Meski Berat, Anwar Ibrahim Kembali Incar Posisi PM
Jajak pendapat memprediksi persaingan ketat tanpa satu partai atau koalisi yang bisa meraih mayoritas sederhana yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan. Anwar tidak memiliki daya tarik di kalangan mayoritas Melayu.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
AP PHOTO/VINCENT THIAN
Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, berpamitan setelah berbicara kepada media di luar markas polisi di Kuala Lumpur, 16 Oktober 2020.
KUALA LUMPUR, SENIN — Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, kembali mengincar kursi perdana menteri dengan maju dalam pemilu pada 19 November 2022. Namun, aliansinya menghadapi tantangan dari koalisi lain, yakni pimpinan PM Ismail Sabri Yaakob dan mantan PM Muhyiddin Yassin. Mantan PM Mahathir Mohamad juga menyatakan maju.
Kantor berita Reuters, Senin (7/11/2022), melaporkan, Anwar sudah lebih dari dua dekade sebagai oposisi dan telah beberapa kali mengincar kursi PM Malaysia. Terakhir pada tahun 2020, tetapi aliansinya gagal karena pertikaian dan membuatnya semakin jauh dari kursi PM. Sehari menjelang masa kampanye dimulai, Sabtu (5/11/2022), Anwar meyakinkan warga agar kali ini memilihnya.
Dalam hampir dua minggu ke depan, Malaysia menggelar pemilihan umum legislatif, yang secara resmi disebut sebagai pilihan raya umum ke-15 dan disingkat PRU-15. Pemilu ini untuk menentukan lembaga legislatif dan eksekutif dalam membentuk suatu pemerintahan di Malaysia yang digelar setiap lima tahun sekali. Anwar kembali ke jalur kampanye nasional menghadapi PRU-15 itu.
Pada Jumat (4/11/2022), Ketua Pakatan Harapan itu menyampaikan pesan persatuan dan kerukunan multiras di Tambun. ”Jika saya menjadi pemimpin, saya akan menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Malaysia,” katanya. ”Saya optimistis,” tegasnya.
AFP/STRINGER
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob (kedua dari kanan) dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) tiba untuk menyerahkan dokumen pencalonan di Bera, Pahang, Malaysia, 5 November 2022.
Optimisme Anwar merujuk pada peluang kemenangan koalisinya dan peluang mengubah lanskap politik Malaysia yang multietnis dan mayoritas Muslim. Dia mendapat dukungan minoritas etnis China dan India, yang membentuk 30 persen pemilih dan dari pemilih di perkotaan. ”Kami di sini untuk menekankan tata kelola, antikorupsi, serta membersihkan rasisme dan fanatisme agama,” katanya.
Anwar sebenarnya tinggal selangkah lagi untuk menduduki posisi PM Malyasia pada 2020. Namun, saat itu aliansinya runtuh karena pertikaian sehingga menjauhkannya dari jabatan puncak tersebut.
Koalisi Pakatan Harapan terdiri dari beberapa partai politik yang mendukung Anwar untuk menjadi calon PM Malaysia, yakni Partai Keadilan Rakyat yang dipimpin Anwar, Partai Aksi Demokrat (DAP) yang dipimpin Anthony Loke, dan Partai Amanah Negara yang diketuai Mohamad Sabu. Koalisi opisisi ini diperkirakan akan meraih suara yang signifikan dengan kekuatannya terletak pada sosok Anwar.
Walau demikian, tantangan Anwar sangat besar. Dia menghadapi tantangan dari dua koalisi lain, yakni Barisan Nasional yang dipimpin Ismail dan Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin. Ada beberapa partai lain yang mencalonkan diri, termasuk Gerakan Tanah Air (Gerakan) yang didirikan Mahathir, faktor yang diduga akan membagi suara lebih banyak dari sebelumnya. Walau usianya hampir 100 tahun, Mahathir mencalonkan diri.
AP PHOTO/VINCENT THIAN, FILE
Foto dokumentasi 13 Juli 2020. Saat itu PM Malaysia Muhyiddin Yassin sedang menghadiri sidang majelis rendah parlemen di Kuala Lumpur.
Jajak pendapat memprediksi persaingan ketat tanpa satu partai atau koalisi yang bisa meraih mayoritas sederhana yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan. Anwar tidak memiliki daya tarik di kalangan mayoritas Melayu karena penentangannya terhadap tindakan afirmatif yang menguntungkan mereka serta tuduhan pelecehan seksual dan korupsi di masa lalu.
Sebuah survei oleh Merdeka Center, sebuah lembaga penelitian politik di Malaysia, menunjukkan, popularitas Anwar tertinggal 8-12 poin dari dua saingannya meski baru-baru ini sempat meningkat. Namun, koalisi multietnisnya paling disukai oleh pemilih, yakni sebesar 26 persen. Hampir 31 persen responden belum menentukan siapa yang akan dipilih. Koalisi Barisan Nasional di urutan kedua dengan 24 persen.
Anwar mengatakan tak akan bekerja sama dengan koalisi Ismail atau Muhyiddin karena ada perbedaan mendasar. Padahal, jajak pendapat mengatakan, koalisi akan diperlukan untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
”Bentuk koalisi apa pun akan menjadi kemunduran besar karena Anda memiliki koalisi yang pada dasarnya rasis atau fanatik,” kata Anwar, yang sering dijuluki sebagai ikon reformasi Malaysia. Anwar juga mengesampingkan bekerja sama dengan Mahathir, teman yang menurut dia telah berubah menjadi musuh.
AFP/ARIF KARTONO
Mantan Perdana Menteri Malaysia dan pendiri Gerakan Tanah Air, Mahathir Mohamad, berbicara kepada pers di Pulau Langkawi, 5 November 2022.
Barisan Nasional dipimpin partai nasionalis Melayu. Koalisi Muhyiddin juga mengutamakan kepentingan etnis Melayu dan termasuk partai Islam yang mengusung hukum syariah.
Oh Ei Sun, peneliti senior di Institute of International Affairs, Singapura, mengatakan, Anwar tidak mungkin mendapatkan dukungan Melayu yang cukup untuk mencapai garis akhir. ”Lebih banyak pemilih Melayu di perdesaan akan mengalir kembali ke (Barisan Nasional) khususnya dan partai-partai Melayu pada umumnya,” katanya.
Anwar juga menghadapi tekanan dari beberapa koalisinya untuk mundur dan membuka jalan bagi kepemimpinan baru setelah lebih dari dua dekade memimpin. Ditanya apakah pemilu ini menjadi yang terakhir, Anwar mengatakan dia tahu batasnya. ”Apakah saya dianggap relevan atau tidak dalam beberapa tahun ke depan, itu terserah masyarakat untuk memutuskan,” katanya. (REUTERS/AP)