Perjuangan Menguras Baterai Mobil Listrik Demi KTT G20
Sebanyak 1.256 kendaraan listrik yang terdiri dari mobil, sepeda motor hingga bus listrik dilibatkan pada KTT G20 di Bali. Persiapan dan pengujian pengisian daya listrik telah dilakukan. Apa saja cerita dan tantangannya?

Infrastruktur SPKLU di Nusa Dua, Bali, untuk keperluan KTT G20, Senin (12/9/2022). Penggunaan kendaraan dengan energi listrik dalam ajang internasional ini menjadi salah satu bagian kampanye gerakan konversi energi bahan bakar.
Hajatan Konfrensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, akan mengikutsertakan 1.256 unit kendaraan listrik. Berbagai persiapan dilakukan agar kendaraan-kendaraan listrik tersebut dapat dioptimalkan saat harus bertugas. Salah satunya menyiapkan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan-kendaraan tersebut.
Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan diselenggarakan di Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Nusa Dua, Bali pada 15-16 November 2022. Dalam hajatan ini, 636 unit mobil listrik akan digunakan untuk kendaraan delegasi.
Jumlah tersebut belum termasuk 290 unit kendaraan motor untuk patroli dan pengawalan (patwal) serta pengawalan dan penyelamatan (matan). Juga masih ada 300 unit mobil listrik untuk kendaraan operasional lainnya.
Baca juga: Tumbuhkan Daya Pikat Kendaraan Listrik
Tak hanya itu, ada 30 unit bus listrik yang juga akan turut mendukung gelaran internasional ini. Istimewanya, bus listrik ini merupakan bus karya anak bangsa yang diproduksi PT Industri Kereta Api (INKA) bekerjasama dengan konsorsium perguruan tinggi negeri yang melibatkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Data yang diperoleh Kompas, 636 unit kendaraan delegasi terdiri dari 123 unit Hyundai Genesis, 246 unit Hyundai Ioniq 5, 124 unit Hyundai Ioniq, 102 unit Lexus UX300e dan 41 unit Toyota bZ4X. Sedangkan kendaraan pegamanan terdiri 290 unit sepeda motor listrik merk Zero dan Energica. Adapun kendaraan operasional lainnya akan menggunakan 300 unit Wuling Air-ev.

Sejumlah gardu bergerak yang disiapkan PLN untuk pemenuhan SPKLU di Nusa Dua, Bali, dalam rangka KTT G20, Senin (12/9/2022). Penggunaan kendaraan dengan energi listrik dalam ajang internasional ini menjadi salah satu bagian kampanye gerakan konversi energi bahan bakar.
“Mobil listrik Ioniq 5 dan Ioniq akan digunakan oleh delegasi, kendaraan pengamanan dan pengawalan. Mobil listrik Genesis tipe long range akan digunakan oleh para kepala negara, sedangkan Genesis tipe standart akan digunakan oleh ibu negara. Adapun untuk sepeda motor, motor listrik Paspampres menggunakan merk Zero dan motor listrik Korlantas menggunakan merk Energica,” ungkap Penanggungjawab Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN Bali, R Arief Prawiro Utomo.
Guna mendukung operasional kendaraan-kendaraan listrik tersebut, PT PLN (Persero) telah menyediakan sejumlah SPKLU. Arief mengatakan, untuk KTT G20, PLN memasang 66 SPKLU Ultra Fast Charging berkapasitas 200 kW dan menyiagakan 126 petugas SPKLU. “66 SPKLU Ultra Fast Charging itu terdiri dari 28 SPKLU di Apurva Kempinski, 36 unit SPKLU di ITDC Nusa Dua, serta 2 unit SPKLU mobile. Kami juga menyiapkan 200 unit home charging berkapasitas 7 kW yang tersebar di 12 hotel,” tutur Arief.
Kebutuhan daya untuk SPKLU tersebut tidaklah sedikit. PLN sampai harus membangun jaringan baru karena tidak mungkin menambah beban untuk jaringan yang sudah terpasang. Khusus untuk kebutuhan daya di Apurva Kempinski, PLN membangun jaringan kabel tanam berkapasitas 10 mW, sedangkan di ITDC 4 mW.
Baca juga: Melirik Keuntungan Kendaraan Listrik
Sebagai penanggung jawab SPKLU, Arief harus memastikan seluruh jaringan kelistrikan, perangkat lunak dan keras SPKLU berfungsi normal. Pembangunan shleter SPKLU dimulai pada bulan Juli hingga rampung seluruhnya pada bulan September.
Salah satu yang paling menantang adalah, pembangunan shelter SPKLU di kawasan Central Parking. Pasalnya, lahan seluas 4.000 m2 tersebut semula merupakan tempat pembuangan sampah organik dari kawasan ITDC.
Kompas pernah mengunjungi lokasi tersebut pada pertengahan September. Kami sama sekali tak menyadari bahwa lahan tersebut semula adalah tempat pembuangan sampah. Tak ada bau sampah tersisa. Kondisinya nyaris bersih. Hanya ada beberapa yang tampak tak rapi, karena saat itu memang sedang penyelesaian akhir. Aspal di kawasan tersebut juga tampak hitam legam, khas aspal baru.

Deretan shelter SPKLU disiagakan di ITDC Nusa Dua, Bali, untuk keperluan KTT G20, Senin (12/9/2022). Penggunaan kendaraan dengan energi listrik dalam ajang internasional ini menjadi salah satu bagian kampanye gerakan konversi energi bahan bakar.
Tantangan lain yang tak kalah seru ialah, saat harus melakukan pengujian daya tahan SPKLU. Arief dan timnya harus menjajal seberapa kuat SPKLU-SPKLU yang telah rampung dipasang itu bisa berfungsi secara simultan, terus menurus.
“Kami membuat charging station ini stres. Karena memang namanya stress test. Ini kami lakukan untuk tahu daya tahannya, karena saat acara G20, charging station ini akan digunakan terus menurus,” ungkapnya.
Baca juga: Puluhan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Sudah Terpasang untuk KTT G20 di Bali
Lantas apa yang jadi tantangannya? “Kami harus menguji coba puluhan SPKLU, tapi mobil listrik yang kami punya untuk diisi dayanya hanya empat unit, he-he-he,” ujar Arief terkekeh.
Arief lantas bercerita, ia punya tim yang bertugas menghabiskan baterai mobil. Mobil yang terdiri dari 1 unit Hyundai Genesis, 1 unit Ioniq 5, dan 2 unit Hyundai Kona itu bergantian di-charge, dan dihabiskan baterainya untuk kemudian di-charge lagi.
Dalam satu hari pengujian charging station, satu mobil harus bolak-balik mengitari jalan Tol Bali Mandara sebanyak enam kali. Rata-rata mobil tersebut harus berjalan 700 km per hari agar baterainya habis dan bisa digunakan untuk pengujian pengisian daya di SPKLU. “Mungkin biaya yang paling besar dalam pengujian SPKLU ini adalah biaya keluar masuk jalan tol,” canda Arief.

Kendaraan listrik yang digunakan tim Jelajah Energi dan Vakansi melintasi Tol Denpasar-Nusa Dua, Bali, Senin (12/9/2022).
Mobil listrik yang digunakan untuk pengujian tersebut sudah memiliki fitur regenerative breaking, yang memungkinkan penambahan daya saat terjadi pengereman. Sehingga dapat dimaklumi kenapa jalan tol yang digunakan untuk menghabiskan daya mobil. Pasalnya, kalau mobil tersebut diajak berkeliling di jalanan umum di Bali yang padat, baterai akan semakin sulit berkurang dayanya.
Pengujian yang dilakukan PLN melingkupi dua hal, uji fungsi dan uji teknis. Uji fungsi dilakukan untuk memeriksa apakah SPKLU tersebut berfungsi atau tidak, apakah bisa melakukan pengisian daya secara simultan, memeriksa apakah pengisian bisa dihentikan serta memeriksa fungsi tombol darurat.
Mainkan juga: Simulasi perjalanan menggunakan mobil listrik dari Jakarta ke Bali
Sedangkan uji teknis dilakukan dengan sejumlah peralatan khusus untuk melihat apakah ada arus yang bocor. Pengujian ini dilakukan untuk sertifikasi SPKLU, sebagai bukti bahwa SPKLU tersebut sudah sesuai standart internasional yang berlaku.
Dalam pengujian, PT PLN biasa didampingi oleh dua vendor yang mendapat proyek penyediaan SPKLU. Kedua vendor tersebut ialah Delta asal Taiwan dan SK Signet asal Korea. Pertengahan September, Kompas melihat bagaimana PLN dan SK Signet menjajal satu per satu SPKLU yang ada di ITDC. Keduanya tampak senang saat Kompas yang datang membawa mobil listrik, juga berkenan mengisi daya di SPKLU yang sedang dipersiapkan itu.

Para teknisi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dari Korea mencoba pengoperasian alat tersebut yang telah terpasang di komplek International Tourism Deleopment Corporation (ITDC) Nusa Dua, Bali, Senin (12/9/2022). Penyiapan sarana infrastruktur SPKLU di kawasan ini untuk menunjang pelaksanaan pertemuan KTT G20 yang akan digelar awal November mendatang di kawasan ini. Sebanyak 36 unit SPKLU dengan kapasitas 200 kilowatt (ultrafast charging) disediakan di sekitar kawasan ini. Penyiapan sarana SPKLU untuk KTT G20 telah mencapai 90 persen. Rencananya dalam KTT G20 ini akan menggunakan 636 mobil listrik dan 200 sepeda motor listrik.
“Lumayan ada mobil yang bisa di-charge, beban kami untuk menghabiskan baterai sedikit berkurang,” ujar Kepala Perwakilan SK Signet Indonesia Soon Lee.
Lee mengatakan, KTT G20 menjadi momentum pihaknya masuk ke Indonesia untuk penyediaan charging station. Khusus untuk hajatan internasional ini, SK Signet mendapat jatah 36 unit SPKLU di Bali.
“Seluruh unit SPKLU yang kami pasang saat ini berkapasitas 200 kW, Ultra Fast Charging. Kami memang belum masuk ke pasar umum konsumen Indonesia. Tetapi setelah KTT G20 kami mencoba memproduksi dan memasarkan charging station kami di Indonesia. Sebelumnya, kami sudah memasang di Eropa, Amerika, Jepang, dan Singapura,” ungkap Lee.
Baca juga: Bus Listrik Merah Putih, Karya Anak Bangsa untuk KTT G20
Selain 66 SPKLU yang disiapkan PLN, ternyata ada 12 charging station yang disiapkan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM). Beda charging station yang disapkan PLN dan TAM ada pada port nozelnya. Bila charging station PLN menggunakan nozel CCS2, charging station dari TAM menggunakan nozel jenis chademo. Nozel ini dibutuhkan oleh Lexus UX300e yang menggunaka port chademo, sedangkan mobil-mobil lainnya menggunakan CCS2.
“Dukungan kami untuk KTT G20 tidak hanya berupa produk (mobil listrik). Kami juga merasa perlu untuk menghadirkan ekosistem pendukungnya. TAM memberikan 12 charging station kepada pemerintah sebagai sarana pendukung kendaraan-kendaraan listrik yang digunakan sebagai alat mobilitas para delegasi selama KTT G20 berlangsung. Lexus juga menyediakan e-LCMS (e Lexus Concierge Mobile Service/penyedia daya berjalan) untuk semakin memastikan tersedianya support yang memadai untuk unit-unit yang digunakan di sana,” tutur Marketing Director PT Toyota-Astra Motor Anton Jimmi Suwandy.

Uji coba mobil listrik tipe Toyota BZ4X di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (19/10/2022). Sebanyak 143 mobil listrik terdiri dari 41 unit Toyota BZ4X dan 102 unit Lexus UX 300e menjadi kendaraan resmi untuk acara G20. Kendaraan listrik tersebut direncanakan akan digunakan untuk level menteri saat acara G20 berlangsung. Fakhri Fadlurrohman (Z19) 19-10-2022
Ada cerita unik yang Kompas dengar di balik hadirnya Lexus UX300e. Semula BZ4X saja yang akan terlibat dalam KTT G20 ini. Penarikan ulang (recall) bZ4X membuat mobil jenis itu urung dilibatkan dalam G20. Kondisi itu sempat membuat delegasi Jepang ragu, konon mereka enggan datang kalau harus naik mobil pabrikan Korea.
Alhasil, Lexus UX300e yang akhirnya diturunkan dalam hajatan KTT G20. Karena menggunakan Lexus yang dilengkapi port charging chademo, maka Toyota harus membangun charging station chademo sendiri, di luar yang telah disiapkan PLN dengan port CCS2. Pasalnya, baik Hyundai Ioniq, Hyundai Ioniq 5 maupun Toyota bZ4X menggunakan port yang sama yaitu CCS2.
Baca juga:
- Menjelajah dari Jakarta ke Yogyakarta dengan Mobil Listrik (bagian 1)
- Membawa Mobil Listrik Bervakansi dan Liputan di Jawa Timur (bagian 2)
- Membawa Mobil Listrik Bervakansi di Banyuwangi hingga Menyeberang ke Bali (bagian 3-habis)
Namun di tengah perjalanan, proses recall bZ4X rampung. Kini bersama dengan Lexus UX300e, Toyota bZ4X bisa kembali ikut dalam hajatan G20.
Dalam wawancara tertulis, Anton Jimmi enggan langsung menanggapi cerita tersebut. Ia hanya menyebut, semua komunikasi dengan Komite G20 telah berjalan cukup lama. Ia juga menjelaskan, Indonesia tidak masuk dalam negara yang dikategorikan sebagai negara yang harus melakukan recall bZ4X karena mobil tipe tersebut memang belum dipasarkan di Indonesia.
“Untuk jumlah unit yang diperlukan dalam KTT G20, kami mengikuti hasil diskusi dengan Komite G20. Sebelum penyerahan ada perubahan dari total 143 unit UX300e, menjadi 102 Lexus UX300e dan 41 Toyota bZ4X dengan jumlah total masih sama yaitu 143 unit,” tuturnya.
Apapun yang terjadi selama persiapan gelaran KTT G20, tentu semuanya berharap hajatan internasional ini berjalan dengan lancar. KTT G20 yang disemarakkan dengan penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan resmi delegasi dan pengamanan diharapkan menjadi tonggak dan bukti nyata transisi energi demi ruang hidup yang lebih baik di bumi ini.