Nasib Para Ahli Waris Kerajaan-kerajaan yang Runtuh di Eropa
Sebagian ahli waris kerajaan-kerajaan lama di Eropa masih mencoba mengklaim hak dan aset keluarga mereka. Sebagian lainnya hidup jauh dari hiruk pikuk lingkaran monarki Eropa. Bahkan, ada yang menjadi buron.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
AFP/CENTRAL PRESS
Ratu Elizabeth II mengenakan mahkota kepada anaknya, Charles, yang dinobatkan sebagai Pangeran Wales pada Juli 1969. Sejak 8 September 2022, setelah Elizabeth II mangkat, Charles menjadi raja. Sebagian kerabat jauhnya tidak seberuntung Charles III karena kerajaan mereka sudah lama bubar.
Pemakaman Ratu Elizabeth II pada Senin (19/9/2022) menunjukkan, masih ada kerajaan di Eropa. Bukan hanya ada, kerajaan juga masih menjadi lembaga penting di Eropa pada abad ke-21. Sayangnya, tidak semua kerajaan seberuntung Inggris Raya di abad ini.
Pemakaman itu dihadiri para raja, ratu, pangeran, dan putri dari sejumlah kerajaan dan bekas kerajaan di Eropa. Dari puluhan kerajaan yang pernah ada di benua itu, hanya tersisa 11 kerajaan dan kadipaten (principality) di Eropa pada abad ke-21. Selain Inggris Raya, ada Belanda, Belgia, Denmark, Norwegia, Spanyol, dan Swedia yang masih berstatus kerajaan.
Sementara Luksemburg, Liechtenstein, Monako, dan Andorra yang berstatus kadipaten (principality) dipimpin pangeran atau adipati agung. Adapun Kerajaan Portugal, Kekaisaran Austro-Hongaria, Kekaisaran Rusia, Kerajaan Yunani, Kerajaan Bulgaria, dan belasan kerajaan di Jerman adalah sebagian monarki Eropa yang runtuh pada abad ke-20.
Suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip, merupakan pangeran Kerajaan Denmark dan Kerajaan Yunani. Kerajaan Yunani dibubarkan pada 1973 kala keponakan Philip, Constantine II, menjadi raja. Pembubaran kerajaan memaksa Constantine II hidup dalam pengasingan dan ia memilih tinggal di London tempat pamannya menjadi suami ratu.
Sebagian anak dan cucunya lahir di London. Bahkan, Constantine II menjadi Bapak Baptis Putra Mahkota Inggris saat ini, Pangeran William.
Kerabat
Para keluarga kerajaan Eropa memang masih berkerabat satu sama lain. Gara-gara itu, Raja Charles III tidak hanya berhak atas takhta Inggris Raya. Meski di urutan amat jauh, ia juga dalam daftar ahli waris takhta Spanyol dan Norwegia.
Leluhur Charles III, Ratu Victoria, pernah disebut ”Nenek Raja dan Ratu Eropa”. Pada awal abad ke-20, cucunya menjadi penguasa di tiga kerajaan terkuat Eropa, yakni Inggris Raya, Prusia, dan Rusia. Wilhem II di Prusia, Nicholas II di Rusia, dan Edward II di Inggris Raya. Sebagian cucunya juga menjadi ratu karena menikahi para raja dan kaisar Eropa.
AFP/POOL/VICTORIA JONES
Pangeran William (kiri belakang) dan Camila Parker Bowles (kanan belakang), Sabtu (10/9/2022), menyaksikan penandatanganan sumpah oleh Pangeran Charles, yang sekaligus membuatnya didapuk sebagai Raja Charles III menggantikan Ratu Elizabeth II yang wafat. Dengan diumumkannya Pangeran Charles sebagai Raja Inggris yang baru, Pangeran William kini menyandang gelar baru, Pangeran Wales, sedang Camilla menyandang gelar permaisuri.
Sayangnya, kerajaan dan kekaisaran para kerabat Charles III bubar berpuluh tahun lalu. Ahli warisnya tersebar di mana-mana dan bekerja di beragam profesi.
Wangsa Hohenzollern yang pernah berkuasa di Prusia kini dipimpin Georg Friedrich Ferdinand. Selain berbisnis, di antaranya membuat bir, Pangeran Georg sibuk mengklaim ulang aset-aset Wangsa Hohenzollern yang dikuasai berbagai pihak. Aset-aset itu terlepas dari kekuasaan Hohenzollern setelah Kaisar Wilhem II dipaksa turun dan Kekaisaran Prusia dibubarkan pada 1918.
Sepupu jauhnya yang sama-sama dari wangsa Hohenzollern, Karl Friedrich, juga menjadi pebisnis. Selain ikut mengelola aset wangsa Hohenzollern yang berupa lahan dan properti, Friedrich juga berbisnis di bidang baja dan radio.
Ia juga menjadi penasihat sejumlah bank. Pada 2017, ia mengaku tidak tertarik menghidupkan lagi Kerajaan Romania. Di kerajaan yang dibubarkan pada 1947 itu, ia menjadi salah satu ahli waris takhta.
AFP/POOL/JOHN SIBLEY
Pangeran Alois dari Liechtenstein (kiri) dan istrinya, Sophie dari Liechtenstein, tiba untuk memberikan penghormatan pada jenazah mendiang Ratu Elizabeth II di Westminster Hall, di Istana Westminster, London, Inggris, 18 September 2022.
Justru Paul-Philippe al României yang berkeras sebagai ahli waris takhta kerajaan itu dan mau menghidupkan lagi kerajaan. Upaya itu tidak mudah karena pada 2020 Al României menjadi buron Romania dalam kasus penyuapan dan pencucian uang. Juni 2022, ia ditangkap di Perancis.
Profesi lain
Para ahli waris bekas keluarga kerajaan Eropa tidak hanya berbisnis. Ahli waris takhta bekas Kekaisaran Austro-Hongaria, Ferdinand von Habsburg-Lothringen, malah sibuk jadi pebalap. Ia memenangi sejumlah kompetisi balapan di Eropa dan Asia sejak 2014.
Ia nyaris tidak bersentuhan dengan lingkaran monarki Eropa. Padahal, ia keturunan Franz Joseph yang memimpin salah satu kerajaan terkuat Eropa pada abad ke-19, yakni Austro-Hongaria. Kekalahan pada Perang Dunia II membuat kekaisaran tersebut dibubarkan pada 1918. Sejak itu, penggunaan seluruh gelar kebangsawanan dilarang di Austria dan Hongaria.
Larangan itu membuat kakek Ferdinand, Otto von Habsburg-Lothringen, hidup dalam pengasingan sampai 1961. Setelah Otto melepaskan semua klaim dan gelarnya terkait Austro-Hongaria, ia boleh kembali ke Austria.
Otto von Habsburg-Lothringen dan Karl von Habsburg-Lothringen juga mengaku tidak tertarik menggunakan gelar kebangsawanannya. Ia sibuk di sejumlah organisasi untuk mengurus perlindungan cagar budaya. Karl pernah mencoba menjadi politisi di Austria, tetapi tidak terlalu sukses.
Berbeda dengan Simeon II di Bulgaria. Ia diasingkan setelah diturunkan dan kerajaannya dibubarkan pada 1947. Beberapa puluh tahun kemudian, ia kembali ke Bulgaria dan mendirikan partai politik. Bahkan, ia menjadi perdana menteri pada 2001-2005. Ia salah satu undangan dalam pernikahan William-Kate Middleton pada 2011. Sebab, ia masih kerabat jauh Charles II.
Chales II juga masih kerabat jauh keluarga Romanov yang berkuasa di Rusia sampai 1918. Atas alasan itu, pada 1993, Pangeran Phillip memberikan contoh DNA untuk dicocokkan dengan sisa jenazah yang diduga dari Tsar Nicholas II dan keluarganya. Pada 1918, cucu Ratu Victoria itu dan seluruh tiga anaknya dieksekusi.
Kesediaan Pangeran Phillip memberikan contoh DNA memberi kejelasan atas klaim sejumlah pihak yang mengaku sebagai ahli waris wangsa Romanov. Bersama Perancis, Kekaisaran Rusia merupakan monarki Eropa yang paling banyak mengklaim hak ahli warisnya. (AFP/REUTERS)