Siap Hadiri KTT G20, Para Pemimpin Negara Mulai Tiba di Bali 13 November
Perhelatan KTT G20 tinggal 15 hari lagi. Persiapan menyambut para pemimpin negara dan pemerintahan anggota G20 masih terus berlangsung.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Presiden, Jakarta, Senin (31/10/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Para pimpinan negara yang akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 dijadwalkan mulai tiba di Bali pada 13 November. Sejumlah kepala negara dan pemerintahan telah mengonfirmasi kehadiran mereka dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
Untuk memastikan persiapan KTT G20 sudah berjalan sesuai harapan, Senin (31/10/2022) siang, Presiden Joko Widodo menggelar rapat tertutup khusus membahas pertemuan multilateral tersebut. Rapat tak hanya diikuti Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, tetapi juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Seusai rapat, Retno menjelaskan persiapan penyelenggaraan KTT G20 pada 15-16 November dan sejumlah agenda multilateral lain, seperti KTT ASEAN di Phnom Penh Kamboja dan KTT APEC di Bangkok, Thailand. Kedua acara tersebut berimpitan dengan jadwal penyelenggaraan KTT G20. KTT ASEAN dilangsungkan pada 10-13 November, sedangkan KTT APEC pada 18-19 November.
Menurut rencana, Presiden Jokowi akan menghadiri KTT ASEAN terlebih dahulu dan baru ke Bali pada 13 November. Pertemuan-pertemuan bilateral akan dimulai 14 November dan berlanjut di sela-sela KTT G20 pada 15 dan 16 November. Esoknya, 17 November Presiden langsung bertolak ke Bangkok untuk menghadiri KTT APEC.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Infrastruktur SPKLU di Nusa Dua, Bali, untuk keperluan KTT G20, Senin (12/9/2022). Penggunaan kendaraan dengan energi listrik dalam ajang internasional ini menjadi salah satu bagian kampanye gerakan konversi energi bahan bakar.
Sejauh ini, menurut Retno, sudah ada 18-20 permintaan untuk pertemuan bilateral. Jumlah ini sekaligus ingin menunjukkan antusiasme kehadiran para pemimpin negara di KTT G20 di Bali. ”Antusiasme dan harapan terhadap G20 ternyata masih sangat tinggi. Keinginan negara-negara untuk engagement satu sama lain juga masih sangat tinggi,” ujar Retno kepada wartawan.
Menurut dia, sejumlah pemimpin negara G20 akan hadir dalam KTT tersebut. Sejauh ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dikonfirmasi akan hadir. PM baru Inggris Rishi Sunak maupun PM baru Italia Giorgia Meloni, menurut Retno, juga sudah mengonfirmasi kehadiran mereka.
Selain itu, masih ada pemimpin negara yang ditunggu konfirmasi kehadirannya. Salah satunya Brazil yang baru menyelesaikan putaran kedua pemilu presiden. Pemerintah Indonesia pun menanti siapa yang akan hadir di KTT G20 karena presiden baru akan dilantik pada 1 Januari 2023.
Antusiasme dan harapan terhadap G20 ternyata masih sangat tinggi. Keinginan negara-negara untuk engagement satu sama lain juga masih sangat tinggi.
Retno belum bersedia menjawab kepastian kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20. Demikian pula mengenai kehadiran Presiden Ukraina Volodymir Zelenskyy.
Ukraina bukan anggota G20, tetapi Pemerintah Indonesia mengundang Presiden Zelenskyy untuk mengimbangi situasi dunia yang masih sangat dinamis.
Para pemimpin negara G20 tersebut akan mulai tiba pada 13 November dan sebagian besar dijadwalkan tiba di Bali pada 14 November. Menurut Retno, mereka akan meninggalkan Bali pada 16 November sore atau 17 November. Sebagian dari mereka juga akan melanjutkan lawatan ke Bangkok untuk menghadiri KTT APEC.
Oleh karena itu, jadwal pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan para pimpinan negara sahabat akan diatur di sela-sela penyelenggaraan KTT G20 maupun di antara KTT ASEAN dan KTT APEC.
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Para tamu undangan dan wartawan berfoto dengan mobil listrik Hyundai IONIQ 5 dan Genesis Electrified G80 yang diparkir di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Dalam rapat, Presiden Joko Widodo juga memastikan bahwa Presidensi G20 Indonesia bukan hanya berjalan baik di tengah situasi dunia yang tidak kondusif. Presiden juga mengharap ada hasil konkret dari Presidensi G20 Indonesia.
Hal ini pernah juga disampaikan Presiden Jokowi secara terbuka pada pidato virtual di Pembukaan Presidensi G20 Indonesia 2022 awal Desember lalu. Dia menegaskan keinginannya supaya Presidensi G20 Indonesia tidak sebatas seremonial belaka. ”Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata,” ujarnya.
Untuk itu, Indonesia akan terus mendorong negara-negara G20 melakukan terobosan-terobosan besar. Kolaborasi dan penggalangan kekuatan akan didorong untuk memastikan masyarakat dunia merasakan dampak positif dari kerja sama G20.
Karena KTT G20 tinggal 15 hari, persiapan terus diselesaikan. ”Persiapan detail akan terus kita lakukan, baik dari sisi logistik, penjadwalan, maupun hasil akhir yang masih terus dinegosiasikan sampai saat ini,” tutur Retno.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ruang penyimpanan baterai bus listrik buatan PT Industri Kereta Api (INKA), Madiun, Jawa Timur, Kamis (8/9/2022). Bus listrik ini dipersiapkan sebagai kendaraan yang digunakan selama penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Sementara itu, Leaders Declaration yang diharap bisa menjadi hasil KTT G20 masih terus dinegosiasikan. Menurut rencana, deklarasi bersama para pemimpin G20 ini akan berisi komitmen untuk upaya bersama pemulihan ekonomi dan kesehatan pascapandemi Covid-19.
Selain itu, Indonesia mendorong program, proyek, dan inisiatif nyata dalam concrete deliverables. Harapannya, semua proyek, program, dan inisiatif ini benar-benar memberi manfaat nyata bagi pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan kerja sama multilateral.