Penembakan massal terjadi di Uthai Sawan, Thailand. Serangan yang dilakukan oleh mantan polisi itu menewaskan sejumlah orang, termasuk puluhan anak-anak.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·2 menit baca
BANGKOK, KAMIS – Setidaknya 34 orang, sebanyak 23 diantaranya anak-anak, tewas dalam serangan bersenjata di sebuah pusat penitipan anak di Uthai Sawan, Provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand. Salah satu anak yang menjadi korban dalam serangan itu berusia dua tahun. Dalam unggahan di laman Facebooknya, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengungkapan keprihatinan mendalam, terutama kepada keluarga korban.
Prayuth memerintahkan semua lembaga tekait untuk membantu korban dan merawat mereka yang terluka. "Perdana menteri telah menyatakan belasungkawa atas insiden penembakan itu," kata pernyataan Kantor Perdana Menteri.
Penembakan massal itu dilakukan oleh seorang mantan anggota kepolisian Thailand bernama Panya Khamrab. Kepada Thai Rath TV, Inspektur Polisi Na Klang, Chakkraphat Wichitvaidya mengatakan, pelaku dipecat dari kepolisian tahun lalu. Ia dipecat karena tersangkut kasus narkoba. Pangkat terakhirnya adalah letnan kolonel atau Ajun Komisaris Besar Polisi.
Menurut Jidapa Boonsom, seorang pejabat di distrik Uthai Sawan, serangan terjadi sekitar tengah hari, saat waktu makan siang. Saat itu tempat penitipan anak itu dipadati sekitar 30 anak. Tiba-tiba terdengar tembakan yang awalnya diduga suara petasan.
“Awalnya, orang mengira itu kembang api,” kata Jidapa.
Pada serangan awal, pria itu menembak empat staf tempat penitipan ankan itu, termasuk seorang guru yang tengah mengandung. Saat melakukan serangan, selain membawa senapan, pria itu juga membawa pistol dan pisau.
Setelah melakukan serangan, Panya melarikan diri. Surat kabar Daily News, ia lantas pulang ke rumahnya dan menembak istri dan anaknya, sebelum menembak dirinya sendiri hingga tewas.
Penembakan massal jarang terjadi di Thailand, meskipun tingkat kepemilikan senjata tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 2020 pernah terjadi penembakan massal. Serangan yang menewaskan 29 orang dan melukai 57 orang itu dilakukan oleh seorang tentara yang marah. Kemarahan itu dipicu sengketa properti dengan seorang perwira senior. Tentara itu akhirnya tewas setelah ditembak oleh anggota pasukan komando.