Pemerintah Pastikan Kesiapan KTT G20
Pemerintah terus memastikan persiapan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memastikan kesiapan Indonesia menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi G20. Pertemuan tingkat menteri pun cukup banyak digelar dalam dua bulan terakhir.
”Persiapan seluruhnya, progressing-nya bagus, dari pertemuan working group maupun engagement group. Tentu, kita sedang memonitor kehadiran para pemimpin negara. Tapi, dalam dua bulan ini ministerial meeting-nya cukup banyak,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Pada kesempatan tersebut, Airlangga pun menyebut bahwa ada pemimpin negara yang sudah mengonfirmasi akan hadir di KTT G20. ”Sudah ada. Tapi, itu nanti dengan Bu Menlu (Menteri Luar Negeri),” ujarnya.
Persiapan seluruhnya, ’progressing’-nya bagus, dari pertemuan ’working group’ maupun ’engagement group’. Tentu, kita sedang memonitor kehadiran para pemimpin negara. Tapi, dalam dua bulan ini ’ministerial meeting’-nya cukup banyak.
Secara terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menuturkan arti penting kebudayaan sebagai salah satu jalan untuk pemulihan dunia. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan adanya semangat kebersamaan yang digalang dalam pertemuan forum negara G20, termasuk pada Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan Negara Anggota G20 (Culture Minister’s Meeting) di Kompleks Candi Borobudur, Jawa Tengah, pada 11-13 September 2022.
”Indonesia mendorong bagaimana budaya ambil bagian dalam pemulihan dunia sesuai dengan tema presidensi kita, Recover Together, Recover Stronger. Dan togetherness menjadi kunci,” kata Moeldoko dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Moeldoko mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama dua tahun lebih harus disadari telah melahirkan tatanan peradaban baru dan sikap adaptif pada perubahan. Pertemuan Menteri Kebudayaan Negara anggota G20 di Kompleks Candi Borobudur kali ini pun harus dilihat sebagai dialog menuju peradaban baru.
Baca juga: Jaket G-20 Jokowi Melaju dari Mandalika
Menurut Moeldoko, pemilihan kawasan Borobudur sebagai lokasi pertemuan G20 memiliki arti khusus. Candi Borobudur adalah warisan budaya dunia, satu dari sekian keajaiban dunia yang memiliki banyak aspek menarik. Tidak hanya candinya, tetapi juga ragam masyarakat dan budayanya.
Pertemuan tersebut mengusung tema ”Culture for Sustainable Living”atau Kebudayaan untuk Bumi Lestari. Setidaknya ada lima agenda prioritas yang dibahas, yaitu peran budaya sebagai enabler dan pendorong pembangunan berkelanjutan; dan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari kebijakan berbasis budaya.
Selain pertemuan, juga digelar berbagai acara budaya di Kompleks Candi Borobudur dan sekitarnya, antara lain festival media baru bertajuk Indonesia Bertutur, Orkestra G20, kirab budaya, dan rapat raksasa atau majelis umum yang melibatkan 2.500 seniman, seniman budaya, dan publik Indonesia dan internasional. Selain itu, juga ruwatan bumi, yakni kombinasi ritual upacara yang disajikan dalam pertunjukan kontemporer melibatkan tetua adat dan kelompok seni berbasis vokal dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Saat Sandal Jadi Pertanyaan Delegasi G20 di Candi Borobudur...
Sebelumnya, rilis Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Jumat (2/9/2022) bertemu Menteri Transportasi Perancis Clément Beaune di Paris untuk membahas sejumlah peluang kerja sama kedua negara di sektor transportasi.
Pada kesempatan tersebut, secara khusus, Menhub Budi Karya mengundang Menteri Transportasi Perancis untuk menghadiri side event G20 di Bali, yaitu Forum Dialog Penerbangan (Aviation Dialogue) bertema ”Financial Measures for the Aviation Recovery”. Forum ini menjadi ajang untuk bertukar pengalaman antarnegara dalam menghadapi tantangan pemulihan industri penerbangan, khususnya terkait dengan mekanisme pembiayaan.
Infrastruktur
Sementara itu, menjelang KTT G20 November 2022 mendatang, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada Sabtu (10/9/2022) akhir pekan lalu meninjau berbagai kegiatan peningkatan infrastruktur di Provinsi Bali. Sebagai tuan rumah pada KTT G20, beberapa infrastruktur di Provinsi Bali telah dan sedang ditingkatkan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan.
”Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 akan menjadi lebih cantik dan ramah lingkungan melalui kegiatan pembenahan infrastruktur kawasan yang didukung dengan penghijauan yang masif,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki pada kunjungannya tersebut meninjau langsung penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai. Kawasan tersebut nantinya akan digunakan sebagai showcase mangrove bagi para pemimpin dan delegasi negara yang hadir.
Baca juga: Hutan Mangrove, KTT G-20, dan Komitmen Ekonomi Hijau
Progres fisik penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai saat ini mencapai 80 persen. ”Penataan kawasan ini ditargetkan rampung akhir September 2022, dengan begitu pada November 2022 sudah bisa digunakan sebagai showcase mangrove,” kata Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Bali Sunarjito.
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR menginformasikan, penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai meliputi pembangunan gerbang masuk, monumen G20, area plaza, beji, wantilan, jalur tracking mangrove, area persemaian, area penerima, menara pandang, viewing deck ke arah Teluk Benoa, dan area parkir di sekitar Waduk Muara.
Selain itu, dilakukan pula pembangunan Embung Sanur yang memiliki fungsi sebagai daerah konservasi air dan pengendali banjir. Pembangunan dilaksanakan di atas lahan Taman Hutan Raya dengan Embung sebesar 0,96 hektar. ”Dengan kapasitas tampung sebesar 34.500 meter kubik, keberadaan embung ini dapat mereduksi banjir sekitar 9 persen,” ujar Kepala Satker O&P SDA BWS Bali-Penida I Komang Gede Putera Antara.
Embung Sanur juga tetap mempertahankan kearifan lokal melalui keberadaan patung Dewi Danu yang bagi masyarakat Bali maknanya berkaitan dengan kemakmuran. Selain itu, dilakukan pula pekerjaan rehabilitasi Waduk Muara (Estuary Dam), preservasi jalan dan jembatan simpang Pesanggaran-Nusa Dua, Jimbaran–Uluwatu, dan penataan lanskap bundaran, pedestrian dan median ruas Jalan Bandara Ngurah Rai-Venue.
Baca juga: Puluhan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Sudah Terpasang untuk KTT G20 di Bali
Berikutnya adalah peningkatan jalan simpang Siligita-Kempinski dan Showcase Mangrove, penataan kawasan Garuda Wisnu Kencana, revitalisasi bangunan VVIP Bandara Ngurah Rai, serta penataan jalan Tol Bali-Mandara. Secara umum, peningkatan infrastruktur pendukung KTT G20 di Bali sudah siap.
”Tinggal pekerjaan menuju Kempinski, memasukkan kabel ke ducting. Semuanya sudah siap, tinggal lapor Presiden untuk peninjauan terakhir. Bali sudah siap melaksanakan event KTT G20,” kata Menteri Basuki.