Angkatan Laut Kerahkan 12 Kapal Perang untuk Amankan Perairan saat KTT G20
Sebanyak 12 KRI, lima helikopter, dan 3.000 personel termasuk pasukan khusus Angkatan Laut dikerahkan untuk pengamanan laut KTT G-20 di Nusa Dua, Bali. Mereka disiapkan dalam status siaga dan siap tempur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – TNI Angkatan Laut akan mengerahkan 12 kapal Republik Indonesia atau KRI untuk pengamanan perairan selama Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Selain itu, juga ditugaskan 3.000 personel sebagai dukungan pengamanan.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono seusai apel gelar pasukan dan alat utama sistem persenjataan atau alutsista di Dermaga Madura, Komando Armada 2, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/11/2022). Apel ini digelar dalam rangka kesiapan pengamanan KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.
KTT G20 akan dihadiri delegasi dari 19 negara dan organisasi kawasan Uni Eropa (UE). Dalam wawancara khusus dengan Kompas, Kamis (3/11/2022), Presiden Joko Widodo mengungkapkan, 16 kepala negara dan satu pemimpin organisasi kawasan, termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping, telah mengonfirmasi untuk hadir pada KTT tersebut.
Yudo memaparkan, 12 bahtera perang ditugaskan untuk patroli pengamanan teritorial laut pada 12 mil perairan Nusa Dua. Nusa Dua adalah lokasi pelaksanaan KTT G-20.
KRI yang akan terlibat patroli ialah Raden Eddy Martadinata-331, Surabaya-591, Teluk Banten-516, Bimasuci, Karel Satsuit Tubun-356, Sultan Iskandar Muda-367, Fatahillah 361, Sultan Nuku-373, Tarakan-905, Abdul Halim Perdanakusuma-355, Untung Suropati-372, dan Hasan Basri-382.
AL juga mengerahkan tiga helikopter Panther dan dua helikopter Bell untuk mendukung pengamanan laut dari udara. Selain itu, AL menyiagakan 3.000 personel. “Termasuk pasukan khusus Denjaka (Detasemen Jalamengkara) dan Kopaska (Komando Pasukan Katak) yang on board di KRI,” kata Yudo.
Seluruh unsur pengamanan, yakni kapal, alutsista, helikopter, dan personel berasal dari gabungan komando utama, yakni Armada 1, 2, dan 3. Untuk keamanan perairan selama KTT, Yudo menunjuk Panglima Armada 2 Laksamana Muda TSNB Hutabarat sebagai Komandan Satuan Tugas Laut itu. Pengamanan perairan teritorial hanya dilakukan oleh TNI AL. Tidak ada kekuatan militer gabungan dari negara-negara anggota G-20.
“Mereka kami minta labuh jangkar di Lombok atau Benoa, tidak masuk teritorial Indonesia. Teritorial Indonesia adalah kedaulatan Indonesia,” kata Yudo. Indonesia adalah tuan rumah KTT. Selain itu, tidak ada negara lain yang mengajukan operasi militer gabungan dengan AL untuk pengamanan KTT.
Status siaga
Yudo menambahkan, AL dalam status siaga dan siap tempur. AL mengantisipasi gangguan musuh, terutama kapal selam. “Indonesia dipertaruhkan menjaga keselamatan dan keamanan para kepala negara G20. Ibu bukan sekadar siap operasi, melainkan siap tempur mengantisipasi gangguan musuh,” ujarnya.
G20 beranggotakan Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa.
Kesiapan pengamanan juga dilakukan oleh Kepolisian Negara RI dan Tentara Nasional Indonesia. Sedikitnya 13.300 personel Kepolisian Negara RI serta Tentara Nasional Indonesia telah disiagakan untuk menjaga KTT G20 agar berjalan aman, tertib, dan lancar.
Wakil Kepala Kepolisian Negara RI (Polri) Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono mengungkapkan, Polri mengerahkan sekitar 9.700 personel gabungan dari tingkat Mabes Polri, Kepolisian Daerah (Polda) Bali, dan polda lainnya, seperti Polda Jawa Barat, Polda Nusa Tenggara Barat, dan Polda Jawa Timur. Polri juga mengirim 88 mobil listrik dan 92 motor listrik untuk mengawal delegasi KTT G20.
Semua personel kepolisian yang akan bertugas sudah berada di Bali sejak tanggal 1 November. Bahkan, saat ini Polri tengah menggelar latihan pra-operasi Puri Agung 2022. Latihan yang digelar pada 3-5 November itu dipimpin langsung oleh wakapolri.
Pusat komando
Gatot menyebut, Polri juga mendirikan pusat komando yang dilengkapi dengan alat pengenal wajah (face recognition) untuk menyaring daftar pencarian orang (DPO) kepolisian atau orang yang mencurigakan selama KTT G20. ”Sehingga jika ada satu DPO yang kami curigai di tempat tersebut, kami bisa mengambil langkah-langkah apa yang kami lakukan sesuai cara bertindak yang kami siapkan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (4/11/2022).
Polri, lanjut Gatot, tak hanya mempersiapkan personel serta sarana dan prasarana, tetapi juga kemampuan menghadapi potensi kerawanan. Ini karena faktor keamanan merupakan bagian penting dari kesuksesan terselenggaranya KTT G20.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menambahkan, selama penyelenggaraan KTT G20, kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Bali, akan disterilkan dari kendaraan masyarakat umum atau hanya kendaraan delegasi dan petugas yang boleh masuk. Selain itu, kendaraan berbahan bakar minyak juga dilarang, hanya kendaraan listrik yang diizinkan melintas. Di kawasan ini juga sudah ada 64 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) berdaya 200 kW untuk mendukung gelaran KTT G20.
Selain Polri, TNI juga menyiapkan 3.600 personel ke Bali untuk mengamankan KTT G20. Selain itu, 12 kapal perang Republik Indonesia (KRI) dan 252 kendaraan listrik juga dikirim oleh Markas Besar TNI ke Bali. Kendaraan listrik roda empat dikirim TNI dengan menggunakan KRI Tanjung Kambani-971 dan kendaraan listrik roda dua dikirim menggunakan truk trailer.
”Ada 3.600 personel TNI. Kendaraan ini untuk mendukung kegiatan tugas pengamanan dan pengawalan terhadap para kepala negara atau kepala pemerintahan,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Kisdiyanto saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, terkait pengaturan bandara untuk pesawat para kepala negara G20 yang akan datang ke Indonesia, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, ada sejumlah bandara yang disiapkan, di antaranya Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, Bandara Internasional Lombok, Bandara Internasional Juanda, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. (STEPHANUS ARANDITIO)