AS Perkuat Kehadiran di Pasifik, Umumkan Bantuan Rp 12,9 Triliun
Dengan pemberian paket bantuan itu, Biden ingin menunjukkan ”komitmen abadi” ke kawasan Pasifik. Sebagian besar paket digunakan untuk pembersihan perairan Pasifik yang tercemar.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
CHIP SOMODEVILLA/GETTY IMAGES/AFP
Presiden AS Joe Biden (tengah) dan para pemimpin dari kawasan Kepulauan Pasifik berfoto di Serambi Utara, Gedung Putih, 29 September 2022 di Washington, DC.
WASHINGTON DC, JUMAT — Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Kamis (29/9/2022), mengumumkan pendanaan baru sebesar 810 juta dollar AS atau sekitar Rp 12,9 triliun untuk negara-negara Kepulauan Pasifik. Paket tersebut sebagai salah satu wujud komitmen AS untuk memperkuat kehadiran dan mempererat kemitraan di tengah meningkatnya pengaruh China di kawasan.
Berbicara kepada para pemimpin Pasifik Selatan, termasuk 12 kepala negara dan pemerintahan, Biden mengatakan, bantuan itu termasuk 130 juta dollar AS untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Menurut Biden, AS berkomitmen memperkuat kehadirannya di Pasifik Selatan dan menjadi mitra yang lebih kolaboratif saat mereka menghadapi ancaman eksistensial perubahan iklim.
”Kami melihat konsekuensi dari perubahan iklim dengan sangat jelas di seluruh dunia saat ini. Saya tahu negara Anda merasakannya dengan akut,” kata Biden. Dengan pemberian paket bantuan itu, Biden ingin menunjukkan ”komitmen abadi” ke kawasan. Ia menambahkan, ”Sejujurnya, keamanan Amerika dan dunia bergantung pada keamanan Anda.”
KTT AS-Pasifik Selatan diikuti pemimpin Fiji, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Palau, Papua Niugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, Kepulauan Cook, Polinesia Perancis, dan Kaledonia Baru. Menurut Gedung Putih, Vanuatu dan Nauru mengirim perwakilan. Australia, Selandia Baru dan Forum Pulau Pasifik mengirim pengamat. Biden menjamu mereka pada Kamis malam di Gedung Putih.
Sebagian terbesar dari pendanaan baru AS itu, yakni 600 juta dollar AS, berbentuk paket 10 tahun untuk pembersihan dan pengembangan perairan tercemar di Pasifik Selatan guna menopang industri tuna. Selain itu, sebanyak 20 juta dollar AS digunakan untuk pengembangan pariwisata di Kepulauan Solomon. Negara ini pada awal Juni 2022 membuka diri untuk lebih meningkatkan hubungan dengan China.
WORLD ATLAS
Peta Vanuatu dan Kepulauan Pasifik
Menyinggung kebangkitan China di Asia, Biden mengatakan, ”Banyak sejarah dunia akan ditulis di Indo-Pasifik selama beberapa dekade mendatang. Kepulauan Pasifik adalah suara penting dalam membentuk masa depan. Itu sebabnya pemerintahan saya menjadikannya prioritas untuk memperkuat kemitraan kami dengan negara Anda.”
AS telah menjadi pemain kunci di Pasifik Selatan sejak kemenangannya di Perang Dunia II. Namun, mengingat Washington sering dianggap kurang memperhatikan kawasan itu, China menegaskan kehadirannya dengan kuat melalui investasi, pelatihan polisi, dan pembentukan pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon.
Biden secara terpisah juga mengumumkan AS akan mengakui Kepulauan Cook dan Niue memiliki pemerintahan sendiri. Dalam hal kebijakan luar negeri, mata uang, dan pertahanan, keduanya terkait dengan Selandia Baru. Langkah ini memungkinkan AS untuk meningkatkan diplomasinya di wilayah berpenduduk kurang dari 20.000 jiwa itu.
Meg Keen, Direktur Program Kepulauan Pasifik di Lowy Institute yang berbasis di Australia, mengatakan, pengakuan itu berarti Kepulauan Cook dan Niue akan memenuhi syarat untuk beberapa pendanaan AS yang diumumkan Biden.
Terkait strategi baru untuk Pasifik Selatan, Biden juga menunjuk duta besar veteran AS di kawasan itu, Frankie Reed, sebagai utusan AS pertama untuk Forum Kepulauan Pasifik (PIC). Washington sebelumnya mengumumkan pemulihan Kedubes AS di Kepulauan Solomon. Gedung Putih, Kamis, mengatakan, Kedubes AS juga akan dibuka di Tonga dan Kiribati.
AFP/OLIVER CONTRERAS
Presiden AS Joe Biden (tengah) menyambut para pemimpin Kepulauan Pasifik dalam sebuah sesi foto selama KTT AS-Kepulauan Pasifik di Serambi Utara, Gedung Putih, Washington DC, 29 September 2022.
Badan Pembangunan Internasional AS akan membuka misi regional Pasifik Selatan di Fiji pada September 2023. Menurut Gedung Putih, sukarelawan Peace Corps akan kembali ke Fiji, Tonga, Samoa, Vanuatu, dan mungkin Kepulauan Solomon. AS baru-baru ini membentuk aliansi baru, Partners in the Blue Pacific (PBP) dengan Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Inggris untuk menandingi China.
Gedung Putih juga mengatakan, Kanada dan Jerman akan bergabung. Perancis, salah satu kekuatan di Pasifik Selatan; Uni Eropa; Korea Selatan; serta India akan berpartisipasi sebagai non-anggota PBP untuk menjegal China di kawasan tersebut. AS sebelumnya telah membentuk aliansi Quad dengan India, Australia, dan Jepang untuk mencegah pengaruh militer dan ekonomi China di Indo-Pasifik.
Para pejabat dan analis Barat khawatir Beijing akan menggunakan Kepulauan Solomon sebagai pangkalan militer di Kepulauan Pasifik yang juga mungkin untuk menekan Taiwan. Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare membantah hal itu. Beijing mengatakan, aktivitasnya di Pasifik Selatan ”tidak menargetkan pihak ketiga mana pun”.
Dalam dokumen kesepakatan AS-Pasifik Selatan disebutkan, dampak persaingan geopolitik yang meningkat di Kepulauan Pasifik juga secara langsung memengaruhi AS. ”Dampak yang semakin meningkat, termasuk tekanan dan pemaksaan ekonomi oleh China, berisiko merusak perdamaian, kemakmuran, dan keamanan kawasan, dan lebih jauh lagi, Amerika Serikat,” sebut dokumen itu.
AFP/POOL/KEVIN WOLF
Presiden Lembaga Riset East-West Center Suzanne Puanani Vares-Lum (kanan) berbicara bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Konferensi Tingkat Tinggi AS-Negara-negara Kepulauan Pasifik di Departemen Luar Negeri As di Washington, DC, 28 September 2022.
Saat banyak pemimpin Pasifik Selatan menyambut baik keterlibatan AS, PM Sogavare memperingatkan terjadinya persaingan di antara negara-negara besar di kawasan. Dia mengatakan, negosiasi di Washington mengenai deklarasi kemitraan antara AS dan negara-negara kepulauan di Pasifik Selatan itu menjawab keprihatinannya dengan cara yang positif.
”Kami memiliki masalah khusus dengan organisasi regional tertentu seperti ASEAN dan Dialog Keamanan Segiempat yang dimasukkan karena tidak ada konsultasi dengan negara-negara kecil berkembang di Pasifik,” kata Sogavare, merujuk pada organisasi negara-negara Asia Tenggara dan aliansi Quad pimpinan AS. (AFP/AP/REUTERS)