Boris Johnson menyatakan mundur dari bursa calon PM Inggris dan menyisakan dua kandidat, yaitu Rishi Sunak dan Penny Mordaunt. Sunak berpeluang menjadi pemimpin kulit berwarna pertama Inggris.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
LONDON, SENIN – Rishi Sunak berpeluang besar mengisi posisi yang ditinggalkan Liz Truss sebagai perdana menteri Inggris setelah Boris Johnson mundur dari pencalonan. Satu kandidat lainnya, Penny Mordaunt, butuh untuk membalikkan situasi jika ingin mengungguli Sunak.
Bila situasi tidak berubah, Sunak kemungkinan besar didapuk sebagai perdana menteri, Senin (24/10/2022) siang waktu setempat. Ia akan menggantikan Truss yang mengundurkan diri setelah program ekonominya memicu gejolak di pasar keuangan.
Johnson mendadak pulang dan mempersingkat waktu liburannya di Kepulauan Karibia. Ia sempat mencari dukungan untuk kembali menempati kursi setelah menyatakan mundur dari jabatan PM Inggris pada Juli 2022. Johnson baru digantikan Truss pada September lalu, beberapa pekan sebelum Ratu Elizabeth II mangkat.
Johnson, yang juga mantan Wali Kota London, mengaku mendapat dukungan 102 anggota parlemen dan menyatakan peluangnya untuk kembali ke Downing Street 10, kantor PM Inggris, sangat besar. Jumlah ini jauh di bawah Sunak yang dikabarkan telah mendapat sekitar 147 dukungan.
”Saya yakin, saya memiliki banyak hal untuk ditawarkan, tetapi saya khawatir ini bukan waktu yang tepat,” kata Johnson pada Minggu malam.
Pernyataan Johnson membuka kemungkinan Sunak, menteri keuangan 2020-2022, menjabat PM Inggris yang baru. Menurut aturan, jika hanya satu kandidat yang mendapat dukungan dari setidaknya 100 anggota parlemen dari total 357 anggota partai di House of Commons (Majelis Rendah), ia akan diangkat menjadi perdana menteri.
Jika masih ada dua kandidat yang bersaing dan keduanya melewati ambang batas dukungan, mereka akan bersaing untuk memperebutkan suara 170.000 anggota partai. Pemenang akan diumumkan pada Jumat (28/10/2022), tiga hari sebelum Menteri Keuangan Jeremy Hunt menjabarkan situasi keuangan negara dan anggaran di hadapan Parlemen Inggris, 31 Oktober.
Keinginan Johnson untuk kembali ke kursi kekuasaan sempat membuat khawatir banyak pihak, terutama karena dia akan kembali dengan dukungan anggota partai dan bukan mayoritas anggota parlemen. Johnson dipandang masih memiliki dukungan besar di tingkat akar rumput. Situasi ini membuat Partai Konservatif terpecah. Hunt telah menyatakan dukungannya untuk Sunak pada Minggu malam.
Dengan pengunduran diri Johnson sebagai kandidat PM Inggris, menurut beberapa sumber, pendukungnya diperkirakan mengalihkan suaranya kepada Mordaunt. Akan tetapi, banyak juga yang beralih ke Sunak. Sumber yang dekat dengan kampanye Mordaunt mengatakan, mantan menteri pertahanan itu akan melanjutkan kontes menuju kursi PM. ”Dia adalah kandidat pemersatu yang kemungkinan besar akan menyatukan sayap Partai Konservatif,” kata sumber itu.
Mordaunt, yang gagal pada putaran kedua kontes terakhir dengan hanya delapan suara anggota parlemen, bersikeras bahwa dia sendiri yang mampu menyatukan partai.
”Saya adalah tempat terbaik untuk menyatukan partai kami,” kata kandidat berusia 49 tahun itu kepada BBC. Dia menyebut dirinya sebagai ”rumah” antara Sunak dan Truss dalam kontestasi terakhir di antara keduanya, yang kemudian dimenangi Truss.
Rekam jejak
Sunak berjanji untuk menjunjung tinggi integritas, profesionalisme, dan akuntabilitas pemerintahannya ke depan. Dia juga berjanji memimpin Inggris keluar dari krisis ekonomi yang mendalam, yang menurut para ahli telah diperburuk oleh kebijakan Truss.
”Saya ingin memperbaiki ekonomi kita, menyatukan partai kita, dan memberikan untuk negara kita,” katanya dalam pernyataan singkat yang diunggah di Twitter, yang sekaligus mengonfirmasi pencalonannya, Jumat (21/10/2022).
Dua hari kemudian, dalam sebuah pernyataan, Sunak mengatakan, dirinyalah yang telah membantu mengarahkan ekonomi Inggris melewati masa-masa terberat. ”Tantangan yang kita hadapi sekarang bahkan lebih besar. Namun, peluang—jika kita membuat pilihan yang tepat—sangat fenomenal,” katanya.
Jika Sunak tidak mendapatkan perlawanan berarti dari Mordaunt, ini akan menjadi sejarah baru bagi Inggris karena dia akan menjadi pemimpin Inggris kulit berwarna pertama. Kakek-nenek Sunak berasal dari Punjab di India utara dan bermigrasi ke Inggris dari Afrika timur pada 1960-an. Dalam pidato perdananya sebagai anggota parlemen pada 2015, Sunak mengatakan, kakek-neneknya beremigrasi ke Inggris dengan bekal seadanya.
Ayahnya seorang dokter keluarga di Southampton, kota di pantai selatan Inggris, dan ibunya mengelola apotek lokal. Sunak pernah bekerja di sebuah restoran India sebelum melanjutkan pendidikannya di Oxford dan kemudian Universitas Stanford di California.
Bagi Sunak, ini kali kedua kontestasi untuk memperebutkan jabatan sebagai PM Inggris setelah kalah dari Truss. Akan tetapi, setelah meramalkan dengan tepat agenda ekonomi kabinet Truss akan memicu gejolak ekonomi, dia berharap untuk lebih sukses pada upaya keduanya kali ini.
Sunak memiliki latar belakang ekonomi dan keuangan yang sangat panjang. Didapuk sebagai menteri keuangan saat Johnson berkuasa, pendukung Brexit ini terpaksa menyusun paket dukungan ekonomi yang sangat besar dengan kecepatan tinggi untuk menjaga stabilitas ekonomi Inggris di tengah pandemi dan masa transisi setelah keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Kini, menghadapi turbulensi ekonomi yang makin dalam, dia menegaskan Inggris harus memiliki rencana fiskal yang sehat.
Meski memiliki darah India dari orangtuanya, keterikatan Sunak dengan negeri leluhurnya lebih dikenal berkat istrinya, Akshata Murty, yang merupakan putri taipan India, Narayana Murthy, salah satu pendiri grup teknologi informasi Infosys. Keduanya bertemu saat menjalani studi di California, Amerika Serikat.
Walau menyatakan memiliki ikatan yang kuat dengan Inggris dan Partai Konservatif, Sunak mendapat kritik pedas karena juga memegang Kartu Hijau AS, yang memungkinkan dia tinggal dan mencari kerja di ”Negeri Paman Sam”. Para kritikus menilai kepemilikan itu sebagai kurangnya loyalitas Sunak dalam jangka panjang terhadap Inggris.
Selain itu, sebelum lengser dari jabatannya sebagai menteri keuangan, sejumlah tindakannya juga dinilai telah menggerus citranya. Salah satunya pelanggaran aturan berkumpul pada masa pandemi Covid-19 atas undangan Johnson, yang saat itu tengah merayakan ulang tahun. Johnson juga didenda atas skandal ”Partygate” itu. (AFP/Reuters)