ASEAN mengingatkan negara-negara adidaya agar bersikap bijaksana. Jangan sampai ada konflik di kawasan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR, DARI PHNOM PENH, KAMBOJA
·4 menit baca
AFP/TANG CHHIN SOTHY
Para diplomat berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-India saat Pertemuan ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, 4 Agustus 2022.
PHNOM PENH, KOMPAS — Pada hari kedua pertemuan ke-55 para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN, Kamis (4/8/2022), isu kestabilan kawasan mendapat perhatian khusus. Hal ini ditekankan dalam setiap rapat ASEAN dengan enam mitra wicara, yaitu Inggris, China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan sesi khusus ASEAN + Tiga.
Pertemuan para menlu atau yang dikenal dengan istilah ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ini berlangsung di Phnom Penh, Kamboja. Para menlu ini tidak secara spesifik menyebut kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, tetapi mereka berkali-kali mengemukakan perkembangan di kawasan dan global yang akhir-akhir ini menunjukkan semakin meruncingnya persaingan hegemoni politik.
”Pesan ASEAN tetap sama, yaitu segala sesuatu harus disikapi dengan arif dan penuh tanggung jawab. Perbedaan itu ada, tetapi jangan sampai berujung kepada konflik, apalagi konflik terbuka,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Pelosi tiba di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam dan meninggalkan Taiwan pada Rabu (3/8/2022) sore. Dalam lawatan itu, Pelosi menyampaikan pesan komitmen AS terhadap Taiwan yang lebih penting daripada sebelumnya. Kedatangan Pelosi di Taiwan langsung disambut pengumuman latihan militer China di Selat Taiwan.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin (tengah) berbicara saat Menlu China Wang Yi (kanan) dan Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi (kiri) mendengarkan dalam Pertemuan ASEAN+Tiga sebagai bagian dari Pertemuan ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, 4 Agustus 2022.
Suasana rapat sempat tegang karena Menlu China Wang Yi membatalkan semua agenda pertemuan dengan Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi. Alasannya Beijing tersinggung karena negara-negara terkaya dunia yang tergabung dalam G7, termasuk Jepang, mengkritisi operasi militer China di Selat Taiwan. Padahal, Beijing melakukannya sebagai peringatan atas kedatangan Pelosi ke Taiwan.
Meskipun demikian, dalam pertemuan dengan ASEAN dan ASEAN + Tiga bersama Korsel dan Jepang, China berjanji menjaga kestabilan kawasan. Semua mitra wicara menyampaikan komitmen untuk menghormati sentralitas ASEAN dan menjaga agar wilayah Indo-Pasifik tetap aman, terbuka, inklusif, dan bergerak menuju kesejahteraan bersama.
Komitmen serupa diucapkan Menlu AS Antony Blinken. Tahun 2022 ini adalah ulang tahun ke-45 hubungan AS dengan ASEAN. Visi keamanan dan kestabilan kawasan tetap yang utama. Tidak ada satu pihak pun yang diuntungkan jika terjadi konflik di Indo-Pasifik.
Terkait dengan kunjungan Pelosi ke Taiwan dan tuduhan Beijing bahwa Washington sengaja memprovokasi China, Blinken menuturkan, AS tetap memercayai prinsip Satu China. Artinya, Taiwan merupakan bagian dari China walaupun memiliki otoritas tersendiri. AS tetap mengedepankan status quo di Selat Taiwan yang selama ini menjaga keseimbangan serta keamanan, tidak hanya di wilayah itu, tetapi juga secara global.
”Kami berharap Beijing tidak melakukan manufaktur krisis," ujar Blinken. Ia menerangkan, AS akan tetap aktif di Indo-Pasifik, terutama dalam pengembangan energi terbarukan dan peningkatan layanan kesehatan. Kedua hal ini memerlukan kawasan yang stabil agar bisa berkembang.
AFP/POOL/ANDREW HARNIK
Dari kiri ke kanan, Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son, Menlu AS Antony Blinken, dan Menlu Retno Marsudi bergandengan tangan ala ASEAN saat foto grup dalam Pertemuan Ke-55 Menteri Luar Negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, 4 Agustus 2022.
Retno dalam pertemuan menlu ASEAN dengan Inggris menyampaikan, di dalam perkembangan dunia yang pesat, terbentuknya minilateralisme memang tidak bisa dihindari. Ini istilah yang dipakai untuk menggambarkan berbagai pakta maupun aliansi pertahanan di kawasan. Inggris merupakan anggota aliansi AUKUS bersama AS dan Australia.
Namun, lanjut Retno, sejatinya minilateralisme tidak harus berujung menjadi blok-blok yang eksklusif. Sikap ini menimbulkan kecurigaan negara-negara lain di kawasan sehingga berisiko melahirkan konflik-konflik baru.
”Indonesia justru melihat minilateralisme ini sebagai pijakan untuk membangun kawasan. Misalnya dengan membuat kerja sama dengan aliansi tertentu untuk kemajuan bersama," tuturnya.
Ketahanan pangan
Isu pangan dan kesehatan juga dibahas dengan semua mitra wicara. ASEAN menargetkan pengamanan rantai pasok dalam jangka pendek. Adapun untuk jangka panjang, ASEAN merancang mekanisme penanganan kedaruratan pangan kawasan. Antisipasi krisis ekonomi harus dilakukan dengan berlandaskan Inisiatif Chiang Mai tahun 2010 yang menyatakan ASEAN harus memiliki dana cadangan tersendiri sehingga tidak bergantung pada Bank Dunia ataupun Dana Moneter Internasional (IMF).
Tiga mitra yang bergabung dalam ASEAN + Tiga menyetujui perlu ada pengembangan rantai pasok dan pengembangan pusat-pusat atau hub baru untuk distribusi pangan. Harus ada semacam penyimpanan darurat yang mensetok beras, gandum, kedelai, dan jagung. Gudang bersama ini yang akan mengirim pangan kepada wilayah yang membutuhkan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken (kelima dari kiri) bergandengan tangan ala ASEAN saat foto grup dalam Pertemuan Ke-55 Menteri Luar Negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, 4 Agustus 2022.
Di sektor kesehatan, ASEAN sepakat membangun pusat kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit-penyakit baru. Menurut rencana, pusat-pusat ini dibangun di Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Jepang sudah menyatakan setuju menjadi mitra utama dalam pengembangan kajian dan penyediaan alat kesehatan.
Isu lain ialah pengembangan energi terbarukan, ekonomi hijau, dan mitigasi krisis iklim. Inggris berjanji akan berbagi teknologi rendah karbon. Adapun Korsel sepakat untuk membangun ekosistem produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara.