Indonesia Perkuat Hubungan dengan Negara-negara Pasifik
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengadakan lawatan ke negara-negara Pasifik pekan ini. Dalam kesempatan itu, Retno membawa misi untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara Pasifik.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Indonesia memperkuat hubungan dengan negara-negara Pasifik. Indonesia menawarkan sejumlah kerja sama nyata dan dukungan di forum multilateral kepada Pasifik.
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan, penguatan kerja sama dengan Pasifik adalah prioritas politik luar negeri Indonesia. ”Kunjungan kerja yang singkat ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis untuk menebalkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara Pasifik,” ujarnya di sela lawatan ke Kepulauan Solomon dan Fiji, 6-7 September 2022.
Di Fiji, Retno, antara lain, mendorong pembentukan perjanjian perdagangan bebas terbatas. Indonesia juga mendorong penyelesaian pendirian Pusat Latihan Pertanian dan Praktik Perkebunan Kawasan di Raki-raki, Fiji. Pusat pelatihan itu diharapkan dapat menjadi pusat penjangkauan Indonesia ke Pasifik.
Di Kepulauan Solomon, Indonesia menawarkan keterlibatan swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia dalam perekonomian negara itu. Jakarta dan Honiara memprioritaskan kerja sama bidang perubahan iklim dan perikanan.
Multilateral
Adapun untuk kawasan, Indonesia akan menggelar Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) di Bali pada Desember 2022. ”Forum ini akan menghubungkan negara-negara di kawasan Pasifik dengan lembaga-lembaga terkait di Indonesia dan mitra pembangunan potensial lainnya,” kata Retno.
Indonesia mempersiapkan pertemuan menteri anggota Forum Negara Kepulauan dan Pulau (AIS Forum) di Bali. Pertemuan itu akan digelar sebelum IPFD. Agenda utama pertemuan menteri AIS Forum adalah mempersiapkan Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum pada 2023.
Penyelenggaraan KTT AIS Forum bersamaan dengan giliran Indonesia menjadi ketua ASEAN. Selama menjadi ketua, Indonesia ingin membawa ASEAN lebih dekat ke negara-negara Pasifik. ASEAN dan organisasi negara Pasifik, PIF, akan bekerja sama pada sejumlah isu terkait kelautan.
Kepada Retno, PIF berharap Indonesia membawa isu kelautan dalam Konferensi Para Pihak pada Perubahan Iklim (COP) 27 di Mesir. Negara-negara PIF amat berkepentingan pada isu perubahan iklim dan kelautan. Sebagai negara kepulauan yang sebagian daratannya rendah, sebagian anggota PIF terancam akibat kenaikan permukaan laut.
Selama menjadi ketua bergilir di G20, Indonesia telah memberi perhatian pada isu-isu negara kepulauan. Setidaknya 10 proyek terkait negara kepulauan kecil menjadi komitmen Indonesia selama menjadi ketua G20.
Keanggotaan ASEAN
Terpisah, Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menyakini negaranya akan diterima menjadi anggota ASEAN pada 2023. ”Dari berita yang kami dengar, kami akan menjadi anggota,” katanya kepada anggota National Press Club Australia, Rabu (7/9/2022), di Canberra, Australia.
Di masa jabatan sebelumnya, 2007-2012, Horta menegaskan keanggotaan di ASEAN menjadi prioritas negaranya. Kini, setelah kembali menjadi presiden, Horta kembali berusaha membawa negaranya menjadi anggota ASEAN.
Di Canberra, ia menyebut keanggotaan di ASEAN amat penting bagi Timor Leste. Keanggotaan itu akan membuat Timor Leste menjadi bagian dari salah satu blok yang paling dinamis dan terus bertumbuh.
Isu keanggotaan Timor Leste menjadi bahasan para menteri luar negeri ASEAN di Kamboja, 3 Agustus 2022. Kala itu, mereka setuju mempercepat proses permohonan keanggotaan Timor Leste. Indonesia memandang penting bagi ASEAN untuk menerima permohonan Dili. Pertimbangan atas kondisi kawasan menjadi alasan utama dukungan Indonesia pada Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN. (RAZ)