Jembatan Morbi sempat tutup selama tujuh bulan untuk perbaikan atau renovasi dan baru dibuka kembali untuk umum pada 26 Oktober. Kecelakaan infrastruktur tua dan tidak terawat termasuk jembatan sering terjadi di India.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
AHMEDABAD, SENIN — Jumlah korban tewas akibat jembatan gantung roboh di Morbi, sekitar 220 kilometer dari Ahmedabad, Gujarat, India, Minggu (30/10/2022) malam, terus bertambah. Situs berita NDTV, melaporkan, hingga Senin pagi , sebanyak 141 orang ditemukan tewas dan 177 orang selamat setelah jembatan berusia hampir 150 tahun itu roboh.
Menurut NDTV, regu penyelamat masih berjibaku untuk mencari ratusan orang lainnya. Sebagian besar korban jembatan gantung roboh itu adalah perempuan dan anak-anak. Mengutip penjelasan pemerintah setempat di Gujarat, media India itu menyebutkan, sedikitnya 500 orang sedang berdesakan saat jembatan di atas Sungai Machchhu di Morbi itu ambruk.
Warga yang berkerumun di jembatan saat itu sedang melakukan ritual Chhath Puja atau Dala Puja, festival Hindu yang amat terkenal di beberapa negara bagian India, termasuk di Gujarat, dan Nepal. Festival itu biasanya dirayakan beberapa hari setelah festival Diwali atau festival cahaya. Diduga, jembatan tak mampu menopang ratusan orang sehingga roboh. Jembatan gantung sepanjang 233 meter dan lebar 1,5 meter itu diresmikan pada tahun 1880 oleh otoritas kolonial Inggris dan dibuat dengan bahan yang dikirim dari Inggris.
Polisi Gujarat, Senin, mengatakan, akibat jembatan roboh, banyak orang jatuh ke sungai di bawahnya dan yang lain berpegangan pada kerangka jembatan ambruk. ”Jumlah korban kemungkinan akan meningkat karena operasi pencarian masih berlanjut,” kata P Dekavadiya, Kepala Polisi Morbi, per telepon dari tempat kejadian.
Menurut NDTV, Jembatan Morbi sempat tutup selama tujuh bulan untuk perbaikan atau renovasi dan baru dibuka kembali untuk umum pada 26 Oktober, tepat pada perayaan Tahun Baru Gujarat. ”Renovasi tuntas minggu lalu. Kami juga terkejut dan sedang menyelidiki masalah ini. Pemerintah bertanggung jawab atas tragedi ini,” kata Brijesh Merja, Menteri Tenaga Kerja Negara Bagian Gujarat.
Pemerintah Gujarat, di situs resminya, menggambarkan, jembatan yang roboh itu sebagai ”keajaiban teknik yang dibangun pada pergantian abad”.
Laporan berita menunjukkan video tentang orang-orang yang tergantung di puing jembatan atau mencoba berenang ke tempat yang aman dalam kegelapan. Video itu yang tidak dapat diverifikasi secara independen. Pihak berwenang melakukan operasi penyelamatan setelah jembatan ambruk, dengan perahu dan penyelam dikerahkan untuk mencari orang hilang hingga larut malam.
Puluhan tentara dikerahkan turut terlibat operasi penyelamatan. Otoritas berwenang mencoba memutus aliran air bendungan terdekat ke sungai dan memompa untuk mengeringkan sungai guna melancarkan operasi pencarian.
Perdana Menteri Narendra Modi, yang sedang mengunjungi negara bagian asalnya di Gujarat, memberikan santunan bagi mereka yang tewas dan terluka dalam kecelakaan itu. Menurut cuitan kantor perdana menteri, Modi adalah Menteri Besar Gujarat selama 12 tahun sebelum terpilih menjadi PM India pada 2014.
”Dia telah meminta agar situasinya dipantau secara ketat dan terus-menerus, dan (bagi pihak berwenang) untuk memberikan semua bantuan yang mungkin kepada mereka yang terkena dampak,” cuit kantor PM Modi.
Prateek Vasava, korban selamat yang berenang ke tepi sungai setelah jatuh dari jembatan, mengatakan kepada media lokal di Gujarat, ia menyaksikan beberapa anak jatuh ke sungai. ”Saya ingin menarik beberapa dari mereka ke arah saya, tetapi sulit karena mereka telah tenggelam atau hanyut,” katanya.
Pemerintah Negara Bagian Gujarat menyatakan telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki bencana tersebut. Kecelakaan infrastruktur tua dan tidak terawat termasuk jembatan sering terjadi di India. Pada 2006 sedikitnya 34 orang tewas ketika sebuah jembatan berusia 150 tahun runtuh dan menimpa sebuah kereta penumpang di stasiun kereta api di Negara Bagian Bihar, India timur.
Pada 2011, 32 orang tewas ketika jembatan yang dipadati peserta festival runtuh di dekat kota perbukitan Darjeeling, India timur laut. Kurang dari seminggu kemudian, 30 orang tewas ketika jembatan penyeberangan di atas sungai di Negara Bagian Arunachal Pradesh, India timur laut, juga runtuh. Pada 2016, jalan layang ambruk di Kolkata, India timur, sehingga menewaskan sedikitnya 26 orang.
Robohnya jembatan di India adalah bencana besar ketiga di Asia yang membawa ratusan korban jiwa. Pada Sabtu, lebih dari 150 orang, sebagian besar anak muda, tewas dalam sebuah perayaan di Itaewon, Korea Selatan. Pada 1 Oktober, 132 orang tewas setelah polisi di Indonesia menembakkan gas air dalam kerusuhan di pertandingan sepak bola di Malang. (AFP/REUTERS/AP)