Doktrin Maritim Rusia Tetapkan AS-NATO sebagai Ancaman Besar
Presiden Vladimir Putin menandatangani doktrin maritim Rusia terbaru di St Petersburg, Minggu (31/7/2022). Dokumen itu menempatkan Amerika Serikat dan NATO sebagai ancaman besar bagi Rusia.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
MOSKWA, SENIN — Doktrin maritim Rusia terbaru menempatkan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO sebagai ancaman besar bagi negeri ”Beruang Merah”. Hal ini antara lain dilandaskan pada gencarnya upaya Amerika Serikat mendominasi samudra dunia dan meningkatnya aktivitas NATO guna membatasi akses Rusia ke dunia internasional.
Mengutip Kantor Berita Rusia, TASS, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani doktrin tersebut pada Minggu (31/7/2022), tepat pada Hari Angkatan Laut Rusia. Selanjutnya, doktrin baru yang terdiri atas 55 halaman tersebut diunggah pada portal informasi hukum Pemerintah Rusia.
”Tantangan dan ancaman besar terhadap keamanan nasional dan pembangunan berkelanjutan Federasi Rusia yang berkaitan dengan samudra dunia ialah arah strategis AS menuju dominasi di samudra dunia dan pengaruh globalnya pada proses internasional, termasuk yang terkait dengan penggunaan jalur transportasi dan sumber daya energi samudra dunia,” sebut dokumen itu.
Tantangan dan ancaman besar terhadap keamanan nasional dan pembangunan berkelanjutan Federasi Rusia yang berkaitan dengan samudra dunia ialah arah strategis AS menuju dominasi di samudra dunia dan pengaruh globalnya pada proses internasional.
Doktrin baru juga mengidentifikasi ekspansi infrastruktur militer NATO hingga ke perbatasan-perbatasan Rusia sebagai ancaman keamanan. Demikian pula dengan meningkatnya jumlah latihan militer NATO di laut-laut yang berdekatan dengan wilayah Rusia.
Rusia melalui doktrin baru itu juga menunjuk upaya-upaya AS dan sekutunya untuk membatasi akses Rusia pada sumber daya di samudra dunia. Upaya membatasi akses Rusia juga dilakukan terhadap jalur-jalur transportasi laut vital. Hal ini ditempuh Washington seiring target AS mencapai supremasi Angkatan Laut-nya.
Merespons ancaman tersebut, masih mengutip TASS, Rusia melalui doktrin maritim terbarunya menetapkan peningkatan kegiatan di kawasan Kutub Utara. Wilayahnya mencakup Pulau Spitsbergen, Daratan Franz Josef, Kepulauan Novaya Zemlya, dan Pulau Wrangel.
Pada saat yang sama, doktrin juga menetapkan prioritas strategis Rusia, yakni membangun kerja sama strategis dan maritim dengan India. Kerja sama dengan cakupan yang lebih luas juga akan dikembangkan dengan Iran, Irak, Arab Saudi, dan sejumlah negara di kawasan.
”Tujuan strategis dari kebijakan maritim nasional adalah sebagai berikut: meningkatkan kemampuan operasional (tempur) Angkatan Laut guna memastikan keamanan nasional Federasi Rusia dan melindungi kepentingan nasional di samudra dunia,” kata dokumen itu.
Doktrin juga menetapkan prioritas strategis Rusia, yakni membangun kerja sama strategis dan maritim dengan India. Kerja sama dengan cakupan yang lebih luas juga akan dikembangkan dengan Iran, Irak, Arab Saudi, dan sejumlah negara di kawasan.
Tujuan strategis lainnya ialah meningkatkan efisiensi dalam pertahanan dan perlindungan wilayah perbatasan maritim Federasi Rusia. Selanjutnya, dokumen menetapkan pembangunan industri pembangunan kapal-kapal besar di Timur jauh. Secara khusus untuk pembangunan kapal pengangkut pesawat tempur.
Mobilisasi infrastruktur militer NATO mendekati perbatasan Rusia bagi Kremlin, menurut doktrin maritim baru, tidak bisa diterima. Kegiatan ini masih menjadi faktor penentu hubungan Rusia-NATO, termasuk dalam membentuk doktrin maritim Rusia terbaru. Disebutkan dalam dokumen bahwa kegiatan NATO bertujuan untuk berkonfrontasi langsung dengan Rusia dan sekutunya.
Setelah menandatangani doktrin maritim baru, Putin mengunjungi Angkatan Laut Rusia di St Petersburg. Dalam pidato singkatnya, ia berjanji bahwa rudal jelajah hipersonik Zircon memiliki kekuatan militer untuk mengalahkan para aggressor potensial.
Mobilisasi Zircon ke kapal tempur Rusia, Admiral Gorshkov, akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan. Lokasi penugasan kapal bergantung pada kepentingan nasional Rusia.
”Kuncinya dalam hal ini adalah kapabilitas Angkatan Laut Rusia, yakni mampu merespons dengan kilat kepada siapa saja yang memutuskan melanggar kedaulatan dan kebebasan kita,” kata Putin.
Mobilisasi Zircon ke kapal tempur Rusia, Admiral Gorshkov, akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan.
Senjata hipersonik dapat meluncur sembilan kali kecepatan suara. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah melakukan sejumlah uji coba Zircon dari kapal perang dan kapal selam.
Rusia merupakan negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia setelah AS. Garis pantainya membentang sepanjang 37.650 kilometer, dari Laut Jepang ke Laut Putih, termasuk juga Laut Hitam dan Laut Kaspia.