Perarakan Jenazah Ratu, Reuni dalam Duka bagi Raja Charles, William, dan Harry
Raja Charles III bersama saudaranya, Anne, Andrew, dan Edward, mengiringi di belakang peti jenazah ratu Elizabeth, disusul Pangeran William dan Harry. Dalam suasana duka, mereka memberi suguhan soal persatuan keluarga.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
LONDON, RABU — Jenazah mendiang Ratu Inggris Elizabeth II untuk terakhir kalinya, Rabu (14/9/2022), dibawa meninggalkan Istana Buckingham, London, menuju gedung parlemen, Westminster Hall. Di gedung ini, ia akan disemayamkan selama empat hari sebelum dimakamkan pada Senin (19/9/2022).
Selama empat hari itu diperkirakan ratusan ribu warga akan memberikan penghormatan terakhir secara langsung, melewati peti jenazah Sang Ratu. Sebelum jenazah tiba, warga sudah mengantre, mengular lebih dari 1,5 kilometer, untuk menjadi yang pertama memberi penghormatan. Ada warga yang menginap di bawah tenda di pinggir jalan agar masuk gelombang awal antrean.
Ratu Elizabeth II wafat dalam usia 96 tahun di Puri Balmoral, Skotlandia, Kamis (8/9/2022). Jenazahnya diterbangkan dari Edinburgh, Skotlandia, ke London, Selasa (13/9/2022) malam.
Pada Rabu, diiringi dengan tembakan artileri dalam interval satu menit dan lonceng Bing Ben sebagai penghormatan, jenazah Ratu Elizabeth II dibawa meninggalkan Istana Buckingham. Peti jenazah Sang Ratu diletakkan dalam kereta yang ditarik kuda. Peti jenazah dibungkus bendera kerajaan. Di atasnya diletakkan Mahkota Kerajaan.
Raja Charles III bersama saudaranya, Anne, Andrew, dan Edward, berjalan mengiringi di belakang peti jenazah. Putra Mahkota Pangeran William dan Harry—putra Raja Charles—menyusul di belakang mereka.
Keberadaan keduanya sama-sama dalam suasana belasungkawa, mengingatkan publik pada kenangan duka pada saat keduanya masih remaja berusia 15 dan 12 tahun, 25 tahun silam, mengiringi jenazah ibunya, Putri Diana, dalam prosesi yang sama.
Pemandangan tersebut secara simbolik menggambarkan suasana persatuan di antara mereka. William (40), kini Pangeran Wales, dan Harry (37), Duke of Sussex, disebut-sebut saat ini jarang berbicara satu sama lain menyusul perseteruan mereka dalam beberapa tahun terakhir. Harry telah keluar dari lingkungan Istana Kerajaan dan tinggal di Amerika Serikat.
”Sangat menyentuh melihat keluarga mereka. (Kemunculan mereka) menjadi suguhan yang kuat tentang persatuan,” ujar pelayat yang menunggu hingga lebih dari empat jam untuk bisa menyaksikan prosesi perarakan jenazah tersebut.
”Saya pikir, kita tidak akan pernah melihat hal seperti itu lagi atau melihat seorang ratu seperti itu lagi. Ini akhir dari sebuah era,” kata Paul Wiltshire (65), pelayat lainnya.
Para anggota senior keluarga kerajaan lainnya, termasuk istri Charles, Camilla (kini menjadi Queen Consort), Kate (istri William dan kini Putri Wales), dan Meghan (istri Harry) bertolak menuju Westminster dengan naik mobil.
Prosesi membawa jenazah Sang Ratu dari Istana Buckingham ke Westminster Hall berlangsung sekitar 38 menit. Uskup Canterbury, Justin Welby, memimpin misa yang dihadiri Raja Charles III dan para anggota keluarga kerajaan lainnya.
Antrean panjang
Pemerintah Inggris memperkirakan antrean pelayat bisa mencapai 7,2 kilometer di sepanjang Sungai Thames. Jumlah mereka diperkirakan bisa mencapai 750.000 pelayat. Belum ada rencana pemerintah untuk membatasi jumlah pelayat. Mereka akan diberi kesempatan memberikan penghormatan terakhir pada jenazah Ratu mulai pukul 17.00 waktu setempat.
Beberapa pelayat telah mengantre sejak Senin (12/9/2022). Membawa kursi masing-masing atau bahkan kemah, mereka juga melengkapi diri dengan mantel dan jas hujan serta payung.
”Saya hanya ingin melihat peti mati dan hampir dipastikan akan terjadi kekacauan di Westminster (Abbey),” kata Joseph Afrane (59), seorang pelayat.
Dia memilih menunggu di dalam mobil dan baru keluar ketika iring-iringan kendaraan mendekat. ”Meski sedih, sebenarnya suasana di sini cukup bagus,” ujar Afrane.
”Penting bagi saya untuk memberi penghormatan pada mendiang Ratu,” ujar Jacqui D’Arcy (63) yang mengantre sejak Selasa (13/9/2022) sore.
”Kita sedang menghormati dua tradisi besar di Inggris, yakni mencintai Ratu dan menyukai antrean,” ujar Uskup York, Stephen Cottrell, kepada warga yang mengantre.
Situasi itu membuat polisi dan aparat keamanan bekerja keras. Apalagi, sejumlah pemimpin negara dan tokoh dunia akan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II. Aparat keamanan mulai melakukan persiapan dan latihan pengamanan.
”Ini adalah tantangan besar bagi Kepolisian Metropolitan dan bagi saya secara pribadi. Akan tetapi, kami telah mempersiapkannya selama bertahun-tahun,” kata Mark Rowley, Kepala Kepolisian London yang baru diangkat, kepada televisi Sky News.
Prajurit dari resimen Divisi Rumah Tangga, yang membentuk pengawal raja, mulai berlatih untuk prosesi pemakaman itu. Lebih dari 1.000 petugas keamanan, sukarelawan, dan polisi diterjunkan untuk menjaga antrean para pelayat. (AP/AFP/REUTERS/MHD)