Habiskan Ratusan Miliar Dollar AS, Jepang Gagal Cegah Pelemahan Yen
Nilai tukar yen terhadap dollar AS sudah terpangkas 26 persen sepanjang 2022. Sebagai pembanding, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 5 persen pada periode yang sama.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Cadangan devisa Jepang terpangkas 147 miliar dollar AS sepanjang 2022. Sebagian dipakai untuk menjaga nilai tukar yen. Sayangnya, yen terus melemah terhadap dollar AS.
Dalam pengumuman pada Jumat (7/10/2022), Kementerian Keuangan Jepang mengungkap cadangan devisa negara itu hanya 1,24 triliun dollar AS. Pada awal September 2022, sebagaimana dilaporkan Kyodo News, cadangan devisa Jepang masih 1,29 triliun dollar AS.
Jika dibandingkan dengan cadangan pada Oktober 2021, nilai pemangkasan cadangan devisa Jepang semakin besar. Dari 1,405 triliun dollar AS, Jepang kini hanya punya 1,238 triliun dollar AS. Dengan kata lain, Jepang kehilangan cadangan devisa 147 miliar dollar AS dalam setahun terakhir.
Nilai kehilangan Jepang lebih dari 10 kali lipat pemangkasan cadangan devisa Indonesia. Dari 146 miliar dollar AS pada September 2021, Indonesia punya 132 miliar dollar AS pada Agustus 2022.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan, intervensi untuk menjaga nilai tukar yen menjadi penyebab utama pemangkasan drastis cadangan devisa. Pada akhir September 2022, Tokyo harus mengeluarkan setidaknya 20 miliar dollar AS untuk menjaga nilai tukar yen terhadap dollar AS.
Selain mengintervensi pasar, Suzuki juga memperingatkan pelaku pasar atas potensi tindakan hukum pada spekulan yang melemahkan yen. Tujuan intervensi, menurut Suzuki, untuk mengoreksi langkah spekulan di pasar valas.
Pelemahan yen menjadi perhatian Jepang karena nilai tukarnya terhadap dollar terus terpangkas. Dari 115 yen per dollar AS pada Januari 2022, kini menjadi 145 yen per dollar AS. Nilai tukar yen terhadap dollar AS sudah terpangkas 26 persen sepanjang 2022. Sebagai pembanding, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 5 persen pada periode yang sama. Penurunan nilai tukar mencapai taraf mencemaskan mulai Maret 2022. Sejak itu, dollar AS terus menguat terhadap berbagai mata uang negara lain.
Intervensi pasar bukan hal lazim di Jepang. Tokyo antara lain melakukan intervensi pasar pada 1998, kala terjadi krisis moneter Asia yang imbasnya ikut dirasakan Indonesia. Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengingatkan, pergerakan yen yang terlalu rentan akan buruk bagi perekonomian.
Jepang harus menanggung biaya lebih besar untuk impor energi, makanan, dan aneka sumber daya alam lain yang amat langka dimiliki Jepang. Sebagai negara miskin sumber daya, Jepang harus mengimpor banyak hal dan membayarnya dengan valuta asing.
Mantan Wakil Menkeu Jepang Tatsuo Yamasaki menyebut, sejauh ini intervensi Jepang bisa mengendalikan pergerakan yen. Intervensi itu menunjukkan Tokyo tidak akan membiarkan fluktuasi yang terlalu cepat di pasar uang. ”Kalau spekulan menduga tidak akan ada intervensi lagi dan yen kembali turun tajam, pemerintah akan mengintervensi lagi,” katanya kepada Kyodo News.
Di sisi lain, ia mengingatkan, Jepang perlu berkoordinasi dengan Amerika Serikat. ”Intervensi terkoordinasi amat jarang, bisa puluhan tahun sekali,” ujarnya.