-nasib anjing pungsan dari Korut? Entah apakah ada kaitan dengan asal-usulnya dari Korut, mereka semestinya tidak ditelantarkan dan menjadi korban perselisihan mantan presiden dan presiden di negara itu. (AP/REUTERS)