Pertemuan Menlu ASEAN Dibuka, RI Minta Sesi Khusus Bahas Myanmar
Isu Myanmar akan mendapat slot waktu khusus untuk dibahas dalam Pertemuan Para Menlu ASEAN (AMM) di Phnom Penh, Kamboja. Kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Taiwan juga akan disisipkan pembahasannya ke dalam agenda.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR, DARI PHNOM PENH, KAMBOJA
·4 menit baca
LARASWATI ARIADNE ANWAR
Tayangan televisi yang menampilkan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen saat memberi sambutan dalam pembukaan Pertemuan Ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (3/8/2022).
PHNOM PENH, KOMPAS — Pertemuan Ke-55 Para Menteri Luar Negeri negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) atau AMM dimulai. Tahun ini, pertemuan dilaksanakan di Phnom Penh, Kamboja, yang memegang keketuaan ASEAN 2022. Sejumlah masalah yang hendak dibahas, antara lain, ialah perkembangan keadaan di Myanmar dan juga kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan.
Pertemuan dibuka pada Rabu (3/8/2022) oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. Selain dari negara-negara ASEAN, turut hadir sejumlah menlu negara sahabat, antara lain China dan Yunani. Menlu China Wang Yi, Menlu AS Antony Blinken, dan Menlu Rusia Sergey Lavrov dijadwalkan menghadiri sesi pertemuan, Kamis dan Jumat.
Tidak ada perwakilan dari Myanmar yang datang ke pertemuan AMM ini. ASEAN menawarkan undangan pada perwakilan non-junta untuk hadir. Namun, Naypyidaw menolak tawaran itu. ASEAN mengembargo partisipasi pejabat junta militer Myanmar lantaran junta belum melaksanakan Lima Poin Konsensus ASEAN yang telah disepakati sejak April 2021.
Sepekan sebelum AMM, junta Myanmar malah mengeksekusi empat aktivis prodemokrasi. Eksekusi ini berlawanan dengan salah satu dari lima poin konsensus ASEAN yang mendorong dialog antarpihak-pihak terkait dalam krisis politik di Myanmar.
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen saat berpidato dalam pembukaan AMM mengatakan, ASEAN akan terpaksa mempertimbangkan kembali rancangan damai yang telah disepakati jika junta militer Myanmar kembali melaksanakan eksekusi para tahanan politik.
AP/VINCENT THIAN
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (tengah) bertepuk tangan dalam sesi foto bersama pada pembukaan Pertemuan Ke-55 Para Menteri Luar Negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (3/8/2022).
Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn dalam pidato sambutannya mengatakan, selain kerja sama ekonomi dan penguatan kawasan untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19, isu keamanan merupakan hal yang harus dibahas. ”ASEAN menghadapi berbagai tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini semua bisa berdampak buruk pada kestabilan kawasan jika kita semua tidak bijak menyikapi,” ujarnya.
Ia menuturkan percaya diri bahwa pertemuan ini bisa berlangsung lancar. Semangat musyawarah dan mufakat ASEAN akan bisa menelurkan berbagai sikap ataupun kebijakan yang berlandaskan semangat kerja sama.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Luar Negeri Kamboja sekaligus juru bicara resmi pertemuan, Kong Phoak, dalam jumpa pers mengungkapkan bahwa kemungkinan besar kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan akan diselipkan ke dalam agenda hari ini. Menlu China Wang Yi juga hadir di ruang sidang.
”Bagaimanapun juga, isu di Selat Taiwan berimbas kepada ketegangan yang lebih luas hingga ke kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Sesi khusus isu Myanmar
Menlu Retno LP Marsudi mengatakan, pembahasan mengenai Myanmar sudah dipastikan terjadi. Indonesia meminta secara khusus pembahasan dilakukan pada acara working lunch siang ini. Sejak krisis Myanmar yang dipantik kudeta militer pada 1 Februari 2021 memanas, Indonesia bersama Malaysia dan Singapura mendorong sikap tegas ASEAN dalam menyelesaikan isu di negara tersebut.
Sikap terbaru Pemerintah Indonesia disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Jepang, pekan lalu. Menlu Republik Indonesia Retno LP Marsudi mengatakan, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, 27 Juli 2022, Presiden Jokowi menyampaikan kekecewaannya karena tidak ada kemajuan signifikan dalam penerapan lima konsensus (5PCs) ASEAN di Myanmar.
”Semua perkembangan di Myanmar, termasuk hukuman mati terhadap tahanan politik, menunjukkan kemunduran. Bukan kemajuan dari implementasi 5PCs. Semua perkembangan menunjukkan tidak adanya komitmen junta militer Myanmar dalam mengimplementasikan 5PCs,” kata Retno, mengutip Presiden, pada 27 Juli 2022.
AFP/TANG CHHIN SOTHY
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi (tengah) dan Menlu kedua Brunei Darussalam Erywan Yusof (kanan) menyimak saat Menlu Kamboja Prak Sokhonn (kiri) berbicara pada pertemuan dengan Komisi HAM Antar-pemerintahan ASEAN dalam rangkaian Pertemuan Ke-55 Para Menlu ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Selasa (2/8/2022).
”Sudah lebih dari 1,5 tahun lima poin konsensus disepakati. Sudah waktunya ASEAN membahas kembali secara serius tidak adanya kemajuan signifikan atas implementasi lima poin konsensus,” kata Retno saat itu.
Pascaeksekusi empat aktivis prodemokrasi, Malaysia juga bereaksi terhadap junta militer Myanmar. Sikap yang sama diperlihatkan Singapura. Malaysia juga mendorong ASEAN lebih proaktif bertindak, termasuk melakukan hubungan formal dengan Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG). NUG diperkuat para tokoh politik Myanmar yang digulingkan junta pada kudeta militer 1 Februari 2021.
Saifuddin menilai tindakan junta mengeksekusi para aktivis demokrasi sebagai tindakan mengolok-olok lima poin konsensus, yang dirundingkan para pemimpin ASEAN di Jakarta. Konsensus adalah cara yang biasa ditempuh ASEAN. Organisasi regional ini tidak bisa menjatuhkan sanksi yang bersifat koersif kepada anggotanya yang dinilai tidak menghormati isi Piagam ASEAN.
”Elemen kunci dari kerangka kerja adalah harus ada proses akhir. Anda harus memiliki proses akhir. Apa proses akhir dari konsensus lima poin ini?” kata Saifuddin.
Menlu Singapura Vivian Balakrishnan menyebut eksekusi itu sebagai sebuah kemunduran besar bagi upaya ASEAN dalam menyelesaikan krisis Myanmar. Juru bicara Kemenlu Thailand, Tanee Sangrat, menyatakan, eksekusi itu memperburuk masalah dan situasi di Myanmar. (AP/AFP/REUTERS/MHD/SAM)