Perusahaan-perusahaan mulai meminta pegawai bekerja penuh di kantor. Masihkah pola kerja ini relevan?
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
CUPERTINO, JUMAT — Para pegawai perusahaan teknologi Apple menentang peraturan yang menyuruh mereka kembali masuk ke kantor secara reguler. Pengalaman selama pandemi Covid-19 menunjukkan, pekerja lebih bahagia dan produktif dengan mode bekerja yang lentur dan bisa dari mana saja.
Hal tersebut diutarakan di dalam petisi oleh serikat pekerja Apple, yakni Apple Together, yang diserahkan kepada kantor pusat di Cupertino, Negara Bagian California, Amerika Serikat, Kamis (25/8/2022).
Sebelumnya, Direktur Utama Apple Tim Cook mengirim memo yang mengatakan bahwa semua pegawai perusahaan wajib kembali masuk kantor per 5 September 2022. Apabila ada alasan khusus individu yang bersangkutan tidak bisa datang secara reguler, pegawai wajib paling kurang ke kantor tiga kali dalam sepekan.
”Peraturan ini tidak sesuai dengan kekhasan tiap-tiap pekerjaan. Hendaknya, pola kerja di setiap bidang dibahas dan ditentukan oleh pegawai bersama kepala bidangnya agar efektif. Bukan dari pimpinan tertinggi perusahaan,” sebut petisi itu, dikutip oleh Bloomberg.
Apple Together berargumen, kinerja dan produktivitas pegawai Apple tetap terjaga selama pandemi Covid-19. Itu terbukti dari kinerja tahun 2020-2022 yang mencapai semua tenggat. Menurut mereka, memenuhi tugas sesuai dengan beban dan tenggat harian adalah landasan yang akurat untuk pekerjaan dibandingkan dengan presensi di kantor.
Mereka menjabarkan, kembali bekerja di kantor tidak semudah yang dibayangkan. Bagi pegawai dengan kondisi kesehatan khusus ataupun disabilitas, bekerja dari rumah dan skema lentur lainnya jauh lebih menguntungkan secara pribadi dan profesional. Selain itu, juga ada persoalan biaya transportasi, jarak tempuh, kemacetan, dan pengasuhan anggota keluarga yang menjadi masalah apabila pegawai harus ke kantor.
Bahkan, sejumlah pegawai mengungkapkan, bekerja di kantor lebih tidak efisien. Mereka harus menghabiskan waktu lama untuk mencari tempat parkir. Di dalam ruangan, sambungan internet sering tidak mencukupi karena dipakai serentak. Waktu makan siang juga menjadi kendala karena kantin penuh. Bekerja di rumah atau di tempat lain yang menjadi pilihan pegawai jauh lebih hemat dan efektif.
Kondisi serupa juga terjadi di perusahaan telekomunikasi terbesar di AS, yaitu AT&T. Pada awal 2022, perusahaan berjanji bahwa bekerja jarak jauh dilalukan hingga Maret 2023. Akan tetapi, pada awal Agustus, perusahaan menarik pernyataan ini dan meminta semua pegawai kembali ke kantor.
”Inflasi membuat harga bahan bakar dan biaya hidup naik. Pergi ke kantor justru merugikan pegawai dari segi beban ekonomi, apalagi gaji tidak mengalami penambahan,” kata teknisi AT&T, Chuck Elgert kepada surat kabar TheGuardian. Ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Serikat Pekerja Telekomunikasi AS (CWA) Cabang Kota St Louis, Missouri.
Pandemi Covid-19 belum selesai, tetapi mayoritas negara menilai mereka sudah bisa mengatasi dan hidup dengan menghindari risiko penularan. Perusahaan-perusahaan mulai kembali meminta pegawai masuk kantor lima hari dalam sepekan, termasuk Google dan Tesla. Pemimpin Tesla, Elon Musk, mengatakan, jika Tesla ingin menghasilkan produk unggul, pegawai harus bekerja di kantor setiap hari.
”Banyak perusahaan mengaku bisa menjaga kinerja ketika pegawainya bekerja jarak jauh. Sejujurnya, mereka produktivitasnya biasa-biasa saja, bahkan stagnan,” kata Musk dalam surat elektronik (surel) kepada semua pegawai Tesla pada Juni 2022. Surel ini bocor ke media dan banyak pihak mengkritik Musk.
Permasalahannya, pendekatan otoriter ala Musk ataupun Cook kini tidak laku lagi di kalangan pegawai. Media Negara Bagian Virginia, 8News, melaporkan, pemerintah daerah juga mengeluarkan peraturan serupa. Pegawai di dinas-dinas pemerintahan diberi tenggat dua bulan untuk mengajukan permohonan izin bekerja jarak jauh.
Sistem ini bermasalah karena semua izin diproses satu pintu sehingga memakan waktu lama. Selain itu, tidak ada kejelasan indikator seseorang bisa diizinkan bekerja jarak jauh, sementara pegawai yang lain tidak. Akibatnya, 300 pegawai dinas pemerintah Virginia memutuskan mengundurkan diri.
Konsultan ketenagakerjaan, Caroline Catrillon, dalam majalah Forbes edisi Maret 2022 menjelaskan, sepanjang pandemi Covid-19, pegawai belajar menganalisis jenis-jenis pekerjaan mereka yang bisa diselesaikan dari jarak jauh dan yang harus diselesaikan di kantor. Pegawai sekarang memahami bahwa mereka semestinya bisa memilih metode bekerja selama mencapai target.
”Apalagi, sekarang ini di AS para pegawai memegang kelebihan karena perusahaan dalam keadaan krisis ketenagakerjaan,” kata Catrillon.