Bertemu MBZ, Wapres Amin Bahas IU-CEPA hingga Islam Moderat
Kepada Wapres Ma'ruf Amin, Presiden UEA Mohamed bin Zayed bin Sultan al Nahyan (MBZ) menyebut Indonesia punya potensi besar menjadi negara kuat. Syaratnya, Indonesia harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
ABU DHABI, KOMPAS — Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed bin Sultan al Nahyan atau MBZ di Abu Dhabi, Rabu (2/11/2022) sore waktu setempat. Berbagai isu, dari pentingnya pemahaman Islam moderat hingga percepatan ratifikasi kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara (IU-CEPA) dibahas dalam pertemuan bilateral itu.
Pertemuan berlangsung tertutup dan sangat terbatas di Istana Al Shatie di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Selama pertemuan, Wapres Amin didampingi Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Mustika, Direktur Jenderal Asia Pasifik Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres Suprayoga Hadi, serta Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi.
Seusai pertemuan, Wapres menjelaskan, percepatan ratifikasi perjanjian IU-CEPA sedang diupayakan di Indonesia. Diharapkan, ratifikasi bisa diselesaikan kedua negara sebelum Presiden MBZ datang di Indonesia untuk menghadiri KTT G20 pertengahan November ini. Saat ini, rincian dari IU-CEPA masih diselesaikan.
Husin menambahkan, IU-CEPA sesungguhnya merupakan perjanjian perdagangan dua negara yang paling cepat diselesaikan, yakni hanya sembilan bulan. ”Ini karena pembahasan perjanjian ini didorong baik Presiden Joko Widodo maupun Presiden MBZ,” tuturnya kepada wartawan.
Percepatan ratifikasi perjanjian IU-CEPA sedang diupayakan di Indonesia. Diharapkan, ratifikasi bisa diselesaikan kedua negara sebelum Presiden MBZ datang di Indonesia untuk menghadiri KTT G20 pertengahan November ini.
IU-CEPA dinilai penting untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. Volume perdagangan Indonesia-UEA pada 2021 mencapai 4 miliar dollar AS. Nilai ekspor barang Indonesia ke UEA sekitar 1,89 miliar dollar AS, sedangkan nilai impor barang dari UEA sekitar 2,14 miliar dollar AS. ”Setelah IU-CEPA diratifikasi, Presiden Jokowi berharap perdagangan Indonesia ke UEA bisa melompat ke 3 atau 4 miliar dollar AS per tahun,” tambah Husin.
Harapan itu, menurut Husin, kemungkinan besar dapat terwujud. Sebab, banyak komoditas potensial yang semestinya bisa diperdagangkan langsung oleh Indonesia ke UEA. Salah satunya impor perhiasan dan emas UEA sangat tinggi, yakni sekitar 1,5 miliar dollar AS-2 miliar dollar AS per tahun. Namun, impor produk perhiasan emas UEA dari Indonesia hanya sekitar 2 juta dollar AS per tahun. Justru impor perhiasan emas UEA dari Singapura mencapai 1,2 miliar dollar AS per tahun.
Apabila IU-CEPA diratifikasi dan bea masuk nol persen bisa diterapkan untuk produk-produk andalan Indonesia, diyakini nilai perdagangan akan melompat. Selain emas, Indonesia juga mempunyai minyak sawit mentah (CPO) dan karet beserta produk turunannya.
Kendati memberi kemudahan berupa bebas bea untuk barang jasa tertentu, menurut Abdul Kadir Jailani, UEA tetap memiliki kepentingan untuk melindungi produk-produk barang dan jasa unggulannya, seperti e-commerce. Selain itu, Pemerintah UEA juga diyakini akan melindungi investasinya di Indonesia. Karenanya, hal ini perlu dinegosiasikan.
Namun, Husin tetap berharap ratifikasi IU-CEPA bisa segera rampung. Dengan demikian, IU-CEPA bisa diimplementasikan pada 1 Januari 2023.
Islam moderat
Dalam pertemuan itu, Presiden MBZ juga membahas kesalahpahaman dalam menjalankan ajaran Islam. MBZ menyebut, banyak yang ”membajak" agama Islam. Karenanya, kata Wapres Amin, Presiden MBZ mengajak Indonesia menjaga agama Islam supaya sesuai pemahaman yang benar, murni, dan tidak salah paham.
Indonesia, lanjut Wapres Amin, sudah mengawal supaya Islam moderat menjadi arus utama di Indonesia. ”Kita juga ingin ini (Islam moderat) menjadi cara pikir bersama secara global. Karenanya, ada pandangan sama antara Pemerintah indonesia dan Presiden UEA,” tuturnya.
Selain itu, Presiden MBZ juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara kuat. Sebab, Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang relatif besar.
Namun, untuk mewujudkan itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. ”Presiden Emirat menyampaikan ingin sungguh-sungguh menjadi mitra yang membangun Indonesia,” tambah Wapres Amin.
Sejauh ini, kerja sama di bidang pendidikan dilakukan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dan Mohamed bin Zayed University for Humanities. Direncanakan, UNU Yogyakarta akan mendirikan sekolah kajian masa depan (school of future studies).
Wapres Amin pun menilai Presiden MBZ sangat antusias untuk memperkuat kerja sama kedua negara. Hubungan baik Indonesia-UEA juga perlu terus dirawat. Wapres Amin pun tak lupa menyampaikan terima kasih atas dukungan Presiden UEA pada Presidensi G20 Indonesia. Diharapkan dukungan terus diberikan sampai KTT rampung dan komunike bisa ditandatangani. Kesepakatan itu juga diharapkan bisa menjadi kerja sama konkret yang memberi manfaat pada dunia.
Selain itu, Wapres juga berterima kasih ada bantuan Presiden MBZ pada KBRI di Abu Dhabi dan Wisma Indonesia. Wapres juga menyampaikan penghargaan atas rencana Presiden MBZ meresmikan Masjid Sheikh Al Zayed di Solo, Jawa Tengah. Bukan hanya meresmikan, Presiden MBZ bersama Presiden Joko Widodo dan umat Islam akan shalat di sana.