Dulu, AS mengerahkan dua gugus kapal induk ke Selat Taiwan setelah China menembakkan rudal ke arah Taiwan. Kini, kapal induk AS hanya diperintahkan memantau lokasi dari laut antara Taiwan dan Jepang.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
TAIPEI, JUMAT — Amerika Serikat bereaksi lebih lunak pada latihan perang China di sekitar Taiwan pada 2022 dibandingkan reaksi pada 1995. Washington sampai membatalkan uji coba rudal balistik demi meredakan ketegangan di sekitar Taiwan. Padahal, Taiwan nyaris terisolasi gara-gara latihan perang China itu.
Ketegangan di Taiwan meningkat setelah China menembakkan 11 rudal balistik ke sekitar Taiwan pada Kamis (4/8/2022). Tokyo memantau empat rudal China jatuh ke zona ekonomi eksklusif Jepang. Selain itu, 20 dari 27 jet tempur China melintasi garis pembatas di antara China dan Taiwan yang ditetapkan AS lebih dari dua dekade lalu.
Taipei juga memantau sejumlah roket jarak jauh China ditembakkan ke sekitar Taiwan barat. Sebagian roket dan rudal itu terbang di melintasi daratan Taiwan lalu jatuh ke sisi timur Taiwan.
Sejak Selasa (2/8/2022), Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengumumkan latihan akan berlangsung sampai Minggu (7/8/2022). Latihan itu bagian dari tanggapan China atas lawatan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada 2-3 Agustus 2022. PLA mengimbau seluruh pesawat dan kapal yang tidak dioperasikan militer China menjauhi lokasi latihan. Jika tetap lewat, awak kapal dan pesawat dianggap tahu risiko latihan yang menggunakan rudal dan roket asli itu.
Menteri Transportasi Taiwan Wang Kwo-tsai membenarkan ratusan kapal dan pesawat dari dan ke Taiwan terpaksa dialihkan rutenya. Pengalihan gara-gara latihan itu dilakukan sampai Minggu.Total 74 pesawat dan 35 kapal dialihkan rutenya sepanjang Kamis saja. Taipei belum mengetahui berapa banyak pengalihan pada Jumat hingga Minggu. Di laut, pengalihan dilakukan untuk kapal dari dan ke pelabuhan Keelung, Taipei, dan Kaohsiung.
Pensiunan perwira menengah angkatan laut Taiwan, Lu Li-shih, mengatakan, latihan perang China memang mengelilingi Taiwan. Walakin, berdasarkan definisi di kelas perang ataupun fakta di lapangan, China belum memblokade Taiwan. ”Latihan itu lebih untuk unjuk kekuatan PLA. Ada penembakan rudal dari sejumlah provinsi di pesisir timur (China),” katanya sebagaimana dikutip Focus Taiwan.
Reaksi AS
Sementara Koordinator Komunikasi Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby membenarkan pembatalan uji coba rudal balistik antarbenua Minute Man III di California dalam waktu dekat. Padahal, uji coba itu sudah direncanakan sejak 2021. Sepanjang 2022, sudah dua kali uji coba itu dibatalkan. Uji coba pada Maret dibatalkan karena AS tidak mau salah ditanggapi Rusia yang sedang menyerbu Ukraina. Uji coba Agustus dibatalkan di tengah latihan perang China di sekitar Taiwan.
Tidak hanya membatalkan uji coba rudal, AS juga tidak segera mengerahkan peralatan perangnya ke Selat Taiwan. Gugus tempur laut yang berpusat pada kapal induk USS Ronald Reagan hanya diperintahkan berada di sekitar Taiwan untuk memantau keadaan. Selain USS Ronald Reagan, gugus tempur laut itu termasuk kapal jelajah pengangkut rudal dan kapal pendarat pengangkut jet F-35B.
Reaksi kali ini amat berbeda dibandingkan 1995. Dulu, AS mengerahkan dua gugus tempur laut setelah China menembakkan rudal ke arah Taiwan. China juga memobilitasi pasukan, yang sebagian besar berada di darat, di sekitar Taiwan. Setelah pengerahan dua gugus tempur laut AS, China menarik pasukannya.Politisi Kuomintang, Herman Shuai, mengatakan, kondisi China saat ini sama sekali berbeda dengan 1996. Dulu, PLA mengandalkan peralatan kuno dan jumlahnya sedikit.
China, sebagaimana diungkap dalam laporan Departemen Pertahanan AS soal militer China, sekarang punya dua kapal induk, ratusan kapal perang, puluhan kapal selam, dan ribuan pesawat tempur serta helikopter serbu. Beijing juga punya ratusan hulu ledak nuklir yang sebagian siap ditembakkan kapan pun. Dengan kemampuan sekarang, China akan lebih siap memblokade total Taiwan tanpa merisaukan reaksi AS.
Kirby menyebut, AS menyadari ketegangan bisa terus meningkat bila semakin banyak peralatan perang dikerahkan. ”Bisa mengarah ke kondisi lebih berbahaya dibandingkan sekarang. Semakin banyak peralatan mendekati lokasi itu, dengan ketegangan sekarang, semakin tinggi risiko salah perhitungan dan kesalahan lainnya,” kata dia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut, AS berkomunikasi erat dengan pejabat di semua aras pemerintahan China sejak beberapa hari terakhir. Tujuannya, meminta China menahan diri setelah lawatan Pelosi ke Taiwan.
Bloomberg melaporkan, sejumlah diplomat dan pejabat pertahanan AS berkali-kali mendatangi Kedutaan Besar China di Washington sejak pekan lalu. Meski membenarkan kunjungan itu, para pejabat Deplu dan Dephan AS menolak mengungkap isinya.
Blinken juga membahas pertemuan dengan Menlu China Wang Yi di Phnom Pehn, Kamboja. Blinken dan Wang, juga menlu dari seluruh anggota dan sejumlah mitra ASEAN tengah berada di Kamboja dalam Pertemuan Ke-55 Menteri Luar Negeri ASEAN. Wang sudah membatalkan pertemuan dengan Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi di Phnom Pehn. Sebab, Jepang bersama dengan enam anggota G7 mengecam latihan perang China di sekitar Taiwan. (AFP/REUTERS/RAZ)