Muncul di New York, Salman Rushdie Diserang hingga Luka Parah
Salman Rushdie, pengarang novel ”Ayat-ayat Setan”, diserang saat hendak memberikan kuliah umum di New York, Amerika Serikat, Jumat (12/8/2022). Ia menderita luka parah.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
NEW YORK, SABTU — Salman Rushdie, penulis novel Ayat-ayat Setan, diserang oleh seorang pria di panggung saat hendak memberikan kuliah umum pada Jumat (12/8/2022) sore waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB di Lembaga Chautauqua di Kota New York, Amerika Serikat. Tersangka menusuk Rushdie pada bagian leher dan perut.
Rushdie (75) yang bersimbah darah kemudian segera dilarikan ke rumah sakit terdekat menggunakan helikopter. Ia lantas menjalani operasi. Seusai operasi, agennya, Andrew Wylie, mengatakan bahwa Rushdie dalam bantuan ventilator. Hatinya rusak, lengannya terluka parah, dan salah satu matanya rusak yang kemungkinan akan berujung pada hilangnya penglihatan.
Polisi mengidentifikasi tersangka sebagai Hadi Matar (24) dari Fairview, New Jersey. Dia ditangkap di lokasi kejadian. Saat ini, tersangka tengah menunggu dakwaan. Menurut polisi Negara Bagian, Mayor Eugene Staniszewski, motif penusukan itu masih didalami.
Hatinya rusak, lengannya terluka parah, dan salah satu matanya rusak yang kemungkinan akan berujung pada hilangnya penglihatan.
Wartawan Associated Press menyaksikan tersangka menyerbu ke panggung saat pengundang sedang memperkenalkan Rushdie. Ia langsung menyerang Rushdie dengan tusukan sebanyak 10 hingga 15 kali. Rushdie kemudian tersungkur dan tersangka ditangkap.
Henry Reese (73), moderator acara sekaligus salah satu pendiri organisasi yang menawarkan residensi kepada Rushdie, juga diserang. Reese menderita luka pada bagian wajah. Menurut polisi, ia telah dirawat di rumah sakit dan sudah pulang.
Rushdie hadir sebagai pembicara dalam kuliah umum di New York. Ia bersama Reese sedianya akan mendiskusikan tentang Amerika Serikat (AS) sebagai negara suaka bagi para penulis dan artis di pengasingan.
Seorang polisi negara dan wakil sherif ditugaskan untuk mengamankan kuliah Rushdie. Keterangan polisi negara bagian menyebutkan bahwa polisi negaralah yang menangkap tersangka.
Seusai kejadian, sejumlah pengunjung mempertanyakan mengapa tidak ada pengamanan yang ketat pada acara tersebut. Ini semestinya dilakukan mengingat ancaman pembunuhan yang dialami Rushdie selama berpuluh-puluh tahun dan hadiah 3 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,4 miliar kepada siapa saja yang membunuh Rushdie.
Rabbi Charles Savenor yang duduk di antara sekitar 2.500 pengunjung menuturkan, tersangka tiba-tiba menyerbu ke panggung. Ia lantas berkali-kali menusuk Rushdie selama sekitar 20 detik. ”Awalnya, saya bertanya-tanya. Ada apa ini. Lantas beberapa detik kemudian semuanya jadi jelas bahwa dia (Rushide) sedang diserang,” kata Savenor.
Seusai kejadian, sejumlah pengunjung mempertanyakan mengapa tidak ada pengamanan yang ketat pada acara tersebut.
Kathleen James, pengunjung lain, mengatakan, tersangka berpakaian serba hitam. Pelaku juga mengenakan masker hitam. ”Awalnya, kami menyangka, kemungkinan ini adalah bagian dari pertunjukkan untuk menunjukkan bahwa masih banyak kontroversi seputar penulis (Rushdie). Namun, dalam beberapa detik kemudian, kejadiannya menjadi sangat jelas, bahwa itu bukan pertunjukan,” katanya.
Pengacara tersangka, pembela umum Nathaniel Barone, mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan informasi dan menolak berkomentar. Sementara ituk, rumah Matar diblokir oleh pihak berwenang.
Presiden Chautauqua, Mihcael Hill, mengatakan, Matar sebagaimana pengunjung lain masuk ke dalam kompleks Chautauqua yang luasnya mencapai 750 hektar.
Rushdie terlahir di keluarga Muslim di India. Selama ini, ia menjadi figur terkemuka dalam hal kebebasan berekspresi dan isu-isu liberal lainnya. Rushdie pernah menjadi Presiden PEN America.
”Tak ada insiden yang sebanding dengan serangan kekerasan publik terhadap penulis sastra di bumi Amerika,” kat CEO PEN, Suzanne Nossel, dalam pernyataannya.
Novel Ayat-ayat Setan karangan Rushdie diterbitkan pertama kali pada September 1988. Oleh banyak kalangan umat Muslim, novel itu dianggap menghujat Nabi Muhammad dan beberapa hal lain dalam dunia Islam.
Setidaknya 45 orang terbunuh dalam gelombang protes terhadap novel ”Ayat-ayat Setan”.
Di banyak negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, terjadi banyak protes terhadap penulis dan novel itu. Banyak pemerintah di negara-negara itu melarang peredaran novel Rushdie. Di Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa pada 1989 untuk membunuh Rushdie. Fatwa ini sampai kini belum ditarik.
Setidaknya 45 orang terbunuh dalam gelombang protes terhadap novel Ayat-ayat Setan. Ini termasuk 12 orang di kampung halaman Rushdie di Mumbai, India.
Pada 1991, seorang warga Jepang yang menerjemahkan novel Rushdie ditusuk hingga tewas dan penerjemah Italia selamat dari serangan tusukan pisau. Pada 1993, penerbit buku di Norwegia ditembak tiga kali, tetapi selamat.
Ancaman hukuman mati disertai hadiah uang membuat Rushdie bersembunyi di bawah program perlindungan Pemerintah Inggris. Program ini menyertakan penjaga bersenjata sepanjang waktu.
Rushdie muncul kembali setelah sembilan tahun di pengasingan. Ia secara berhati-hati tampil lagi di publik untuk menyampaikan kritiknya secara terbuka terhadap ekstremisme agama.
Pada 2012 di New York, dia menyatakan, terorisme adalah seni menakuti-nakuti. ”Satu-satunya cara kita bisa mengalahkannya ialah dengan memutuskan untuk tidak takut,” katanya.
Sentimen anti-Rushdie tetap berlanjut sejak fatwa Khomeini. The Index on Censorship, sebuah organisasi yang mengampanyekan kebebasan berekspresi, menyebutkan, hadiah untuk membunuh Rusdie dinaikkan pada 2016.
Pada Jumat malam, wartawan AP mendatangi Khordad Foundation, lembaga pemerintah yang menyediakan hadiah bagi pembunuh Rusdhie. Kantor pemerintah itu tutup dan tak ada yang mengangkat telepon.
Lembaga Chautauqua, sekitar 89 kilometer barat daya Buffalo di New York, menjadi tempat untuk refleksi dan bimbingan spiritual selama lebih dari satu abad. Untuk masuk ke dalam kompleks, para pengjunjung tidak harus melalui detektor metal atau pengecekan tas. Lembaga itu dikenal atas rangkaian kuliah umum di musim panas. Rushdie sebelumnya juga pernah menjadi pembicara di sana. (AP/REUTERS)