Asia Timur Semakin Membara
Latihan perang lanjutan China berada di dekat pangkalan Amerika Serikat di Korea Selatan dan Jepang. China menunjukkan kemampuan memblokade lalu menduduki Taiwan.
TAIPEI, SENIN - Kondisi di sekitar Taiwan semakin memanas. Beijing dan Taipei sama-sama menggelar latihan perang pekan ini. Kini, China mengalihkan lokasi latihan mendekat ke Korea Selatan dan Jepang.
Pada Selasa (9/8/2022) dan Kamis (11/9/2022), Taiwan akan menggelar latihan perang di Kabupaten Pingtung. Dari wilayah selatan itu rencananya akan ditembakkan 78 meriam swagerak dan enam mortar.
Taipei juga mengumumkan latihan besar pada 5 September 2022. Latihan yang juga di Pingtung itu akan melibatkan helikopter serbu AH-64 Apache. Selain itu, ada sejumlah kendaraan lapis baja dan kendaraan perang lain dalam perang bulan depan.
Baca juga Taiwan, Kapal Induk yang Tak Tertenggelamkan
Taipei mengumumkan itu setelah Beijing menyatakan latihan perang di sekitar Taiwan dilanjutkan. Kala latihan perang pada 4-7 Agustus 2022 masih berlangsung, Beijing mengumumkan latihan perang ditambah lagi pada 6-15 Agustus 2022.
Pada Senin (8/8/2022) Komando Operasi Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China menyatakan latihan di sekitar Taiwan akan dilanjutkan. Sementara Badan Keselamatan Maritim China mengumumkan lima zona larangan di Laut Kuning untuk periode 6-15 Agustus 2022.
Di zona-zona itu akan berlangsung latihan perang laut dan operasi antikapal selam. Latihan itu akan menggunakan rudal dan roket asli. PLA tidak mengumumkan penggunaan ranjau laut yang biasanya dipakai dalam operasi antikapal laut. Ada pun di Laut Bohai yang bersebelahan dengan Laut Kuning, latihan akan berlangsung selama sebulan.
Seperti dalam latihan di sekitar Taiwan pada 4-7 Agustus 2022, latihan di Laut Kuning juga akan melibatkan pesawat dan kapal. Pesawat tempur dan pesawat pembom akan ditugaskan menembakkan rudal dan roket antikapal perang dan antikapal selam.
Pangkalan AS
Laut Kuning terletak lebih dekat ke Korea Selatan dan Jepang. Di pesisir barat Korsel, yang berada di tepi Laut Kuning, ada Camp Humprey yang merupakan pangkalan militer Amerika Serikat. Laut Kuning juga berada dekat Jepang, negara tempat AS punya beberapa pangkalan militer dari utara sampai selatan.
Di latihan pekan lalu, fokus ke Taiwan. Dari enam lokasi latihan pekan lalu, dua dekat Okinawa yang merupakan markas utama militer AS di Jepang. Di sana ada Pangkalan Udara Kadena yang menjadi salah satu lokasi pendaratan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dalam lawatan ke Asia.
Baca juga Selat Taiwan, Tempat Paling Berbahaya di Bumi
Dalam daftar muhibah Pelosi ada kunjungan ke Taiwan. Lawatan Pelosi ke Taiwan membuat China marah besar dah menggelar latihan tanpa henti sejak Sabtu pekan lalu.
Deputi Direktur Kajian Asia Pasifik pada China Institute of International Studies Zhang Tengjun mengatakan, lawatan Pelosi memicu reaksi berantai. Pejabat sejumlah negara lain telah dan akan mendatangi Taiwan selepas kunjungan Pelosi. “China pasti akan terus bereaksi keras,” kata dia.
Selain latihan perang, reaksi China atas kunjungan Pelosi juga berupa penghentian komunikasi pejabat tinggi militer dan sipil dengan AS. “Biar AS memikirkan tindakannya selama ini. China selalu membuka dialog dan beragam saluran dialog. AS malah terus menjatuhkan sanksi ke China. Sektor energi, teknologi, dan banyak lagi sanksinya. Dengan penghentian dialog, AS dapat kesempatan berpikir,”kata peneliti Chinese Academy of Social Sciences Lu Xiang kepada Global Times.
Isolasi
Peneliti Association of Strategic Foresight Taiwan, Chieh Chung menyebut serangkaian latihan China hanya menunjukkan dua hal. China berusaha mengisolasi dan menduduki Taiwan. Pada tahap pertama yang fokus ke penembakan aneka roket dan rudal, PLA ingin menunjukkan kemampuan menghancurkan sasaran di berbagai penjuru Taiwan.
Setelah itu, operasi PLA akan memasuki tahap blokade. Hal itu tercermin dalam latihan tahap kedua yang berupa pengerahan aneka kapal perang dan pesawat militer di sekitar Taiwan pada 5-6 Agustus 2022. Selama periode itu dilaporkan ratusan kapal niaga dan pesawat sipil dari dan ke Taiwan terpaksa mengubah rute.
Latihan tahap dua, menurut Chieh, bukan hanya ditujukan ke Taiwan. Latihan itu juga mengantisipasi kekuatan luar yang berusaha membantu Taiwan.
Setelah memblokade Taiwan, PLA baru menduduki pulau itu. Hal itu tercermin dalam latihan tahap tiga pada 6-7 Agustus 2022. Berkali-kali terpantau pesawat dan kapal PLA menerobos garis tengah Selat Taiwan. Garis imajiner itu ditetapkan AS 2,5 lalu sebagai batas terjauh kapal dan pesawat militer China boleh mendekati Taiwan.“Rencana China atas Taiwan sangat tecermin dalam latihan kali ini,” kata dia sebagaimana dikutip Central News Agency Taiwan.
Baca juga Taiwan Redam Spekulasi Kematian Petinggi Proyek Senjatanya
Lewat latihan itu, China menunjukkan kemampuan operasi siang malam. Beijing juga menunjukkan kemampuan mengoordinasi operasi gabungan darat, laut, dan udara. Dari pesisir timurnya, China menembakkan rudal dan roket jarak jauh. Sementara kapal perang dan pesawat militernya memblokade lalu menerobos Taiwan.
Reaksi Lain
Sementara AS berkeras bahwa China bereaksi berlebihan pada lawatan Pelosi. AS menyatakan China sangat tidak bertanggung jawab dengan semua ketegangan di sekitar Taiwan sekarang. “Semua peningkatan ketegangan ini tidak diperlukan,”kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Ada pun Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong meminta semua pihak meredakan ketegangan. “Australia meminta semua pihak menahan diri, segera meredakan ketegangan. Bukan cuma Australia meminta ini. Negara lain di kawasan juga berpendapat seperti ini. Kawasan meminta kestabilan dipulihkan,” kata dia.
Menanggapi protes-protes itu, juru bicara Kemenlu China Wang Wenbin mengatakan, justru AS secara sengaja memicu ketegangan di kawasan. “China sangat berhak menunjukkan reaksi keras. Posisi kami sah, layak, dan beralasan,” kata dia.
Lewat serangkaian reaksinya, China ingin menghukum pihak-pihak yang terus mengupayakan kemerdekaan Taiwan. Wang menyebut, semua manuver China dilakukan di perairan dan wilayah teritorialnya. Negara lain tidak perlu mengomentari itu. “Latihan kami dilakukan secara terbuka dan bertanggung jawab serta sesuai hukum internasional,” kata dia.
Ada pun juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian mengatakan, semua reaksi China untuk memperingatkan pihak-pihak di AS dan Taiwan. China tidak mau berkomunikasi tanpa ketulusan seperti dilakukan AS selama ini.
(AFP/REUTERS)