"Kebebasan" Hidup di China Ada di Tangan "Health Kit"
Jika "health kit" bermasalah, hanya ada layanan aduan lewat surat elektronik atau telepon. Tak ada kantor yang mengurus aplikasi ini. Bikin geregetan, tetapi sebaiknya ditahan saja.
Oleh
LUKI AULIA, DARI BEIJING, CHINA
·3 menit baca
Satu-satunya pemandangan yang selalu mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir adalah antrean panjang di tempat-tempat tes swab antigen, kewajiban memindai health kit di mana pun dan ke mana pun hendak pergi, serta tulisan wajib memakai masker yang terpasang di mana-mana. Itu situasi di ibu kota China, Beijing.
Akan tetapi, lain ladang, lain belalang. Beda kota, beda pula kebiasaannya. Suasana kota Yantai, Weihai, dan Qindong di Provinsi Shandong tak seperti Beijing. Di ketiga kota yang semuanya berada di kawasan pesisir ini lebih mudah ditemui orang yang tak mengenakan masker. Masuk ke minimarket pun kita tak perlu memindai health kit lagi.
Padahal, di Beijing, masuk ke minimarket atau pasar saja harus memindai health kit yang berisi data diri dan data kondisi kesehatan. Selalu ada petugas satpam atau pamswakarsa yang berjaga dan melihat hasil tes swab di ponsel setiap orang.
Di ketiga kota yang termasuk daerah tujuan wisata bahari itu sedang ramai wisatawan karena sedang libur musim panas. Seperti tampak di pantai Pulau Yangma di Muping, Yantai, dan pantai di Teluk Huiquan di Qingdao yang ramai dengan wisatawan yang berpakaian santai dan baju renang tanpa masker. Karena lebih banyak yang tidak memakai masker, rasanya lebih waswas jika berdekatan dengan orang lain.
Berbeda dengan ketika berada di Beijing. Kewajiban tes usap antigen setiap hari dan mengenakan masker di mana saja memang terkadang terasa melelahkan. Namun, ternyata itu justru membuat hati dan pikiran lebih tenang karena seakan ada jaminan orang yang kita temui atau yang berpapasan dengan kita aman dari risiko Covid-19. Jika seseorang terdeteksi infeksi Covid-19, ia pasti tak akan berkeliaran di jalanan karena segera dikarantina.
Meski di tempat umum banyak orang tak memakai masker di ketiga kota itu, untuk masuk ke Provinsi Shandong setiap orang tetap harus mengisi health kit khusus wilayah Shandong. Health kit Beijing untuk sementara tak berlaku. Berkat big data China, seluruh perjalanan setiap orang ke daerah mana saja terekam. Tidak ada peluang untuk bisa bohong atau mengakali data.
Ketika, misalnya, kita keliru memasukkan data saat kembali ke Beijing pun, akibatnya bisa fatal. Health kit tidak akan bisa diakses dan otomatis mobilitas keseharian terganggu karena pergi ke mana pun di Beijing harus memindai aplikasi health kit di ponsel.
Jika health kit bermasalah, ada layanan aduan melalui surat elektronik atau telepon. Meski geregetan ingin ke kantor yang mengurus aplikasi health kit atau menangani big data, sebaiknya kita tahan saja. Sebab, ketika menanyakan masalah ini ke beberapa warga setempat, tidak ada yang tahu di mana kantornya.
Satu-satunya yang bisa dilakukan hanyalah menunggu aplikasi beres kembali, lalu melanjutkan hidup. Rasanya seperti nasib kemerdekaan atau kebebasan hidup kita ditentukan atau berada di tangan aplikasi health kit. Suka tak suka, beginilah hidup di China semasa pandemi Covid-19.