Jelang Kembalinya Netanyahu di Politik Israel, Liga Arab Angkat Dukungan pada Palestina
Liga Arab kembali menyuarakan dukungan totalnya terhadap perjuangan Palestina. Pernyataan ini dikeluarkan di tengah bayang-bayang kembalinya politisi sayap kanan, Benjamin Netanyahu, di panggung politik Israel.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
AFP/HO/ARAB SUMMIT 2022
Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune (kanan) menyambut kedatangan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Algiers, Aljazair, Selasa (1/11/2022), menjelang perhelatan KTT Liga Arab.
ALGIERS, KAMIS – Para pemimpin negara-negara anggota Liga Arab menyatakan dukungan total atas perjuangan rakyat Palestina di tengah situasi yang semakin tidak menentu, termasuk peluang kembalinya politisi sayap kanan Benjamin Netanyahu ke pucuk kekuasaan di Israel. Akan tetapi, dukungan para pemimpin negara-negara Liga Arab itu dinilai tidak cukup ampuh untuk menggulirkan perubahan di lapangan. Seberapa negara anggota blok tersebut telah menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah sokongan Amerika Serikat.
Dalam pernyataan akhir pada penutupan Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab di Algiers, Aljazair, Rabu (2/11/2022), organisasi itu menyatakan bahwa dukungan mereka atas kemerdekaan Palestina adalah mutlak. "Sentralitas perjuangan Palestina dan dukungan mutlak kami terhadap hak-hak rakyat Palestina yang tidak dapat dipinggirkan, termasuk terwujudnya negara merdeka dengan Jerusalem timur sebagai ibu kotanya,” demikian pernyataan akhir KTT Liga Arab.
Pernyataan tersebut tidak menyinggung Abraham Accord atau Perjanjian Abraham, kesepakatan normalisasi hubungan antara sejumlah negara Arab dan Israel. Pernyataan Liga Arab lebih menekankan bahwa penyelesaian konflik Palestina-Israel harus didasarkan pada kesepakatan "tanah untuk perdamaian (land for peace)".
Isu tanah menempati bagian utama dalam konflik Palestina-Israel. Sudah puluhan tahun upaya menyelesaikan konflik tersebut didasarkan pada prinsip "tanah untuk perdamaian (land for peace)". Makna dari prinsip itu adalah jika Israel menarik mundur dati teritorial-teritorial Arab yang mereka duduki, termasuk tanah pendudukan Palestina, negara-negara Arab akan menjalin perdamaian dengan Israel.
Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan, Israel melakukan "kesalahan besar" jika menghalangi upaya implementasi solusi dua negara karena warga Palestina dan warga Arab Israel sudah menjadi mayoritas di wilayah yang dikuasai Israel. Solusi dua negara adalah upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel dengan memberi kesempatan berdirinya dua negara, Palestina dan Israel, yang hidup berdampingan secara damai.
AFP/SAUL LOEB
Penandatanganan Abraham Accord, yakni kesepakatan pemulihan hubungan resmi Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain di Gedung Putih, Washington DC, 15 September 2020.
Selama beberapa dekade, Liga Arab menjadi forum kampanye bersama dan arena penggalangan solidaritas atas perjuangan rakyat Palestina. Akan tetapi, tidak banyak dampak nyata dari upaya organisasi kawasan itu selama 77 tahun sejak berdiri.
Sebuah editorial di surat kabar Palestina, Al-Quds, menyatakan bahwa orang Palestina tidak lagi membutuhkan pernyataan lagi yang telah banyak didengar. Tetapi, yang dibutuhkan adalah tindakan nyata di lapangan.
Hasni Abidi, pakar politik yang mengajar di Institut Studi Global di Swiss, menilai organisasi tersebut sudah tak memiliki akar dalam membantu proses perdamaian di Palestina. “Liga Arab telah kehilangan tempat rujukan dalam konflik Palestina-Israel,” kata Abidi.
Faksi-faksi Palestina, bersatulah
Aljazair adalah salah satu negara anggota Liga Arab yang menentang keras normalisasi hubungan Arab-Israel. Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebbaoune dalam pidato pembukaan KTT, Selasa (1/11/2022), berupaya untuk mengajak seluruh anggota organisasi tersebut untuk menegaskan kembali dukungannya terhadap perjuangan Palestina.
“Pertanyaan tentang Palestina adalah induk dari semua pertanyaan,” kata Tabboune. Dia mengecam “agresi Israel terhadap Palestina” dan mendesak terwujudnya persatuan faksi-faksi politik Palestina sebagai satu-satunya jalan keluar dari kebuntuan.
AFP/AHMAD GHARABLI
Sejumlah pemuda Palestina melempari aparat keamanan Israel dengan batu ketika kedua pihak bentrok, Jumat (22/4). Liga Arab mengecam dan menyebut tindakan aparat keamanan Israel yang mengizinkan warga Yahudi beribadah di kompleka Mesjid Al Aqsa sebagai tindakan provokatif dan ilegal.
Sejak awal berdiri, Maret 1945, Liga Arab selalu mengusung kebijakan menentang berdirinya Israel. KTT di Khartoum, Sudan, Septemper 1967, dikenal dengan kebijakan ”Three No’s”, yaitu tidak ada perdamaian dengan Israel, tidak ada pengakuan terhadap Israel, dan tidak ada perundingan dengan Israel. (Kompas.id, 9 Oktober 2020)
Kebijakan lain yang dikenal dari organisasi Liga Arab adalah Inisiatif Damai Arab. Inisiatif ini diusulkan oleh Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz al-Saud tahun 2002. Bersama dengan Organisasi Konferensi Islam (OKI), Liga Arab bersedia membuka hubungan diplomatik dengan Israel dengan imbalan berdirinya negara Palestina di atas tanah tahun 1967 dengan ibu kota Jerusalem Timur.
Israel merebut Jerusalem Timur dan Tepi Barat dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Mereka kemudian menganeksasi wilayah tersebut. Sebagian besar komunitas Internasional tidak mengakui tindakan Israel itu.
Sikap Aljazair yang masih teguh memegang nilai-nilai para pendiri Liga Arab membuat hubungan dengan beberapa anggota organisasi itu tegang. Setelah terputusnya hubungan diplomatik Aljazair dengan Maroko terkait perselisihan Sahara barat, hubungan kedua negara semakin buruk gara-gara normalisasi hubungan Maroko-Israel.
AFP
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi (kiri) dan Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit berjalan berdampingan menjelang pembukaan KTT Liga Arab di Algiers, Aljazair, Selasa (1/11/2022).
Di bawah tekanan dari negara-negara Arab lainnya, Aljazair mengundang Maroko ke KTT. Akan tetapi, menurut seorang diplomat Maroko, Raja Maroko Mohamed VI memutuskan tidak hadir “karena sinyal yang salah dikirim oleh Aljazair". Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita hadir dalam KTT Itu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang hadir dalam KTT itu menyerukan perlunya dukungan lebih besar terhadap Palestina. Dukungan itu diperlukan, terutama untuk menghadapi kejahatan Israel yang secara sistematis menghancurkan solusi dua negara dan membuang perjanjian yang telah ditandatangani.
Dalam pidatonya di forum KTT, Abbas tidak menyebut pemilu Israel. Ia menyatakan, Israel "secara sistematis menghancurkan solusi dua negara dan membuang kesepakatan yang telah ditandatanganinya". Abbas mengimbau para pemimpin Arab untuk "menyelamatkan Masjidil Aqsa dan Gereja Makam Kudus (Church of the Holy Sepulchre) sebelum tempat-tempat suci itu di-yahudikan".
Isu-isu lain
KTT Liga Arab juga menyinggung isu-isu lain, termasuk konflik di kawasan. Liga Arab, misalnya, menyampaikan "dukungan terhadap upaya mengakhiri krisis Libya melalui solusi intern Libya" dan "kerja bersama" oleh negara-negara Arab guna mengakhiri perang Suriah.
Organisasi tersebut juga mengungkapkan dukungan terhadap negara-negara produsen minyak terkait sikap kartel Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang digalang Arab Saudi dan mitra lainnya pimpinan Rusia memangkas produksi minyak sebesar dua juta barel per hari sejak November ini.
Dalam pernyataannya, Liga Arab menyebut kebijakan yang "berimbang" akan membantu menstabilkan pasar dan "membantu kepentingan negara-negara produsen maupun konsumen minyak". Dalam KTT tersebut, Putra Mahkota dan pemimpin de facto Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman tidak hadir karena dilaporkan mengalami infeksi telinga, (AP/AFP/SAM)