Komandan Rusia: Posisi Pasukan di Ukraina Selatan ”Sulit”
Para pejabat Rusia di Kherson memperingatkan, serangan besar pasukan Ukraina bisa terjadi dalam waktu dekat. Warga telah dievakuasi jauh dari posisi pasukan Rusia.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
KYIV, RABU — Situasi pasukan Rusia di Ukraina bagian selatan saat ini genting. Otoritas bentukan Rusia di wilayah Kherson telah mengumumkan evakuasi warga sipil secara bertahap. Komandan pasukan Rusia di Ukraina yang baru, Sergey Surovikin, mengungkapkan tekanan tersebut kepada stasiun televisi Rossiya 24, Selasa (18/10/2022). ”Situasi di area operasi militer khusus bisa digambarkan genting. Musuh terus berupaya menyerang posisi pasukan Rusia,” katanya.
Pasukan Rusia terdesak mundur 20-30 kilometer dalam beberapa pekan terakhir. Mereka berisiko terdesak hingga Sungai Dnipro yang membelah Ukraina. Posisi pasukan Rusia di Kupiansk dan Lyman di wilayah timur serta wilayah antara Mykolaiv dan Kryvyi Rih di Kherson terus diserang.
Surovikin mengakui adanya bahaya pasukan Ukraina maju ke jantung Kherson. Rusia merebut kota ini pada awal invasi, Februari 2022. Hingga kini, Kherson merupakan satu-satunya kota besar yang direbut Rusia secara utuh. Kherson termasuk satu dari empat wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia secara resmi pada September, selain Zaphorizia, Luhansk, dan Donetsk.
Para pejabat Rusia di Kherson memperingatkan, serangan besar pasukan Ukraina bisa terjadi dalam waktu dekat. Pemimpin Kherson yang ditunjuk Rusia, Vladimir Saldo, mengatakan, penduduk Berislav, Belozersky, Snigiryovsky, dan Alexandrovsky telah dievakuasi ke seberang Sungai Dnipro, jauh dari posisi pasukan Rusia.
”Ukraina membangun kekuatan untuk serangan skala besar. Pasukan Rusia bersiap menangkis serangan itu. Di lokasi operasi militer, tidak ada warga sipil,” katanya melalui tayangan video.
Surovikin juga menegaskan jaminan evakuasi yang aman bagi penduduk Kherson. Otoritas Rusia menjanjikan akomodasi dan perjalanan gratis bagi warga yang menyelamatkan diri ke Rusia.
Vladimir Rogov, anggota dewan pemerintahan yang dibentuk Rusia di Zaporizhia, juga menyebutkan, pasukan Ukraina mengintensifkan serangan di kota Enerhodar yang dikuasai Rusia. Di kota itu, banyak pekerja pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa tinggal. Artileri Ukraina menghantam pinggiran kota, menurut unggahan Rogov di aplikasi Telegram.
Krisis listrik
Serangan Rusia atas sejumlah kota pekan lalu turut menghancurkan sepertiga pembangkit listrik Ukraina. Akibatnya terjadi pemadaman dan gangguan pasokan air bersih. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskky telah meminta warga untuk mengurangi pemakaian listrik saat malam.
”Situasi di seluruh negeri saat ini kritis. Segenap warga harap bersiap untuk pemadaman listrik, air, dan pemanas,” kata Kyrylo Tymoshenko, Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina.
Meski jauh dari garis depan, sarana dasar di sejumlah kota di Ukraina semakin tak pasti akibat serangan Rusia setiap hari menghancurkan berbagai fasilitas kunci, termasuk rumah sakit dan sekolah. Di kota Zhytomyr, misalnya, yang terletak 140 kilometer sebelah barat ibu kota Kyiv, setidaknya 250.000 orang tidak mendapat listrik dan air.
Zhytomyr juga merupakan pangkalan militer dan pusat industri. Pavlo Raboschuk (33), teknisi komputer, menuturkan, hanya toko-toko kecil yang buka. ”Kami akan menghadapi musim dingin yang keras dan gelap dengan makanan yang dikeringkan, baju hangat, dan baterai yang ada,” tuturnya.
Di Kyiv, serangan rudal merusak dua pembangkit listrik dan menewaskan dua orang. Serangan itu mengakibatkan 50.000 orang tak mendapat listrik selama beberapa jam. Rudal juga menyebabkan fasilitas energi di Dnipro dan Sumy rusak berat.
Seorang pejabat Barat yang bersedia dikutip dengan syarat anonim, kepada kantor berita Associated Press, mengatakan, Rusia menjalankan strategi penghancuran jaringan listrik Ukraina dengan serangan jarak jauh yang menyebabkan kerugian sipil, bukan mengurangi kemampuan militer.
Bangkrut
Atas serangan pada pekan lalu yang menggunakan pesawat nirawak buatan Iran, Ukraina telah mengundang para pakar PBB untuk menginspeksi beberapa unit yang berhasil dicegat dan dijatuhkan. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar konsultasi tertutup pada Rabu malam ini untuk membahas hal tersebut berdasarkan permintaan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Menurut ketiga negara ini, pasokan pesawat nirawak pada Rusia melanggar Resolusi DK PBB tahun 2015 yang mendukung kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara.
Zelenskyy dalam pidato harian, Selasa malam, menyebut penggunaan pesawat nirawak buatan Iran oleh pasukan Rusia memperlihatkan kebangkrutan politik dan militer. ”Permintaan bantuan Rusia terhadap Iran menyuguhkan fakta pengakuan Kremlin atas bangkrutnya militer dan politik. Rusia tidak punya peluang di medan tempur, dan mencoba mengompensasikannya dengan teror,” katanya.
Iran membantah tudingan menyuplai senjata untuk Rusia. Teheran menyatakan siap berbicara dengan Kyiv untuk mengklarifikasi klaim tersebut.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, sebaiknya Ukraina memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Moskwa seharusnya mengurangi kehadiran diplomatik di negara-negara Barat. (AP/AFP/REUTERS)