logo Kompas.id
InternasionalAS Perlu Strategi Baru di Asia...
Iklan

AS Perlu Strategi Baru di Asia Tenggara dan Afrika

China merangkul 143 dari hampir 200 negara lewat Inisiatif Sabuk dan Jalan. Rivalitas dengan China adalah prioritas strategis AS. Siapa pun presiden AS, rivalitas itu akan tetap jadi prioritas.

Oleh
KRIS MADA
· 4 menit baca
Foto dokumentasi bertanggal 9 November 2017 ini memperlihatkan bendera Amerika Serikat berkibar di dekat lambang nasional China dalam upacara penyambutan kunjungan Presiden AS Donald Trump di luar Gedung Balai Agung Rakyat, Beijing, China.
AP PHOTO/ANDY WONG, FILE

Foto dokumentasi bertanggal 9 November 2017 ini memperlihatkan bendera Amerika Serikat berkibar di dekat lambang nasional China dalam upacara penyambutan kunjungan Presiden AS Donald Trump di luar Gedung Balai Agung Rakyat, Beijing, China.

Sekeras apa pun berusaha disangkal, faktanya Amerika Serikat terlibat perang dingin dengan China. Palagannya tersebar di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Penggunaan strategi perang dingin perlu dipertimbangkan jika Washington mau memenangi perang ini.

Bagi peneliti senior Brookings Institution, Rush Doshi, rivalitas Beijing-Washington saat ini mirip rivalitas AS-Jerman pada awal abad ke-20. Kala itu, Berlin mencoba mengubah tatanan global yang didominasi London-Washington. Ada pencurian teknologi, upaya menata ulang sistem keuangan global, hingga persaingan infrastruktur.

Editor:
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000