Setelah 11 Hari Acara Pemakaman, Ratu Elizabeth II Bersanding Bersama Suami
Dalam acara pemakaman terbatas bagi keluarga kerajaan dan tak disiarkan televisi, Ratu Elizabeth II dimakamkan bersama suaminya, Pangeran Philip, yang meninggal tahun lalu, di kapel memorial Raja George VI, Windsor.
Oleh
KRIS MADA, MUHAMMAD SAMSUL HADI
·5 menit baca
LONDON, SELASA — Setelah melewati rangkaian acara selama 11 hari, mendiang Ratu Elizabeth II kini telah dimakamkan di samping suaminya, Pangeran Philip, dan orangtuanya di Kapel St George, Windsor, Inggris. Upacara pemakaman ini, Senin (19/9/2022) malam, berlangsung secara terbatas bagi keluarga dan tidak disiarkan televisi.
Pemakaman ini, menurut beberapa pejabat Kerajaan Inggris, ”menjadi acara keluarga yang sangat personal”. Mereka mengatakan, Ratu Elizabeth II—wafat pada 8 September 2022 dalam usia 96 tahun—dimakamkan bersama Pangeran Philip, yang meninggal tahun lalu, di kapel memorial Raja George VI di area Kapel St George.
Saat Philip, suami Ratu selama 73 tahun, meninggal tahun lalu, peti jenazahnya diletakkan di bagian terpisah di dalam Kapel St George. Hal ini agar peti tersebut bisa dipindahkan ke kapel memorial Raja George VI untuk disandingkan bersama peti jenazah Ratu Elizabeth saat Ratu wafat.
Orangtua Elizabeth, Raja George VI dan Elizabeth, juga dimakamkan bersama abu Putri Margaret, adik perempuan Elizabeth II yang meninggal pada 2002. Area Kapel St George sendiri merupakan tempat peristirahatan terakhir 10 raja Inggris, termasuk Henry VIII dan Charles I.
Upacara pemakaman khusus untuk keluarga tersebut dihadiri Raja Charles III dan anggota senior keluarga kerajaan. Upacara pemakaman tersebut kontras dengan acara sebelumnya, yang berlangsung megah, dihadiri sekitar 500 tamu pejabat dari negara lain, dan diikuti setidaknya satu juta warga.
St George dan Windsor menjadi tempat-tempat penting dalam kehidupan Ratu Elizabeth II. Ratu biasa merayakan Natal dan Paskah di kapel tersebut. Di kapel itu pula, Ratu melangsungkan pernikahan tiga cucunya: Pangeran Harry (menikah dengan Meghan Markle tahun 2018), Putri Eugenie (menikah dengan Jack Brooksbank), dan Peter Philips, cucu tertua (menikah dengan Autumn Kelly tahun 2008).
Dengan lokasinya yang tenang dan lebih privat, jauh dari Istana Buckingham di pusat kota London yang ramai, Windsor juga menjadi tempat Ratu biasa menghabiskan akhir pekannya. Kastel di Windsor—diyakini merupakan kastel terbesar di dunia yang masih dihuni—dulu menjadi tempat tinggal Putri Elizabeth dan Margaret muda selama Perang Dunia II saat orangtua mereka sibuk mengurusi perang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ratu menjadikan Kastel Windsor sebagai kediaman utama. Hal ini berlangsung sejak awal 2020 saat pandemi Covid-19 mulai melanda dunia.
Arena diplomatik
Sementara itu, sebelum memasuki tahap khusus dan terbatas untuk keluarga, pemakaman Ratu Elizabeth II tak hanya megah, tetapi juga menjadi arena diplomatik. Di antara pelayat, turut hadir 70 raja, ratu, putra mahkota, presiden, wakil presiden, dan perdana menteri.
Upacara pemakaman itu melibatkan 6.124 tentara dari dalam dan luar Inggris. Angkatan Laut Inggris mengerahkan 847 prajurit, 138 orang di antaranya bertugas menarik kereta meriam yang mengangkut peti jenazah Ratu selama parade di antara Istana Westminster-Biara Westminster-Gapura Wellington di London. Kereta meriam itu untuk mengangkut peti di rute 4 kilometer.
Sementara di rute 32 km dari London ke Windsor, peti jenazah Ratu diangkut dengan mobil. Hampir tidak ada tepi jalan kosong sejak dari Istana Westminster sampai ke Puri Windsor. Di sepanjang tepi jalan, orang-orang berdiri. Sebagian melemparkan bunga ke mobil jenazah.
Kepolisian menaksir setidaknya sejuta orang menyaksikan perarakan peti jenazah Ratu dari London sampai Windsor. Penjagaan proses pemakaman itu disebut sebagai operasi keamanan terbesar.
Kehadiran hampir 500 pejabat tinggi dari berbagai negara dalam rangkaian upacara pemakaman tersebut menjadi salah satu alasan pengamanan ketat. Mereka bergabung dengan 1.500 tamu dari dalam negeri yang menghadiri upacara pemakaman di Biara Westminster.
Sementara di Biara St George, hanya 800 orang hadir. Upacara di St George menjadi puncak rangkaian proses yang berlangsung sejak 8 September 2022, hari wafatnya Ratu Elizabeth II.
Atas alasan keamanan, hanya Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang boleh naik mobil sampai mendekati biara, sementara tamu lain harus berjalan kaki.
Mantan Duta Besar Inggris untuk AS, Kim Darroch, mengatakan, pejabat banyak negara bisa memahami protokol upacara pemakaman. Sebab, mereka tahu acara itu tentang penghormatan kepada mendiang Ratu, bukan soal kenyamanan mereka.
Pelayat dari Asia Tenggara yang hadir, antara lain, adalah Yang Dipertuan Agung XVI Malaysia Sultan Abdullah, Presiden Singapura Halimah Yakob, dan Sultan Hassanal Bolkiah. Para raja dan PM negara-negara persemakmuran juga hadir.
Keamanan
Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan, pemakaman itu menghadirkan tantangan keamanan yang tak pernah ada sebelumnya. ”Sudah berpuluh tahun sejak terakhir kali ada begitu banyak kepala negara berkumpul di satu lokasi seperti sekarang,” ujarnya.
Ia dan seluruh aparat London bekerja keras memastikan keamanan terjaga tanpa harus mengganggu kekhidmatan upacara. Selain polisi, hampir 3.000 tentara dilibatkan untuk pengamanan upacara. Sebagian dari tentara itu ditarik dari berbagai daerah di luar London. Mereka tinggal di tenda-tenda di sekitar Istana Buckingham.
Pengamanan sebanyak itu membutuhkan biaya besar. Inggris mengeluarkan 7 juta pound sterling untuk pengamanan pernikahan Pangeran William. Padahal, jumlah tentara dan polisi tidak sebanyak pemakaman ratu.
Seorang pengemudi taksi di London, Paul Daniels (63), mengaku tidak peduli dengan biaya pemakaman Ratu Elizabeth II. Ia meyakini, jutaan pelancong yang tertarik dengan warisan mendiang Ratu akan membawa lebih banyak uang dibandingkan yang harus dikeluarkan Inggris untuk pemakaman Ratu Elizabeth II.
”Banyak orang dari seluruh dunia menonton (acara pemakaman) dan banyak akan berlibur ke sini setelah melihat ini. Pemakaman ini bukan hanya soal uang. Beliau (mendiang Ratu Elizabeth II) layak mendapatkan pelepasan yang bagus dan kami merasa lega. Tidak ada yang menyaingi pemakaman kerajaan Inggris,” tuturnya.
Mantan Kepala Kebijakan pada Kantor PM Inggris Will Tanner mengatakan, ada banyak orang merasa harus hadir di upacara itu. Sebagian besar karena hampir sepanjang hidup mereka hanya tahu Ratu Elizabeth II sebagai pemimpin Kerajaan Inggris Raya. (AP/AFP/REUTERS)
-------
REVISI:
Artikel ini telah mengalami revisi dari versi sebelumnya, yakni pada bagian judul dan di beberapa tempat dengan mengubah kata "prosesi" menjadi "acara". Revisi ini dilakukan pada Rabu, 21 September 2022, pukul 13.00 WIB. Terima kasih - Editor