Kyiv menuding Berlin menghambat pinjaman Uni Eropa untuk Ukraina. Jerman keberatan dengan penerbitan surat utang untuk Ukraina yang risikonya ditanggung anggota UE.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
KYIV, RABU — Ukraina kembali bersitegang dengan Jerman. Dulu gara-gara senjata, kini karena utang. Kyiv menuding Berlin menghambat pinjaman Uni Eropa untuk Ukraina.
Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Ihor Zhovkva menuding Jerman dan sejumlah anggota UE menghambat pencairan tahap lanjutan pinjaman untuk Ukraina. ”Ukraina telah menerima 1 miliar euro dari 9 miliar euro bantuan keuangan umum yang disetujui pemimpin seluruh anggota UE. Dewan Eropa sudah dua kali mengonfirmasi itu,” ujarnya sebagaimana dikutip Pravda Ukraina pada Rabu (3/8/2022).
Kini, Kyiv menanti pencairan 8 miliar euro lagi. ”Sayangnya, sejumlah negara Uni Eropa, khususnya Jerman, sejauh ini menghambat pembahasan masalah ini,” katanya.
Pada Mei 2022, kala UE dipimpin Perancis, UE menyetujui paket pinjaman kepada Ukraina. Dalam sidang pada 24 Juni 2022, Dewan Eropa (European Council) yang berisi pemimpin negara anggota memutuskan memberi pinjaman 9 miliar euro. Parlemen Eropa menyetujui paket itu pada 7 Juli 2022. Dewan UE (Council of the EU), yang beranggotakan para menteri teknis di negara anggota UE, menyepakati mekanismenya pada 12 Juli 2022.
Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis meneken nota kesepahaman pencairan tahapan pertama atas utang itu pada 19 Juli 2022. Kyiv sudah menerima 1 miliar euro lewat dua pencairan. Dana itu, menurut versi Kyiv, hanya cukup untuk operasional pemerintahan selama sepekan.
Selepas pencairan tahap pertama, Juru Bicara Komisi Eropa Arianna Podestà mengumumkan anggaran Komisi Eropa tidak memungkinkan pencairan lanjutan. Komisi Eropa sedang mencari cara lain untuk memberi dana ke Ukraina.
Hambatan
Dalam laporan Bloomberg pada awal Juli 2022 disebutkan, mekanisme Komisi Eropa menjadi penghambat pencairan. Kala itu, bagian keuangan Komisi Eropa sudah mengemukakan keterbatasan dana untuk bisa melanjutkan pencairan utang pada Ukraina.
Bank Pembangunan Eropa (EIB) mau memberi utang ke Ukraina. Biasanya, biaya penilaian dan asuransinya setara 9 persen dari utang kepada pihak di luar UE. Karena mempertimbangkan risiko, termasuk ketidakjelasan tata kelola di Ukraina dan kemungkinan Kyiv gagal membayar, Komisi Eropa meminta biayanya setara 70 persen dari utang.
Masalahnya, seperti telah disepakati para menteri keuangan anggota UE, dana penjaminan itu ditanggung anggaran Komisi Eropa. Kini, anggaran komisi tidak memungkinkan untuk mendanai hal itu. Jika memenuhi tuntutan jaminan 70 persen, Komisi Eropa harus menyediakan 5,6 miliar euro.
Brussels mengusulkan mekanisme lain berupa penerbitan surat utang yang risikonya ditanggung bersama anggota UE. Hasil penerbitan surat utang dijadikan pinjaman ke Ukraina. Sejauh ini, menurut sejumlah pejabat di kantor pusat UE, Jerman paling keberatan dengan usulan itu. Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner telah mengatakan, usulan itu tidak akan dibahas. Berlin siap membahas mekanisme lain berupa penjaminan sesuai kemampuan setiap anggota UE.
Kyiv dan Berlin sudah berkali-kali bersitegang sejak Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022. Sebelum ini, Ukraina bolak-balik mengkritik Jerman karena tidak kunjung memberikan persenjataan berat untuk Ukraina.
Berlin terutama khawatir Kyiv memakai senjata berat dari Jerman untuk menyerang wilayah Rusia. Jika itu sampai terjadi, Jerman khawatir dianggap menyerang Rusia dan karenanya disasar serangan balik.
Kyiv mengecam sikap itu dan menuding Jerman mengorbankan Ukraina demi pasokan energi Rusia. Berlin memang sangat bergantung pada pasokan energi Moskwa.
Buntu
Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengatakan, Kyiv berharap perang berakhir pada musim dingin ini. ”Kami mencari cara untuk membuat terobosan,” katanya.
Rusia-Ukraina kini sama-sama mengalami kebuntuan meski tetap saling serang. Wilayah yang diduduki Rusia tidak bertambah, sementara Ukraina tidak kunjung bisa membebaskan wilayah yang dikendalikan Rusia.
Yermak kembali berharap sekutu Ukraina mempercepat pasokan senjata berat. Sejauh ini, persenjataan berat, seperti meriam dan peluncur roket multilaras gerak cepat (HIMARS), bisa membuat Ukraina menahan laju pasukan Rusia. (AFP/REUTERS)