77 Tahun Pasca-Bom Hiroshima, Ancaman Senjata Nuklir Terus Menghantui Dunia
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk menghapus opsi penggunaan senjata nuklir dari meja. Saat ini ada sekitar 13.000 hulu ledak nuklir tersebar di seluruh dunia.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
AFP/PHILIP FONG
Sebuah bel ditabuh pada momen mengheningkan cipta dan melantunkan doa-doa dalam peringatan 77 tahun serangan bom atom di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima di Hiroshima, Jepang, Sabtu (6/8/2022).
HIROSHIMA, SABTU — Dentang bel memecah suasana pagi di kota Hiroshima, Jepang, Sabtu (6/8/2022), dalam peringatan 77 tahun serangan bom atom Amerika Serikat yang meluluhlantakkan kota tersebut. Diperkirakan, 140.000 orang tewas kala itu. Setelah 77 tahun berlalu, ancaman senjata nuklir terus menghantui dunia.
Demikian antara lain refleksi dan pesan yang disuarakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dalam peringatan tersebut. ”Senjata-senjata nuklir itu omong kosong. Senjata-senjata itu tidak menjamin keamanan. Yang ditimbulkan hanyalah kematian dan kerusakan,” kata Guterres dalam pidatonya pada peringatan tersebut.
Detik-detik mengheningkan cipta digelar tepat pada pukul 08.15 waktu setempat. Itu adalah jam persis saat pesawat pengebom AS, Enola Gay B-29, menjatuhkan bom atom yang diberi nama ”Si Bocah Kecil (Little Boy)” di Hiroshima, kota yang kala itu diperkirakan dihuni sekitar 350.000 jiwa. Hanya dalam hitungan detik, Hiroshima luluh lantak. Ribuan orang tewas seketika.
Pada akhir tahun 1945, seperti dicatat kantor berita Kyodo, diperkirakan 140.000 orang tewas, termasuk akibat luka ataupun penyakit radiasi yang ditimbulkan bom atom tersebut. Tiga hari berselang, pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua menghunjam kota Nagasaki, menewaskan sekitar 74.000 orang. Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu, enam hari kemudian. Perang Dunia II berakhir.
”Puluhan ribu orang tewas di kota ini hanya dalam satu kedipan mata. Perempuan, anak-anak, dan laki-laki terbakar dalam api yang kejam,” kata Guterres. ”Tiga perempat abad kemudian, kita harus bertanya, apa yang sudah kita pelajari dari kepulan awan berbentuk jamur yang membubung di atas kota ini pada tahun 1945.”
AFP/PHILIP FONG
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres (bawah, tengah) dan para tamu undangan mengheningkan cipta dalam peringatan 77 tahun serangan bom atom di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima di Hiroshima, Jepang, Sabtu (6/8/2022).
”Hari ini,” lanjut Guterres, mengulang peringatan yang belum ini disampaikannya dalam konferensi Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) nuklir di New York, AS, pekan ini, ”krisis-krisis dengan ancaman senjata nuklir menyebar dengan cepat—Timur Tengah, lalu di Semenanjung Korea, hingga invasi Rusia ke Ukraina.”
”Kemanusiaan tengah bermain-main dengan senjata yang siap ditembakkan,” kata Guterres lagi. Ini untuk pertama kali Guterres hadir secara langsung pada peringatan bom Hiroshima. Tahun lalu, rencana kunjungannya untuk menghadiri peringatan serupa dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Peringatan 77 tahun serangan bom atom di Hiroshima kali ini dibayang-bayangi kekhawatiran soal ancaman penggunaan senjata nuklir yang telah dilontarkan Rusia pasca-invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022. Tidak lama setelah invasi itu, Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan kemungkinan negaranya melancarkan serangan nuklir. Ada juga kekhawatiran tentang kondisi sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk Jepang Mikhail Galuzin tidak diundang pada peringatan hari ini. Namun, pada Kamis (4/8/2022) ia telah meletakkan karangan bunga pada batu peringatan di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima. Kepada wartawan, Galuzin mengatakan, negaranya tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.
AFP/JIJI PRESS
Warga terlihat berjalan di sepanjang pinggir kolam di seberang Kubah Bom Atom saat sebagian pengunjung lainnya ikut menghadiri peringatan 77 tahun serangan bom atom di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima di Hiroshima, Jepang, Sabtu (6/8/2022).
Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui, dalam Deklarasi Perdamaian pada peringatan itu mengingatkan, meski sudah banyak korban warga sipil akibat agresi Rusia, bergantung pada gertakan dengan nuklir terus meningkat di seluruh dunia. ”Kesalahan-kesalahan ini mengkhianati tekad kemanusiaan, yang lahir dari pengalaman perang, untuk mewujudkan dunia yang damai, bebas dari senjata nuklir,” katanya.
”Kita harus segera menjadikan seluruh tombol-tombol nuklir agar tidak bisa digunakan,” kata Matsui, seperti dikutip Kyodo.
Korban masih hidup
Sebelum matahari terbit, para korban yang masih selamat dan keluarga mereka—bersama Kishida—berkumpul di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima untuk menaburkan bunga dan melantunkan doa-doa.
Angka resmi jumlah korban yang selamat dari bom di Hiroshima-Nagasaki dan saat ini masih hidup tercatat 118.935 orang per Maret 2022 atau berkurang 8.820 orang dari setahun sebelumnya. Berdasarkan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kemakmuran Jepang, usia rata-rata mereka adalah 84,53 tahun.
AFP/PHILIP FONG
Pengunjung berdoa pada peringatan 77 tahun serangan bom atom di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima di Hiroshima, Jepang, Sabtu (6/8/2022).
Selain dihadiri Guterres dan Matsui, peringatan 77 tahun bom Hiroshima juga dihadiri Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Kishida sendiri berasal dari Hiroshima. Saat Jepang mengetuai G7 tahun depan, ia telah menetapkan Hiroshima sebagai lokasi konferensi tingkat tinggi (KTT), Mei 2023.
Pada awal pekan ini, Kishida menjadi pemimpin Jepang pertama yang mengambil bagian dalam Konferensi Para Pihak Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). ”Kami akan melanjutkan upaya menuju gagasan perlucutan senjata nuklir meski lingkungan keamanan saat ini sulit,” kata Kishida.
Saat ini AS menjadi satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata nuklir dalam konflik. Namun, menurut Guterres, saat ini ada sekitar 13.000 hulu ledak nuklir tersebar di seluruh dunia.
”Sama sekali tidak dapat diterima, negara-negara pemilik senjata nuklir melontarkan kemungkinan perang nuklir,” kata Guterres. ”Buang opsi penggunaan senjata nuklir dari meja demi kebaikan. Ini saatnya menebar perdamaian.”
Dalam pidatonya, Wali Kota Matsui menyitir kata-kata Leo Tolstoy, pengarang Rusia yang menulis buku Perang dan Perdamaian. ”Jangan pernah membangun kebahagiaan Anda di atas kemalangan sesama. Hanya melalui kebahagiaan mereka, Anda akan meraih kebahagiaan.” (AFP/REUTERS)