Kemenangan Koalisi Netanyahu Kobarkan Kebangkitan Ekstrem Kanan di Israel
Benjamin Netanyahu dipastikan berkuasa kembali setelah koalisi sayap kanan anti-Palestinanya memenangi pemilu Israel. Kekerasan dipastikan akan terus berlanjut.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
TEL AVIV, JUMAT – Benjamin Netanyahu, pemimpin Partai Likud, dipastikan akan kembali ke kursi puncak kekuasaan di Israel. Proses penghitungan suara hasil pemilu berakhir, Kamis (3/11/2022) malam, memastikan keunggulan partainya dan sekutu-sekutu sayap kanannya atas lawan-lawan politiknya.
Kemenangan Netanyahu dan koalisinya mengobarkan kebangkitan kelompok ekstrem kanan di Israel. Salah satu tokoh utamanya adalah Itamar Ben-Gvir, pemimpin partai Zionisme Agama. Posisi peringkat ketiga, yang diperolehnya sesuai hasil pemilu, memberi posisi tawar yang kuat bagi Ben-Gvir di pemerintahan.
Dari hasil penghitungan 99 persen surat suara yang masuk, Netanyahu dan sekutunya mendapatkan 64 kursi. Jumlah raihan kursi ini sudah cukup untuk menguasai mayoritas di parlemen (Knesset) dan membentuk pemerintahan baru. Partai Likud memperoleh 32 kursi, disusul Partai Yahudi Ultra-Ortodoks 18 kursi dan Partai Zionisme Agama 14 kursi.
Adapun partai-partai pendukung Penjabat Perdana Menteri Israel Yair Lapid hanya memperoleh 51 kursi. Perolehan ini tidak cukup untuk mengimbangi perolehan suara yang diraih Netanyahu dan koalisi sayap kanannya.
Lapid memberikan ucapan selamat kepada Netanyahu. "Perdana Menteri Lapid mengucapkan selamat kepada Pemimpin Oposisi Netanyahu atas kemenangannya dalam pemilihan umum dan memberitahu padanya bahwa dirinya telah menginstruksikan seluruh kantornya untuk mempersiapkan transisi kekuasaan yang terorganisasi," demikian pernyataan kantor Lapid, jelang Kamis tengah malam.
Sejumlah pemimpin sayap kanan dunia, seperti Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban adalah pemimpin pertama yang mengucapkan selamat atas kemenangan Netanyahu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang tengah berupaya membujuk Israel untuk memberikan sistem pertahanan udara Iron Dome kepada Ukraina, juga menjadi salah satu pemimpin yang pertama-tama mengucapkan selamat.
Netanyahu terpilih kembali setelah hampir 1,5 tahun berstatus sebagai oposisi. Ia masih harus membela diri atas tiga kasus dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di pengadilan. Di tengah upaya pembentukan pemerintahan baru, yang menurut rencana akan disampaikan Presiden Israel Isaac Herzog, Netanyahu akan kembali ke kursi terdakwa di pengadilan, Senin pekan depan.
Koalisi Anti-Palestina
Hasil pemilu kali diperkirakan bakal menghasilkan pemerintahan paling kanan di Israel. Koalisi tiga partai, yaitu Liud, Yahudi Ortodoks dan Zionisme Agama, sudah menegaskan akan bersikap keras terhadap warga Palestina.
Itamar Ben-Gvir, tokoh utama koalisi tiga partai sayap kanan ini, dikenal dengan retorika anti-Arab dan seruan menghasut Israel agar mencaplok seluruh wilayah Tepi Barat. Dia sendiri berminat mengisi posisi menteri keamanan publik, sebuah jabatan yang akan menempatkan dia bertanggung jawab atas polisi.
Dalam beberapa hari terakhir, Ben-Gvir telah berulang kali meminta dinas keamanan untuk menggunakan lebih banyak kekuatan dalam melawan kerusuhan Palestina. “Sudah saatnya kita kembali menjadi tuan bagi negara kita,” kata Ben-Gvir pada malam pemilihan umum.
Hasil perolehan suara dalam pemilu terakhir ini memberikan kelompok ekstrem kanan pengaruh besar yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut peneliti Yossi Klein Halevi, pergeseran seperti ini diorkestrasi oleh Netanyahu. "Netanyahu menutupi kejelekan kelompok kanan yang dibutuhkannya untuk koalisinya. Jadi, banyak orang Israel melihatnya hanya sebagai versi Likud yang lebih keras lagi," papar Halevi dari lembaga Shalom Hartman Institute, Israel.
Halevi menilai bahwa Netanyahu akan kesulitan mengendalikan mitra koalisi barunya. Sementara Bezalel Smotrich dari Partai Zionisme Agama mengatakan, dia ingin menjadi menteri pertahanan.
Keprihatinan AS
Departemen Luar Negeri AS menyatakan keprihatinan terselubung atas prospek tampilnya menteri-menteri dari kelompok sayap kanan dalam pemerintahan koalisi Israel kali ini. Sementara Inggris menuntut semua politisi menahan diri dari bahasa yang menghasut dan menghormati kelompok minoritas.
Halevi menilai bahwa Netanyahu akan kesulitan mengendalikan mitra koalisi barunya. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pun menyuarakan kecemasannya atas "situasi di Tepi Barat, termasuk soal ketegangan yang meningkat, kekerasan, serta meninggalnya warga Israel dan Palestina akibat bentrokan. Blinken menekankan perlunya semua pihak menahan diri serta mendeeskalasi siituasi.
Tidak lama setelah Netanyahu dan koalisinya dinyatakan sebagai pemenang pemilu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan ke sejumlah titik di Jalur Gaza, termasuk ke fasilitas pembuatan roket bawah tanah Hamaz. Serangan ini adalah serangan balasan setelah sebelumnya kelompok Hamas meluncurkan setidaknya empat roket ke arah wilayah Israel.
IDF, seperti dikutip laman Times of Israel, mengeluarkan sejumlah foto satelit yang menunjukkan lokasi serangan. Lokasi yang dimaksud adalah beberapa bangunan dan plot pertanian di barat laut kamp pengungsi al-Maghazi di Gaza tengah.
Aparat keamanan Israel tidak menghentikan tindakan brutalnya terhadap warga Palestina di tengah pelaksanaan penghitungan suara pemilu kelima dalam empat tahun terakhir. Empat warga Palestina, termasuk seorang anak laki-laki yang masih berusia 14 tahun, tewas dalam insiden terpisah di Tepi Barat, Kamis (3/11/2022).
Kementerian Kesehatan Palestina dalam keterangannya mengatakan, dua orang warga tewas ketika aparat keamanan Israel menyerbu kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat. Salah satu warga Palestina yang tewas dalam serangan itu diklaim militer sebagai seorang komandan Jihad Islam yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap mereka, termasuk pembunuhan seorang polisi pada bulan Mei lalu.
Militer Israel menyebut mereka terpaksa melepaskan tembakan ke arahnya ketika tersangka, Farouk Salameh, melarikan diri sambil mengeluarkan pistol serta menembak ke arah aparat Israel. Menurut kelompok Jihad Islam, Salameh tengah berada membeli daging di sebuah los daging untuk pesta pernikahannya akhir pekan ini.
Mohammad Sammer Khallouf yang baru berusia 14 tahun juga turut menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Dalam insiden lain di dua tempat terpisah, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan seorang warga Palestina tewas ditembak aparat keamanan Israel karena diduga melempar bom molotov ke arah mereka. Satu orang warga lainnya tewas di Kota Tua Jerusalem setelah menikam seorang polisi Israel.
Seperti dilansir laman Middle East Eye, empat kematian pada Kamis itu menjadikan jumlah warga Palestina yang menjadi korban tewas oleh aparat keamanan dan pemukim Israel sepanjang tahun 2022 menjadi 135 korban jiwa. Menurut catatan Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 29 korban di antaranya adalah anak-anak.
Pada periode yang sama, setidaknya 22 warga Israel tewas dalam baku tembak antara warga dengan aparat keamanan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat. Dalam catatan PBB, tahun ini menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina sejak tahun 2005.
Pemerintah dan aparat keamanan Israel membela tindakannya sebagai tindakan yang sah karena sebagian besar korban adalah anggota kelompok militan Palestina. Akana tetapi, menurut warga Palestina, banyak dari korban tidak memiliki kaitan apapun dengan kelompok militan. Akan tetapi, mereka menjadi korban. (AP/FP)