Sudan Selatan Buka Hubungan Diplomatik dengan Indonesia
Sejak 14 Juli 2011, Sudan Selatan menjadi anggota ke-193 PBB. Kesepakatan pembukaan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Sudan Selatan merupakan awal yang baik bagi kedua negara untuk mengembangkan kerja sama.
Oleh
FRANSISCA ROMANA DARI NEW YORK, AMERIKA SERIKAT
·2 menit baca
NEW YORK, KOMPAS – Indonesia dan Sudan Selatan menandatangani pembukaan hubungan diplomatik, Selasa (20/9/2022), di Kantor Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York, Amerika Serikat. Kedua negara berharap mengembangkan kerja sama di berbagai sektor, terutama perekonomian.
Sudan Selatan merupakan negara di kawasan Afrika Timur yang berbatasan dengan Etiopia, Sudan, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Uganda, dan Kenya. Beribu kota di Juba, Sudan Selatan berpenduduk sekitar 12 juta orang. Sudan Selatan merdeka dari Sudan pada 9 Juli 2011, termasuk negara termuda yang mendapatkan pengakuan global hingga tahun 2022 ini.
Sejak 14 Juli 2011, Sudan Selatan menjadi anggota ke-193 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada 27 Juli 2011, Sudan Selatan menjadi negara ke-54 yang bergabung dengan Uni Afrika.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi seusai penandatanganan mengatakan, kesepakatan pembukaan hubungan diplomatik ini menjadi awal yang baik bagi kedua negara untuk mengembangkan kerja sama. ”Segera setelah penandatanganan ini, kami akan bertemu dan mendiskusikan apa saja yang bisa kami lakukan bersama. Prioritas utamanya tentu saja bagaimana mengembangkan kerja sama ekonomi,” katanya.
Retno menyatakan komitmen Indonesia untuk terus bekerja sama dengan Sudan Selatan demi memperkuat hubungan bilateral. Saat ini Sudan Selatan terus memperluas hubungan bilateral dengan sejumlah negara.
Sudan Selatan didera kekerasan etnis dan perang sipil yang ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia berat, termasuk pembantaian etnis oleh pihak-pihak yang berkonflik. Kekerasan berakhir saat dua pemimpin yang terlibat konflik, yakni Salva Kiir Mayardit dan Riek Machar, sepakat untuk membentuk pemerintahan koalisi yang memungkinkan rakyat yang mengungsi untuk kembali.
Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudan Selatan Deng Dau Deng Malek mengatakan, perjanjian pembukaan hubungan diplomatik ini merupakan langkah maju yang sangat penting bagi negaranya.
”Hari ini kami menandatangani komunike penting untuk membangun hubungan diplomatik antara Sudan Selatan dan Indonesia. Sudan Selatan ingin memperluas relasinya ke seluruh dunia sebagai negara muda,” ujarnya.
Menurut Malek, Sudan Selatan mendapatkan mitra sangat penting untuk bergerak bersama, terutama dalam kerja sama ekonomi. Sudan Selatan memiliki banyak potensi dalam hal infrastruktur, minyak, dan pembangunan ekonomi.
”Ini awal perjalanan kita sebagai negara sahabat dan kami berharap kita saling bertukar duta besar, bertukar pengetahuan. Kami juga berharap untuk bertukar pengalaman. Indonesia telah jauh melangkah dan nantinya bisa mendapatkan keuntungan dari pembangunan infrastruktur dan aspek ekonomi lainnya,” kata Malek.
Penandatanganan pembukaan hubungan diplomatik tersebut juga disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan sejumlah pejabat dari Sudan Selatan.