Britania Raya Melepas Ratu Elizabeth II ke Peristirahatan Akhir
Inggris melepas jenasah Ratu Elizabeth II ke tempat peristirahatan terakhir, Senin (19/9/2022). Dan God Save The King, lagu kebangsaan Britania Raya, mengakhiri prosesi pemakaman Sang Ratu.
Di Westminster Abbey, London, 1953, Ratu Elizabeth II dinobatkan sebagai Ratu Inggris Raya. Di tempat yang sama, enam tahun sebelumnya, ia menikah dengan Pangeran Philip, suaminya sepanjang hayat yang meninggal 9 April 2021.
Setelah bertakhta selama 70 tahun, perjalanan panjang Ratu Elizabeth II berakhir pada 8 September 2022. Ia mangkat di usia 96 tahun. Pada Senin, (19/9/2022), di gereja tempat ia mengucapkan janji suci pernikahan dan berikrar setia untuk kerajaan, jenazah Ratu Elizabeth II disemayamkan guna mendapatkan upacara pemakaman kenegaraan.
Dan God Save The Queen, lagu kebangsaan Inggris, menutup upacara pemakaman monarki terlama di Britania Raya dengan megahnya.
Pada hari yang sama, keluarga kerajaan bersama sekitar 2.000 undangan dan lautan rakyat Inggris melepas jenazah Ratu Elizabeth II ke tempat peristirahatan terakhirnya di Kapel Memorial Raja George VI di Kastel Windsor, 40 kilometer dari London.
Elizabeth Alexandra Mary, perempuan pembawa garis keturunan raja-raja Inggris itu, sudah menyelesaikan tugasnya. Dan God Save The King, lagu kebangsaan Inggris, menutup upacara pemakaman monarki terlama di Britania Raya dengan megahnya.
Suasana sedih dan haru menjadi satu dalam pemakaman Ratu Elizabeth II. Puluhan ribu orang membanjiri jalur yang dilewati peti jenazah, dari Westminster Hall, Westminster Abbey, Victoria Monument, hingga Wellington Arch.
Di Parliament Square, warga berdesak-desakan sejak pukul 06.00. Mereka hadir untuk menyaksikan pemindahan peti jenazah Ratu Elizabeth dari tempat persemayaman di Westminster Hall menuju lokasi misa di Westminster Abbey.
Agar dapat melihat iring-iringan peti jenazah lebih jelas, banyak warga yang memanjat pagar dan tembok di sekitar Big Ben.
Warga datang dengan membawa makanan ringan, kursi, selimut, dan jas hujan. Agar dapat melihat iring-iringan peti jenazah lebih jelas, banyak warga yang memanjat pagar dan tembok di sekitar Big Ben.
Suasana kekeluargaan dan keakraban terasa di antara warga. Mereka berbagi makanan ringan. Seorang kru televisi yang bertugas di Parlemen Square juga membagi-bagikan sandwich kepada warga. Cuaca London yang mendung kontras dengan keceriaan warga. Mereka bertepuk tangan setiap kali petugas, tentara, atau tamu kenegaraan melintas.
Hening
Sekitar pukul 10.30, suasana berubah menjadi hening. Petugas dan warga tegang menantikan detik-detik pemindahan peti jenazah. Tepat pukul 10.44 peti jenazah Ratu Elizabeth II dipindahkan dari tempat persemayaman di Westminster Hall menuju Westminster Abbey.
Misa berlangsung satu jam, mulai pukul 11.00. Pada pukul 11.55, selama 2 menit warga diminta hening untuk mengenang Ratu Elizabeth II. Setelah itu, lagu kebangsaan dinyanyikan. Suasana berkabung, kagum, dan haru menjadi satu.
Pukul 12.00 peti jenazah Ratu Elizabeth dibawa meninggalkan Westminster Abbey. Peti jenazah ditarik kereta. Sebanyak 142 orang dari Angkatan Laut Inggris bertugas membawa peti jenazah.
Merasakan atmosfernya dan menjadi bagian dari momen bersejarah membuat saya bangga.
Terlihat dalam iring-iringan putra dan putri Ratu Elizabeth II, yakni Raja Charles III, Putri Anne, Pangeran Andrew, dan Edward. Cucu Ratu Elizabeth II, yaitu Pangeran William dan Harry, juga terlihat berjalan di belakang peti jenazah.
Lisa (55), warga asal Hertfordshire, tiba di Parliament Square pukul 06.30. Ia kaget melihat lautan manusia. Ibu dua anak ini tak kebagian tempat untuk melihat langsung pemindahan peti jenazah.
Bersama suaminya, ia duduk di trotoar dan menonton tayangan langsung melalui telepon genggam. Meski tidak bisa melihat langsung, Lisa bangga dapat menjadi bagian dari keramaian. ”Merasakan atmosfernya dan menjadi bagian dari momen bersejarah membuat saya bangga,” ujar Lisa.
Panjat tembok
Sementara itu, Kattie (24) beberapa kali berusaha memanjat tembok di depan Big Ben. Pekerja desain grafis ini memanfaatkan celah kecil untuk memanjat tembok. Sudah tiga kali mencoba, Kattie selalu gagal dan terjatuh. Kattie akhirnya menyerah.
Ia harus puas melihat peti jenazah Ratu dengan berjinjit di atas trotoar. Kattie menuturkan, ia datang ke Parliament Square karena ingin menyaksikan langsung pemakaman Ratu Elizabth II. ”Ada perasaan aneh karena kerajaan seperti memamerkan kemegahan mereka,” katanya.
Menurut Kattie, kemegahan ini kontras dengan kondisi Inggris yang saat ini mengalami krisis dan banyak orang kehilangan tempat tinggal.
Upacara pemakaman Ratu Elizabeth II tak hanya megah, tetapi juga menjadi arena diplomatik.
Upacara pemakaman Ratu Elizabeth II tak hanya megah, tetapi juga menjadi arena diplomatik. Di antara pelayat, tercatat 70 raja, ratu, putra mahkota, presiden, wakil presiden, dan perdana menteri.
Upacara pemakaman melibatkan 6.124 tentara dari dalam dan luar Inggris. Angkatan Laut Inggris mengerahkan 847 prajurit, 138 di antaranya bertugas menarik kereta meriam yang mengangkut peti jenazah Ratu selama parade di antara Istana Westminster-Biara Westminster-Gapura Wellington di London.
Kereta meriam untuk mengangkut peti di rute 4 kilometer (km). Adapun di rute 32 km dari London ke Windsor, peti diangkut mobil. Hampir tidak ada tepi jalan yang kosong sejak dari Istana Westminster sampai ke Puri Windsor. Di sepanjang tepi jalan, orang-orang berdiri. Sebagian di antara mereka melemparkan bunga ke mobil jenazah.
Satu juta
Kepolisian menaksir setidaknya sejuta orang menyaksikan perarakan peti jenazah dari London sampai Windsor. Penjagaan proses pemakaman itu disebut sebagai operasi keamanan terbesar.
Kehadiran hampir 500 pejabat dari sejumlah negara dalam rangkaian upacara pemakaman menjadi salah satu alasan pengamanan dilakukan secara ketat. Mereka bergabung dengan 1.500 tamu dari dalam negeri yang menghadiri upacara pemakaman di Westminster Abbey.
Di St George’s Abbey, hanya 800 orang hadir. Upacara di St George’s Abbey menjadi puncak rangkaian proses yang berlangsung sejak 8 September 2022, hari Ratu Elizabeth II wafat. Atas alasan keamanan, hanya Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang boleh naik mobil sampai mendekati biara. Sementara tamu lain harus berjalan kaki.
Selain polisi, hampir 3.000 tentara dilibatkan untuk pengamanan.
Mantan Duta Besar Inggris untuk AS Kim Darroch mengatakan, banyak pejabat negara bisa memahami protokol upacara pemakaman. Mereka tahu acara itu bertujuan menghormati mendiang Ratu, bukan soal kenyamanan mereka.
Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan, pemakaman menghadirkan tantangan keamanan yang tidak pernah ada. ”Sudah berpuluh tahun sejak terakhir kali ada begitu banyak kepala negara berkumpul di satu lokasi seperti sekarang,” ujarnya.
Pemakaman ini bukan hanya soal uang. Ratu Elizabeth II layak mendapat pelepasan yang bagus dan kami merasa lega.
Ia dan seluruh aparat London bekerja keras memastikan keamanan terjaga tanpa harus mengganggu kekhidmatan upacara. Selain polisi, hampir 3.000 tentara dilibatkan untuk pengamanan. Sebagian dari tentara itu ditarik dari sejumlah daerah di luar London. Mereka tinggal di tenda-tenda sekitar Istana Buckingham. Pengamanan sebanyak itu membutuhkan biaya besar.
”Banyak orang dari seluruh dunia menonton (upacara pemakaman) dan banyak akan berlibur ke sini setelah melihat ini. Pemakaman ini bukan hanya soal uang. Beliau (mendiang Ratu Elizabeth II) layak mendapat pelepasan yang bagus dan kami merasa lega. Tak ada yang menyaingi pemakaman Kerajaan Inggris,” ujar pengemudi taksi di London, Paul Daniels (63).
(AFP/REUTERS/RAZ)