Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Bekas Wilayah Pendudukan Rusia
Pemerintah Ukraina mengumumkan dugaan adanya kejahatan perang yang dilakukan militer Rusia di Izium, sebuah kota di timur laut Ukraina. Investigasi menyeluruh harus dilakukan untuk membuktikan tuduhan itu.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
KYIV, JUMAT – Otoritas berwenang Ukraina menyatakan menemukan kuburan massal yang berisi 440 mayat di Kota Izium, sebuah kota di wilayah timur laut Ukraina, yang sempat diduduki militer Rusia. Otoritas akan melakukan penggalian dan otopsi pada seluruh jenazah yang ada di lokasi kuburan massal untuk menentukan apakah terjadi pelanggaran hukum humaniter internasional atau tidak oleh militer Rusia.
Pengumuman temuan kuburan massal itu disampaikan langsung oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kamis (15/9/2022) malam waktu setempat. “Bucha, Mariupol, sekarang Izium. Rusia meninggalkan kematian di mana-mana. Dan itu harus dipertanggungjawabkan. Dunia harus membawa Rusia ke tanggung jawab nyata atas perang ini,” kata Zelenskyy dalam pernyataan hariannya.
Jurnalis kantor berita Associated Press turun ke lokasi yang diduga sebagai kuburan massal, yang terletak dalam sebuah hutan tak jauh dari Izium. Di antara pepohonan terdapat ratusan kuburan dengan penanda sebuah salib kayu sederhana serta ditandai dengan angka.
Sebuah kuburan yang terlihat lebih besar dibanding yang lain memiliki sebuah penanda yang menyebut bahwa di bawahnya terdapat 17 jenazah tentara Ukraina. Penyelidik dengan detektor logam sedang memindai situs untuk mencari bahan peledak tersembunyi.
Oleg Kotenko, seorang pejabat Pemerintah Ukraina yang ditugaskan mengintegrasikan kembali wilayah-wilayah yang berhasil direbut militer, mengatakan, berdasarkan sebuah rekaman video yang diunggah militer Rusia di media sosial, jumlah jenazah yang ada di di makam tersebut mengindikasikan lebih dari 17 jenazah. "Kami belum menghitungnya, tapi saya kira ada lebih dari 25 atau bahkan 30," katanya.
Sergei Bolvinov, seorang penyelidik senior untuk polisi Ukraina di wilayah Kharkiv timur, mengatakan kepada penyiar TV Inggris Sky News bahwa mereka menemukan sebuah lubang berisi 440 jenazah di hutan tidak jauh dari Izium. Dia menggambarkan kuburan itu sebagai salah satu pemakaman terbesar di kota yang berhasil direbut kembali oleh militer Ukraina.
Bolvinov menyatakan, beberapa jenazah yang ada mengindikasikan bahwa mereka adalah korban penembakan. Lainnya tewas karena tembakan artileri, ranjau, atau serangan udara. “Masih banyak yang belum diidentifikasi,” katanya.
Sementara menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina Yevhen Enin, otoritas mereka menemukan ruang yang diduga sebagai lokasi penyiksaan tawanan oleh militer Rusia. Temuan ini sejalan dengan temuan jenazah, tidak hanya warga negara Ukraina tapi juga warga asing yang tewas sepanjang invasi Rusia di Ukraina selama tujuh bulan terakhir.
"Kami menemukan jenazah individual yang mengindikasikan adanya kekejaman karena penyiksaan. Ini baru permulaan," kata Enin, dalam sebuah wawancara dengan Radio NV Ukraina.
Dia mengklaim bahwa di antara mereka yang ditahan dan menjadi korban adalah mahasiswa dari negara Asia. Korban yang tidak disebutkan namanya itu ditangkap di pos pemeriksaan Rusia ketika mereka mencoba pergi ke wilayah yang dikuasai Ukraina.
Enin tidak merinci di mana para siswa ditahan, meskipun ia menyebut kota-kota kecil Balakliya dan Volchansk sebagai dua lokasi di mana kamar-kamar penyiksaan ditemukan. Untuk saat ini, pernyataan Enin tentang adanya ruang penyiksaan, belum bisa diverifikasi secara independen.
Seorang warga Izium, Sergei Gorodko, mengatakan, di antara ratusan individu yang dikubur di lokasi tersebut, terdapat puluhan orang dewasa dan anak-anak yang menjadi korban serangan udara militer Rusia. Mereka tewas setelah apartemen yang ditinggalinya dibombardir oleh jet-jet tempur Rusia. Gorodko mengaku membantu mengeluarkan jenazah para korban dari reruntuhan.
Izium adalah salah satu kota yang sejak awal September ini berhasil direbut kembali oleh militer Ukraina. Kota ini sempat diduduki oleh militer Rusia dan digunakan sebagai hub logistik militer Rusia saat memfokuskan serangannya ke wilayah timur Ukraina di awal-awal invasi.
Dikutip dari laman BBC, otoritas berwenang Ukraina menyatakan telah mengidentifikasi lebih dari 21.000 kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi skala penuh ke negara itu pada 24 Februari. Termasuk di dalamnya adalah dugaan kasus pembunuhan warga sipil dan pemerkosaan.
Pengadilan Kriminal Internasional telah mengirim tim penyelidik dan ahli forensik ke Ukraina untuk menyelidiki hal ini. Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sama-sama menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Pemerintah Rusia telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil. Kremlin menuduh Ukraina dan Barat memalsukan bukti. Atas tuduhan terbaru soal kejahatan perang di Izium, sejauh ini pemerintah dan militer Rusia belum mengeluarkan pernyataan apapun. (AP/AFP/REUTERS)