Barat Ingin Pacu Produksi Senjata untuk Ukraina Melawan Rusia
Menurut Barat, membangun kembali persediaan senjata saat ini sangat penting. Namun, perusahaan senjata butuh waktu bertahun-tahun untuk memproduksi senjata sebanyak separuh dari yang telah diberikan kepada Ukraina.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
MARINA EKATARI
Amerika Serikat mengirim amunisi, senjata, dan peralatan lainnya ke Ukraina untuk membantu upaya perang. Di Pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware, penerbang memuat pasokan militer untuk dikirim ke Ukraina.
KIYV, SENIN — Negara-negara Barat yang bergabung sebagai anggota Grup Kontak Ukraina berencana meningkatkan produksi senjata dan mengisi kembali persediaan senjata Ukraina dalam perang melawan Rusia. Mereka akan menggerakkan produsen senjata di negaranya agar menaikkan produksi. Ukraina mengalami kekurangan dukungan senjata dalam menghadapi serangan Rusia.
Menteri Pertahaan Amerika Serikat Lloyd Austin, seperti dilaporkan kantor berita Perancis, AFP, Senin (12/9/2022), mengumumkan akan segera digelar pertemuan direktur senior persenjataan nasional dari negara-negara sekutu. Pertemuan itu untuk membuat rencana jangka panjang guna memasok persenjataan bagi Ukraina dan membangun kembali cadangan senjata mereka sendiri.
”Mereka akan membahas bagaimana pangkalan industri pertahanan kami dapat melengkapi pasukan masa depan Ukraina dengan kemampuan yang mereka butuhkan,” kata Austin pada pertemuan di Pangkalan Angkatan Udara Ramstein di Jerman. Pangkalan itu juga menjadi pangkalan bersama Grup Kontak Ukraina (CGU) yang beranggotakan 50 negara.
Wakil Menteri Bidang Akuisisi Senjata Kementerian Pertahanan AS Bill LaPlante, Jumat pekan lalu, mengatakan, pertemuan CGU untuk membahas peningkatan produksi senjata itu akan berlangsung di Brussels, 28 September 2022. LaPlante juga memberikan contoh upaya Pentagon untuk mempersenjatai Ukraina, dari rudal penghacur kapal hingga peluncur rudal yang dijuluki ”Vampir”.
Pertengahan bulan lalu, untuk pertama kalinya AS menyatakan akan memberi Ukraina 16 sistem persenjataan sekaligus guna membantu menghadapi pasukan Rusia. Paket baru bantuan persenjataan itu datang saat perang sudah berlangsung hampir enam bulan.
AS sebelumnya memberikan Howitzer. Paket kali ini meliputi pesawat nirawak pengintai Scan Eagle, kendaraan antiranjau, dan kendaraan lapis baja. Dengan itu pasukan Ukraina berharap bisa menyerang balik tentara Rusia. Paket persenjataan juga meliputi 1.500 rudal antitank, 1.000 rudal Javelin, dan rudal antiradiasi berkecepatan tinggi atau HARM yang menyasar sistem radar.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Seorang milisi memanggul senjata antitank keluar di sebuah gudang senjata di bagian selatan Ukraina, Rabu (22/6/2022). Perang Ukraina-Rusia masih terus berkecamuk di bagian timur dan selatan Ukraina lewat pertempuran artileri dan serangan rudal.
Dalam percakapan dengan wartawan di Pentagon, LaPlante mengatakan, pertemuan kelompok CGU akhir Sepember nanti akan menentukan bagaimana CGU dapat terus bekerja sama untuk meningkatkan produksi kemampuan utama, menyelesaikan masalah rantai pasokan, dan meningkatkan inter-operabilitas dan pertukaran sistem.
Tidak semua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memiliki jenis dan standar senjata yang sama. Namun, senjata mereka kompatibel sehingga amunisi yang diproduksi di satu negara anggota dapat digunakan oleh negara anggota lainnya.
Pada awal perang, militer Ukraina kebanyakan menggunakan senjata dan amunisi yang sesuai dengan standar Rusia. Dalam beberapa bulan senjata itu habis, terutama artileri penting dan sistem rudal. Ukraina akhirnya bergantung pada sekutu Barat dengan senjata standar NATO. Sejumlah besar amunisi yang disimpan sekutu untuk pertahanan mereka dialihkan ke Ukraina.
Menurut negara-negara Barat, membangun kembali persediaan senjata saat ini sangat penting. Pada Juli, Uni Eropa mengumumkan dana 500 juta euro untuk pembelian bersama selama dua tahun ke depan guna mengisi kembali senjata yang diberikan kepada Kyiv. Prioritasnya lebih banyak sistem rudal anti-armor dan antipesawat, serta artileri dan amunisi 155 mm.
”Negara-negara UE telah menggunakan persediaan amunisi, artileri ringan dan berat, sistem pertahanan antipesawat dan antitank, bahkan kendaraan lapis baja dan tank,” kata Komisaris Eropa Thierry Breton saat itu. ”Hal ini telah menciptakan kerentanan de facto yang sekarang perlu ditangani segera,” katanya memperingatkan.
Amerika Serikat, pemasok pertahanan utama Ukraina sejak perang dimulai, telah menjanjikan persenjataan senilai 15,2 miliar dollar AS. Paket itu termasuk rudal antitank Javelin, artileri, dan amunisi yang kompatibel dengan persenjataan NATO.
KOMPAS
Amerika Serikat Tambah Bantuan Senjata Rp 14,6 Triliun ke Ukraina
Pentagon telah menyediakan sekitar 800.000 amunisi artileri 155 mm ke Ukraina. AS hanya memiliki satu pabrik yang membuatnya, yakni pabrik General Dynamics di Scranton, Pennsylvania, yang hanya bisa memproduksi 14.000 amunisi per bulan. ”Kami memiliki rencana untuk mendapatkan kenaikan hingga 36.000 per bulan dalam waktu sekitar tiga tahun,” kata LaPlante.
Namun, perusahaan produsen senjata tampaknya membutuhkan waktu produksi yang lama. Setidaknya butuh waktu bertahun-tahun memproduksi senjata untuk mencapai separuh dari jumlah yang telah diberikan Washington kepada Ukraina hanya kurang dari enam bulan. Pentagon ingin sekutu meningkatkan jalur produksi mereka sendiri untuk membantu mengisi kembali persediaan.
Militer AS telah mengumumkan banyak kontrak baru dengan produsen senjata di dalam dan di luar negeri demi meningkatan produksi. Ini termasuk 364 juta dollar AS untuk 250.000 butir amunisi artileri 155 mm dari beberapa pembuat, 624 juta dollar AS untuk rudal antipesawat Stinger, 324 juta dollar AS untuk rudal antitank Javelin, dan jutaan dollar AS lagi untuk sistem senjata, amunisi, dan perlengkapan lainnya.
Dave Butler, juru bicara Kepala Staf Gabungan Pentagon, mengatakan, keputusan itu dipandu, tetapi tidak ditentukan secara khusus oleh kapasitas manufaktur AS. ”Kebutuhan Ukraina akan senjata yang diberikan adalah faktor pendorong utama,” katanya. (AFP/REUTERS)