Merah Putih Menghiasi Balai Kota San Francisco
Sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan persahabatan, Pemerintah Kota San Francisco di Amerika Serikat menyalakan lampu LED warna merah dan putih di balai kota setempat. Sebuah bendera Merah Putih juga dikibarkan.
Lampu berwarna merah putih dan bendera Merah Putih menghiasi Balai Kota San Francisco di Amerika Serikat. Hal ini sebagai tanda penghormatan dan ungkapan persahabatan pemerintah daerah setempat atas Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Mengutip siaran pers Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Francisco, pihak KJRI bekerja sama dengan Pemerintah Kota San Francisco merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia. Perayaan di kompleks Balai Kota San Francisco berlangsung, 16-17 Agustus. Rentang waktu Jakarta dan San Francisco terpaut 14 jam. Jakarta di depan San Francisco.
Pada 16 Agustus waktu setempat atau 17 Agustus di Indonesia, perayaan digelar dengan upacara pengibaran bendera Merah Putih di Balai Kota San Francisco. Hadir beberapa pejabat pemerintah daerah di Kota San Francisco serta sejumlah korps diplomatik dan para kepala perwakilan negara asing.
Pengibaran bendera Merah Putih di Balaikota (City Hall) San Francisco tidak hanya untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, tetapi juga sebagai kebanggaan kita yang bertugas di wilayah kerja San Francisco.
Hadir pula beberapa mitra kerja KJRI San Francisco dari berbagai kalangan, mulai Pemerintah Federal AS, kelompok bisnis, akademisi, tokoh masyarakat, diaspora, dan para ‘Indonesianis’ lokal dengan berbagai latar belakang, serta tokoh organisasi masyarakat Asia.
Dalam upacara pengibaran bendera, Walikota San Francisco, London N. Breed, menyampaikan Piagam Proklamasi kepada KJRI San Francisco yang berisi ucapan selamat dari kota dan masyarakat San Francisco atas HUT kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Ia juga mendeklarasikan 17 Agustus 2022 sebagai Hari Persahabatan dan Warisan Indonesia-Amerika di San Francisco (Indonesian-American Friendship and Heritage Day).
“Pengibaran bendera Merah Putih di Balaikota (City Hall) San Francisco tidak hanya untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, tetapi juga sebagai kebanggaan kita yang bertugas di wilayah kerja San Francisco karena apresiasi dan tradisi penghormatan yang tinggi oleh Pemerintah San Francisco kepada korps diplomatik yang bertugas,” kata Konsul Jenderal Republik Indonesia San Francisco, Prasetyo Hadi.
Direktur Perdagangan Internasional dan Komersial Kantor Wali Kota San Francisco Mark Chandler, menyatakan, Indonesia adalah mitra strategis AS di kawasan Asia. Kerja sama Indonesia dengan berbagai pihak di San Francisco saat ini semakin beragam dan menunjukkan dekatnya hubungan kedua negara.
“Kami di San Francisco menyaksikan bahwa hubungan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia termasuk dengan KJRI San Francisco saat ini semakin erat, tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga pariwisata, sosial budaya hingga pendidikan”, kata Chandler.
Kegiatan pengibaran bendera negara asing di Balai Kota San Francisco merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak 2007. Pemerintah San Francisco senantiasa menawarkan kepada perwakilan negara asing di wilayahnya untuk mengibarkan benderanya di balaikota pada hari besar nasionalnya.
Kegiatan pengibaran bendera negara asing di Balai Kota San Francisco merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak 2007.
Tahun ini, Pemerintah Kota San Francisco menawarkan keduanya sekaligus sehingga terasa spesial, yakni pengibaran bendera Merah Putih dan menyalakan lampu LED berwarna merah putih di seluruh gedung Balaikota pada 17 Agustus.
“Atas pendekatan KJRI San Francisco kepada Pemerintah Kota, untuk tahun ini, peringatan HUT RI di Balaikota San Francisco terkesan sangat spesial karena tidak hanya terdiri dari pengibaran bendera Merah Putih tetapi Pemerintah Kota San Francisco juga bersedia menyalakan cahaya berwarna merah putih di seluruh gedung balai kota pada 17 Agustus 2022 untuk menghormati kemerdekaan Indonesia”, kata Hadi.
Gedung Balai Kota San Francisco telah berusia lebih dari 107 tahun. Luasnya mencapai 46.000 meter persegi. Lampu LED berwarna merah dan putih menyala mulai pukul 08.30 pada 17 Agustus waktu setempat.
”Momen nyalanya lampu merah putih ini sangat langka dan nyala lampu saat ini merupakan kedua kalinya selama sejarah San Francisco berdiri. Kami bangga menjadi warga Indonesia yang telah lama tinggal di San Francisco ini,” kata Rusman Samhi, WNI yang telah tinggal di San Francisco hampir 30 tahun.
Puluhan warga Indonesia berkumpul untuk melihat merah putih Balai Kota San Francisco saat itu. Bahkan, sejumlah mahasiswa yang kuliah di kota tetangga, seperti Berkeley dan Oakland, juga datang menyaksikan.
Momen nyalanya lampu merah putih ini sangat langka dan nyala lampu saat ini merupakan kedua kalinya selama sejarah San Francisco berdiri.
Beberapa di antaranya juga menyanyikan lagu ”Indonesia Raya” secara spontan. Hal ini sontak menarik perhatian warga lokal yang kebetulan melewati Balai Kota San Francisco. Mereka terlihat berfoto dan mengabadikan peristiwa yang jarang terjadi tersebut.
”Saya tahu Indonesia. Beberapa kali berkunjung ke sejumlah tempat di Indonesia. Di antaranya Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Negara yang indah dan masyarakatnya hangat. Melihat nyala lampu LED ini, mengingatkan memori Indonesia saat saya berkunjung ke sana,” ujar Daniel Gundlach, warga AS yang tinggal di San Francisco yang tertarik melihat suasana balai kota yang unik.
Konsul Penerangan Sosial Budaya KJRI San Francisco, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengungkapkan, tahun ini KJRI San Francisco menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan baik dilakukan secara mandiri maupun melalui kolaborasi bersama masyarakat dan pemerintah setempat. Misalnya, bulu tangkis, bazar dan pesta rakyat, upacara, dan warung kekonsuleran sebagai bentuk pelayanan jemput bola kepada masyarakat, sekaligus berbagai kegiatan promosi lainnya.
Masih mengutip siaran pers KJRI San Francisco, kemeriahan peringatan kemerdekaan Indonesia juga ditunjukkan dengan pelaksanaan upacara bendera di Wisma Indonesia pada 17 Agustus. Meski di tengah prosesi diguyur hujan yang disertai awan tebal dan angin dingin, upacara berlangsung lancar dan tetap khidmat.
Para petugas upacara datang dari beragam latar belakang profesi, etnis, dan unsur masyarakat. Di antaranya, Presiden Permias Nasional AS Michelle Koesmono dan tiga mahasiswa Papua yang kuliah di perguruan tinggi di Negara Bagian Oregon.
Ada pula Profesor George Anwar selaku akademisi juga tokoh mewakili masyarakat Indonesia yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga pengajar tetap di Fakultas Teknik Mesin, UC Berkeley. Saat pembacaan doa, semua peserta yang hadir terlihat khidmat dan khusyuk saat pembacaan doa dari lima perwakilan agama yang berbeda.
Saat menyanyikan lagu ”Indonesia Raya”, dengan iringan musik yang dibawakan tim aubade, semuanya benar-benar membuat bulu kuduk merinding dan membakar semangat jiwa nasionalistik kami semua.
Di akhir prosesi upacara, suasana menjadi meriah dengan adanya paduan suara yang membawakan iringan lagu kebangsaan dan daerah. Di antaranya, ”Hari Merdeka”, ”Berkibarlah Benderaku”, ”Garuda Pancasila”, ”Bangun Pemuda Pemudi”, dan ”Rayuan Pulau Kelapa”.
”Saat menyanyikan lagu ’Indonesia Raya’, dengan iringan musik yang dibawakan tim aubade, semuanya benar-benar membuat bulu kuduk merinding dan membakar semangat jiwa nasionalistik kami semua,” ujar Angela Tjitradi, Presiden Friends of Indonesia—organisasi diaspora Indonesia—yang juga hadir dalam upacara tersebut.
Kemeriahan pascaupacara juga diisi dengan pemberian apresiasi oleh Prasetyo Hadi kepada beberapa elemen masyarakat melalui penyerahan potongan tumpeng dan sertifikat penghargaan. Para perempuan diaspora Indonesia berkebaya juga berfoto bersama dan melakukan fashion show secara spontan guna mendukung langkah Pemerintah Indonesia untuk program pengajuan Kebaya Goes to UNESCO.