Macon
Seorang pria warga Texas, Amerika Serikat, mendonasikan lukisan yang baru dibelinya dari pasar loak ke sebuah museum. Lukisan itu dibeli seharga 125 dollar AS atau sekitar Rp 1,8 juta. Belakangan, seperti dilansir laman UPI, Jumat (22/7/2022), diketahui ternyata itu lukisan karya pelukis ternama di Negara Bagian Georgia, Keith Bankston. Bankston meninggal dalam usia muda, 34 tahun, pada 1992.
William Pugh, pria pembeli lukisan yang sehari-hari bekerja sebagai asisten profesor pada Departemen Sistem Informasi dan Keamanan Siber Universitas Texas di San Antonio (UTSA) itu, menyerahkan lukisan karya Bankston tersebut ke Museum Amerika Afrika Tubman di Macon, Georgia, AS. Ia tahu museum itu mengoleksi sejumlah lukisan karya Bankston.
Lukisan yang didonasikan tersebut berjudul Hawa di Taman Mawar, karya Bankston tahun 1982. Lukisan ini menggambarkan cerita Alkitab tentang Hawa dan ular di Surga Eden. Dilukiskan, ular itu membelit tubuh Hawa sambil berbisik ke telinganya. Kisah ini dikenal dengan cerita kejatuhan Adam dan Hawa dari surga.
Seperti dikutip dalam laman UTSA, lukisan tersebut menarik perhatian Pugh saat dipajang untuk dijual di pasar loak, Mei lalu. Saat itu, Pugh dan istrinya sedang jalan-jalan di Covington, Georgia. ”Aku benar-benar menyukai (lukisan) ini. Namun, lukisan seperti ini, oleh pelukis terkenal di Georgia, akan lebih bermanfaat jika berada di museum di Georgia agar semua orang bisa menikmatinya,” tutur Pugh.
Tanpa berlama-lama, ia menemui Jeff Bruce, direktur pameran pada Museum Tubman, untuk menyumbangkan lukisan tersebut. Pengelola museum jelas senang. Lukisan karya Bankston itu tiba di Museum Tubman, 20 Juli 2022.
Pengelola museum belum menetapkan taksiran harga sebenarnya lukisan tersebut. ”Meski harganya jauh lebih mahal pun, saya selalu cenderung untuk mendonasikannya,” kata Pugh. Alasannya, masyarakat umum berhak menikmatinya.
Pugh juga tahu diri. ”Memasangnya di kantor atau kamar tidur di rumah bukan tempat yang pantas (untuk lukisan itu),” ujarnya. Setelah mendonasikan lukisan Bankston, Pugh mengaku akan terus jalan-jalan dan berkeliling ke pasar loak-pasar loak. Di sela-sela tumpukan barang-barang bekas, tak jarang ditemukan benda berharga yang tak ternilai harganya.