Anak-anak Tewas Dalam Serangan Israel, Jenderal Mesir Datangi Gaza
Pertempuran di Gaza dalam beberapa pekan terakhir telah menewaskan 17 orang dan melukai ratusan orang lain. Sejauh ini setidaknya tiga anak tewas dan puluhan lain terluka.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
KAIRO, MINGGU — Delegasi pejabat keamanan dan intelijen Mesir dilaporkan akan masuk Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina, Minggu (7/8/2022). Mereka mengupayakan perdamaian di tengah pertempuran yang kembali meletus antara Israel dan kelompok bersenjata di Gaza.
Media Arab Saudi, Asharq Al-Awsat, dan media Qatar, Al Jazeera, melaporkan Israel menyerang Rafah selatan pada Minggu (7/8/2022) dini hari. Setidaknya satu rumah hancur dan sejumlah rumah lain rusak dalam serangan yang dinyatakan menyasar Komandan Jihad Islam wilayah Gaza Selatan, Khaled Mansour. Israel dan Jihad Islam tidak memberi informasi soal nasib Mansour pasca-serangan.
Sejauh ini ditemukan seorang anak dan seorang remaja tewas dalam serangan itu. Sementara 32 orang lain terluka karena terkena api ledakan roket dan reruntuhan bangunan dalam serangan itu.
Militer Israel, IDF, menyangkal bertanggung jawab atas kematian anak yang belum diketahui identitasnya itu. Sebagaimana dikutip Jerusalem Post dan Yedioth Ahronoth, IDF menyebut bahwa ada roket Jihad Islam gagal meluncur dan malah meledak di rumah yang runtuh lalu menimpa anak tersebut.
Kepada sejumlah jurnalis, sukarelawan yang mengevakuasi jenazah anak itu menyebut tidak ada sisa kebakaran di lokasi. Lazimnya ada jejak kebakaran di lokasi ledakan roket.
Dengan dua orang yang tewas pada Minggu, pertempuran di Gaza telah menewaskan 17 orang dan melukai ratusan orang lain. Sejauh ini setidaknya tiga anak tewas dan puluhan lain terluka.
”Kami kesulitan obat-obatan dan peralatan untuk menangani para korban. Listrik juga amat terbatas karena satu-satunya pembangkit berhenti beroperasi Sabtu dini hari,” kata Direktur Rumah Sakit Shifa, Mohammed Abu Salameh, kepada Al Jazeera.
Sejak Jumat
Israel melancarkan serangkaian serangan udara sejak Jumat ke sejumlah lokasi di Gaza dan kota sekitarnya. IDF mengaku menyasar lokasi pimpinan dan penyimpanan senjata Jihad Islam, salah satu kelompok bersenjata di Gaza.
Terakhir kali Israel menyerang Gaza pada Mei 2021. Seperti sekarang, Israel juga menghancurkan banyak fasilitas sipil dalam perang 11 hari pada Mei 2021 itu. Setidaknya 250 orang tewas sebelum akhirnya Mesir bisa memastikan gencatan senjata.
Dalam pernyataan pada Sabtu (6/8/2022), Hamas menuding Israel menggunakan alasan basi untuk menghancurkan aneka rumah warga sipil. Tuduhan bahwa Hamas dan Jihad Islam menyimpan senjata di permukiman warga adalah cara Israel untuk membenarkan penghancuran pada rumah warga. Padahal, sejauh ini IDF tidak pernah bisa menunjukkan bukti tuduhan itu.
Rangkaian serangan udara Israel menghancurkan banyak tempat tinggal warga sipil. IDF mengaku telah memberikan peringatan kepada warga sebelum menyasar rumah warga sipil. ”Mereka hanya memberi peringatan 15 menit sebelum menghancurkan rumah saya. Apa yang bisa kami lakukan dalam 15 menit? Semua hancur dalam sekejap,” kata Nadia Salamakh (68), warga Gaza yang rumahnya hancur, kepada Asharq AL-Awsat.
IDF menyebut, 350 roket ditembakkan dari Gaza sejak Jumat. Sebagian besar bisa ditangkal artileri pertahanan udara Israel. Roket-roket baru meluncur dari Gaza selepas Israel kembali membombardir wilayah itu.
Upaya Mesir
Al Ahram
Pertempuran yang kembali meletus disebutnya sebagai penyimpangan atas upaya perdamaian yang dimediasi Mesir. ”Seperti biasa, kami tidak akan lelah memastikan perdamaian dan mencari solusi. Mesir punya peran sangat positif di Gaza,” ujarnya.
El-sisi mengutus delegasi pejabat keamanan dan intelijen yang dipimpin Mayor Jenderal Ahmed Abdelkhaliq ke Israel dan Palestina. Delegasi Abdelkhaliq dilaporkan sudah tiba di Gaza pada Minggu ini. Sebelum ke Gaza, mereka bertemu pejabat Israel di Tel Aviv dan pejabat Palestina di Tepi Barat.
Kontak utama Mesir di Gaza adalah Hamas yang secara faktual mengendalikan wilayah itu. Israel dan Mesir menyediakan akses masuk dan keluar aneka barang dan orang dari dan ke Gaza. Sejak Jumat, seluruh akses Gaza-Israel ditutup IDF.
Selain Hamas, di Gaza ada sejumlah kelompok bersenjata seperti Jihad Islam. Pemimpin utama Jihad Islam, Ziad Al-Nakhalah, sedang di Iran kala Israel mulai membombardir Gaza Jumat lalu.
Seperti Hamas, Jihad Islam juga dekat dengan Teheran dan Doha. Teheran memberikan banyak uang dan aneka kebutuhan harian warga Gaza melalui Hamas dan Jihad Islam. Iran juga diduga memasok pelatih militer dan persenjataan ke Hamas, Jihad Islam, dan kelompok bersenjata lain di Gaza dan Tepi Barat. (RAZ)